008

3.4K 415 9
                                    

"Jadi belum ada kabar dari William?"

Becca menggeleng pelan, rasanya ia ingin menyerah karena hidup mengurus pekerjaan dan mengurus Emily sekaligus. Sudah hampir seminggu William pergi dari rumah dan tidak memberikan kabar.

"Lalu bagaimana kamu menghadapi semua ini? Bukankah kamu bilang tidak pernah mengurus pekerjaan rumah dan Emily?" tanya Irin penasaran.

"Freen menawarkan dirinya untuk membantuku dalam mengerjakan pekerjaan rumah dan mengurus Emily.."

"Huh?"

"Aku menerima tawarannya dan dia datang kerumah setiap hari terkadang dia juga menginap."

"Kenapa baru memberitahuku? Bukankah kamu sangat membenci Freen dan bagaimana bisa Freen menjadi sangat baik padamu?" Irin terus melontarkan pertanyaan yang membuatnya penasaran.

"Aku tidak tahu. Jika diingat aku memang membencinya tapi sikap baiknya padaku membuatku bertanya kepada diri sendiri kenapa membencinya.."

"...."

"Aku membencinya karena perselingkuhan yang dia lakukan enam tahun lalu..."

"Mungkin dia melakukan ini semua untuk menebus rasa bersalahnya padamu makanya dia melakukan hal baik.." ucap Irin.

"Benar juga.." Becca mengaduk kopinya lalu meminumnya sedikit. Entah kenapa Becca merasa baru menyadari ada sesuatu yang janggal.

"Ngomong-ngomong, aku sudah mendapatkan kontak Jorin."

"Jorin?" tanya Becca, ia menjadi bersemangat menatap Irin. "Apa yang dia katakan soal Freen?"

"Aku tidak bertanya soal itu dan hanya bertanya hal dasar." jawab Irin. "Jika kamu mau, aku akan memberikan kontaknya."

Becca melihat pesan masuk dari Irin yang memberikan kontak Jorin. Ia menatap ponselnya sejenak lalu tersenyum kearah Irin.

"Terima kasih.."

Becca beruntung memiliki teman seperti Irin. Karena Irin selalu membantunya dalam keadaan apapun termasuk membantu dirinya mendapatkan informasi tentang Freen.
.
.
.
.

Sesampainya di kantor, Becca sudah melihat beberapa berkas bertumpuk diatas mejanya. Ia duduk di kursinya lalu memeriksa satu persatu berkas itu, tidak ada waktu lagi untuk bersantai karena waktu semakin dekat dengan atasannya yang akan datang ke Thailand.

"Khun Orn."

"Ya, Khun Becca?" Orn menjawab panggilan Becca dan langsung berdiri dari kursinya untuk menghampiri Becca.

Becca berdiri dari kursinya lalu melemparkan sebuah berkas ke depan Orn. "Saya ingin kamu memperbaikinya lagi.."

"M...Memperbaiki?" Orn memungut berkas dilantai dan melihat berkas itu lagi. "Bukankah saya sudah mengerjakannya sesuai arahan Khun Becca?"

"Ya. Tapi saya ingin kamu memperbaikinya lagi.."

"Tapi..."

Becca mengambil berkas itu dari tangan Orn. "Pekerjaanmu sudah sempurna.." mata Becca menatap kearah Orn. "Tapi saya ingin yang lebih sempurnya.." ucapnya sambil merobek berkas-berkas tersebut di depan Orn.

Orn hanya bisa meneteskan air matanya. Berkasnya kini telah hancur menjadi serpihan kertas dan sudah pasti ia harus mengerjakannya dari awal lagi.

--//--//--

Sepulang kerja Becca menyempatkan diri untuk menjemput Emily di sekolah tapi gadis kecilnya itu tidak ingin langsung pulang dan mengajak Becca untuk pergi ke taman bermain.

ONCE AGAIN ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang