006

3.5K 421 22
                                    

SATU MINGGU KEMUDIAN...

Rapat pertama dengan kantor pusat Riser Entertaiment berjalan dengan lancar. Kantor pusat merasa puas dengan hasil yang sekarang dan itu membuat tim URANUS2324 sedikit bernafas lega karena bisa melanjutkan project yang masih berjalan dua puluh persen ini.

Berkat para tim yang bekerja sama, mereka mendapatkan orang-orang ternama untuk bekerja sama. Seperti halnya dengan Film, karyawan baru yang berhasil mendapatkan penulis skenario ternama.

"Bagaimana kamu bisa mendapatkan kontak dengan Khun Aon? Metode apa yang kamu gunakan?"

"Saya hanya menulis surat dan mengatakan jika bakatnya sangat di butuhkan untuk project ini." jawab Film.

"Menakjubkan! Rupanya pendekatan klasik seperti ini masih bekerja di zaman sekarang." puji Freen kepada Film.

Tidak seperti Film yang merasa senang, Namtan merasa sedih. Bukan karena ia kalah dengan Film tapi karena usahanya yang juga membantu project ini untuk memperkenalkan kepada orang-orang penting seperti tidak ada yang memuji dan menghargai.

Becca yang melihat Namtan sendirian berdiri di dekat jendela langsung menghampirinya.

"Kami mendapatkan Khun Billkin dan Khun Mew berkatmu. Saya sangat menghargai usaha anda..." ucap Becca lalu berjalan meninggalkan Namtan.

"Khun Becca..." Namtan merasa tersentuh dengan ucapan yang Becca berikan. Namtan tak menyangka orang secuek Becca bisa memujinya seperti tadi.

.
.
.
.

Selesai rapat, Freen pergi ke cafe untuk menunggu kedatangan neneknya dari Chiangmai. Freen memainkan ponselnya sambil menunggu dan tersenyum tipis ketika hasil rapat mendapatkan nilai 70 untuk melanjutkan project URANUS2324.

"Freen..."

Freen menoleh ketika mendengar seseorang memanggil namanya. Ia melihat sang nenek bersama Jorin masuk dari pintu cafe dan berjalan menghampirinya.

"Lama sekali tidak bertemu.." ucap sang nenek yang duduk di depan Freen.

"Jorin, kenapa kamu ada disini?" tanya Freen.

"Nenek memintaku untuk menjemputnya karena dia bilang kamu sedang sibuk bekerja." jawab Jorin.

"Seharusnya tidak perlu merepotkan Jorin seperti itu, Nek." balas Freen yang merasa tak enak.

"Sama sekali tidak merepotkan. Aku melakukannya dengan senang hati.." jawab Jorin.

"Lihatlah, betapa beruntungnya kamu memiliki Jorin. Dia adalah orang yang sangat cocok untukmu, kenapa kalian tidak menikah?" ucap sang Nenek.

"Sudah kukatakan Jorin dan aku hanya berteman baik, Nek."

"Berawal dari teman biasa akan menjadi teman hidup.."

"Untuk saat ini kami lebih baik menjalin hubungan seperti ini dan aku tidak ingin memberikan banyak tekanan pada Freen." ucap Jorin.

"Terima kasih sudah sabar dengan sikap Freen.."

"Tidak perlu mengatakan terima kasih, Nek." balas Jorin sambil tersenyum.

"Nenek yakin dia akan membuka hatinya untukmu atau mungkin sudah membuka hati namun malu untuk mengatakannya..."

"Nenek.." gumam Freen sambil memasang wajah datarnya.

Jorin dan sang Nenek hanya terkekeh mendengar respon Freen bahkan Freen hanya bisa memasang wajah datar dengan sedikit senyuman di depan sang Nenek.

--//--//--

"Mama, ayo bermain..."

"Maaf Emily, mama sedang bekerja mungkin nanti, oke?"

ONCE AGAIN ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang