"Kakak habis datengin wanita yang udah nyelakain mama, 'kan?"
Kalimat Gema berhasil membuat Apin menghentikan langkahnya. Dengan dahi berkerut cowok itu menoleh menatap adiknya.
"Kakak habis pulang sekolah."
Gema menggeleng dan berjalan mendekati Apin. Netranya menatap begitu lekat hingga membuat Apin terheran-heran.
"Beneran! Kakak pulang sekolah, tadi ada ekstra," tutur Apin. Niatnya tidak ingin membuat Gema khawatir.
"Kakak bisa bohongin papa, tapi nggak bisa kalau sama aku," sahut Gema.
Akhirnya Apin pun menyerah dan menatap Gema dengan pandangan penuh selidik. "Kamu ngikutin kakak ya?"
Cowok berseragam SMP itu menggeleng. "Aku nggak cukup ongkos kalau harus ngikutin Kakak sampai ke kota."
Apin nampak berpikir. Ia tak ingin percaya dengan apa yang Gema ucapkan. Namun anak itu selalu berbicara apa adanya. Apin tahu, Gema tak pernah berbohong dan lebih baik diam.
Sembari meraih ranselnya di sofa, Gema kembali menatap Apin sebelum beranjak ke kamar. "Jangan suruh dia mati, Kak. Nanti kamu menyesal."
Ini anak beneran ngikutin gue? batin Apin sembari menatap punggung adiknya yang mulai menjauh.
"Udah dibilang kalau aku nggak cukup ongkos buat ngikutin Kakak!"
Kalimat Gema yang seakan tahu isi hatinya, kembali membuat Apin tercengang.
"Kamu cenayang ya, Gem?!"
🌱
"Atlan, ayo makan!" Calla menggerakkan tangannya ke udara, meminta Atlan untuk segera menghabiskan makanan yang disiapkan Stella.
"Tidak mau. Kakak sa-sa-saja yang makan," sahut Atlan mengabaikan tatapan kesal dari Stella.
"Atlan kamu--"
Cowok itu membuang napas berat dan memilih beranjak dari meja makan. Moodnya benar-benar memburuk setelah sang ibu menjelaskan alasan Fairy dikeluarkan dari tempat kerjanya.
Stella berdecak. Ia merasa semakin hari, Atlan susah untuk diberi nasihat. Namun mau semarah apapun, Stella tak mau membiarkan putranya menahan lapar hanya karena dirinya.
"Calla, makan sendiri dulu atau ikut bunda ke kamarnya Atlan?" tanya Stella.
Gadis itu menggeleng dan kembali menggerakkan tangannya ke udara. "Aku mau makan di sini."
Stella mengangguk dan segera meraih piring Atlan. "Bunda ke kamar adik kamu dulu, jangan lupa habis makan terus belajar."
Calla mengacungkan jempolnya sebagai jawaban.
Di dalam kamar, Atlan menggulung diri dalam selimut sembari menatap gantungan kunci pemberian Ridan. Wajah cowok itu terlihat muram, hatinya sudah terlanjur muak karena dikekang.
"Atlan, bunda masuk boleh?" Suara Stella dari balik pintu, membuat Atlan buru-buru menyembunyikan gantungan kunci tersebut di bawah kasur.
Tanpa menyahut panggilan dari Stella, Atlan memilih untuk pura-pura tidur.
Tak lama, pintu kayu tersebut bergeser dan terlihat Stella yang datang dengan sepiring makanan.