011

3.8K 406 18
                                    

Jam menunjukkan pukul tujuh pagi tapi William sudah disibukkan dengan berbagai pekerjaan rumah seperti biasanya. William mengawali hari dengan menyiapkan peralatan Emily untuk bersekolah lalu menyiapkan makanan untuk sarapan.

Tap... Tap... Tap...

Langkah kaki terdengar menuruni tangga rumah, William menoleh kearah sosok Rebecca yang berjalan menuruni tangga sambil memainkan ponselnya.

"Aku harus pergi sekarang.." ujar Becca sambil berjalan menuju meja kerjanya.

"Sebelum itu.. aku ingin meminta maaf padamu."

"...."

"Maaf karena meninggalkanmu dan Emily, aku hanya membutuhkan waktu untuk menenangkan diri soal..."

"Kenapa kamu pergi? Untuk membuktikan jika aku tidak bisa tanpamu?" tanya Becca memotong ucapan William.

"Aku tidak ada maksud seperti itu.."

"Lakukan tugasmu dengan baik jika kamu masih ingin hidup seperti ini. Beruntung ada Khun Freen yang membantuku, jika tidak aku mungkin sudah melaporkanmu ke Ibuku dan lihat saja nasibmu setelah itu."

"Maafkan aku sekali lagi.." William membungkukkan badannya di depan Becca.

"Tidak ada yang perlu kita bicarakan lagi kan? Aku harus pergi bekerja.."

"Apa kamu tidak sarapan dulu?" tanya William.

"Tidak." jawab Becca singkat, ia sedikit membanting pintu rumah ketika keluar rumah.

William hanya bisa menghela nafas beratnya. Padahal William ingin memberi tahu alasannya pergi karena beberapa tekanan yang diberikan oleh Ibu Rebecca dan pergi untuk menenangkan diri.

.
.
.
.

Ding.. Dong.. Ding.. Dong..

Suara ketukan pintu yang terdengar berulang membuat Freen menutup telinganya menggunakan bantal. Matanya sedikit terbuka, melihat jam yang masih menunjukkan pukul tujuh pagi.

"Siapa sih yang datang? Mengganggu saja." gerutu Freen, ia bangkit dari kasurnya dan berjalan keluar kamar dengan mata sedikit terbuka.

Tangannya meraih gagang pintu untuk membukakan pintu utama apartemennya. Di depan pintu terlihat sosok Jorin berdiri dengan melipat kedua tangan di depan dada.

"Bisakah kamu menekan bel dengan pelan?" keluh Freen.

"Akhirnya.." Jorin langsung masuk kedalam apartemen ketika pintu itu terbuka. "Darimana saja kamu? Kamu tidak mengangkat panggilanku bahkan saat aku datang kesini selama seminggu ini kamu tidak berada disini."

"Aku sedang sibuk mengerjakan project dan terkadang aku menginap dirumah teman." jawab Freen dengan santai sambil bersandar pada dinding.

"Teman? Siapa? Rebecca?"

"Kamu tidak perlu tahu tentang itu."

"Kenapa? Kamu juga tidak memberitahuku jika Rebecca adalah Bossmu yang baru? Apa ada hal lain lagi yang belum kamu kasih tau ke aku?"

Freen memijit keningnya sendiri, ia merasa pusing dengan semua pertanyaan dan omelan yang Jorin lontarkan kepadanya pagi ini.

"Hal itu tidak penting untuk keberitahu kepadamu.. Lagipula tidak ada yang perlu kamu khawatirkan tentang itu."

"Ingatlah Freen jika Becca sudah memiliki suami dan anak."

"Aku tahu. Makanya sudah ku katakan tidak ada yang perlu kamu khawatirkan. Hubunganku dengannya sudah lama berakhir."

ONCE AGAIN ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang