015

3.4K 333 7
                                    

Rebecca terbangun akibat cahaya matahari yang masuk melalui celah jendela. Matanya mengerjap dan melihat ke sekeliling, rupanya ia menyadari sedang berada di apartemen Freen.

Bibirnya tersenyum ketika melihat wajah Freen yang masuh tertidur pulas. Tidurnya semalam sangat nyenyak karena Freen memeluknya, tangan Becca terulur untuk menyentuh pipi Freen dan mengusapnya dengan lembut. Lima tahun berpisah tidak mengubah sedikitpun perasaannya pada Freen dan kini malah perasaan cinta itu semakin besar.

Sebuah ide muncul di kepala Becca, perlahan ia meninggalkan tempat tidur dan keluar kamar menuju dapur.

"Mari kita lihat, apa yang bisa aku masak.."

Becca membuka kulkas, mengambil barang-barang yang ia perlukan untuk membuat sarapan pagi ini. Langkah pertama Becca mencuci semua bahan masakan lalu memotong beberapa bahan dan memasukkannya ke dalam wajan.

Rupanya aroma wangi yang di hasilkan oleh masakan Becca sukses membuat Freen membuka matanya dan duduk diatas kasur sebentar untuk mengumpulkan nyawanya yang masih berada di dunia mimpi. Ia keluar dari kamar dan tersenyum melihat Becca yang sedang sibuk memasak di dapur.

"Good Morning.." Freen menyapa Becca sambil melingkarkan tangan di pinggang Becca untuk memeluknya dari belakang.

"Good Morning.." balas Becca, tangannya memegang tangan Freen yang berada di perutnya.

"Apakah tidurmu nyenyak?" tanya Freen sambil menyandarkan dagunya di bahu Becca.

"Tentu." Becca berbalik menghadap Freen dan mengalungkan tangannya di leher Freen, "Tidurku sangat nyenyak karena kamu memelukku."

"Syukurlah jika kamu tidur dengan nyenyak.."

Becca menangkup pipi dan mengecup bibir Freen sebentar, "Mandilah, aku harus menyelesaikan masakanku untuk kita sarapan.."

"Oke, aku mandi dulu..." jawab Freen. Saat ingin menuju kamar mandi tiba-tiba ponsel milik Freen berbunyi, ia merogoh kantong celananya dan melihat panggilan masuk.

"Siapa?" tanya Becca sambul menatap penasaran kearah Freen.

"Namtan, aku harus berbicara dengannya sebentar." jawab Freen yang langsung masuk kedalam kamar.

Becca mengerutkan keningnya, "Jika itu Namtan kenapa tidak bicara disini saja?" gumamnya. Ia sedikit tidak percaya jika orang yang menelpon Freen adalah Namtan.

.
.
.
.

"Makanan sudah siap."

Becca berbicara kepada Freen yang baru saja keluar kamar dengan pakaian yang sudah rapi.

"Biar kulihat, apa yang kamu masak untuk sarapan?" Freen berjalan mendekat ke meja dan melihat hidangan yang Becca sajikan. "Bukankah ini makanan kesukaanku?"

"Ya, ini adalah masakanku yang sangat kamu sukai. Aku memasaknya kembali untukmu.."

"Aku tidak sabar mencobanya!" Freen langsung duduk dan mengambil piring untuk mencicipi masakan yang Becca masak.

Becca ikut duduk disamping Freen, ia ikut mengambil piring dan menaruh beberapa lauk di piringnya dan piring Freen.

"Selamat makan~~"

Becca tidak langsung makan melainkan ia melihat kearah Freen yang sedang mencicipi masakannya, "Bagaimana rasanya?" tanya Becca, wajahnya dipenuhi ekspresi antisipasi menunggu jawaban Freen.

"Rasanya sangat enak sama seperti dulu kamu pertama kali memasaknya untukku." jawab Freen di sertai senyuman.

"Benarkah? Aku akan mencobanya." Becca menyuap sesendok makanannya dan menyipitkan matanya. "Rasanya asam, kenapa kamu bilang enak?"

ONCE AGAIN ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang