"Krisna, buruan larinya dicepetin!"
"Lo nggak nyadar badan lo berat banget?"
"Bisa-bisanya lo ngatain gue berat! Rasain nih!"
Krisna meringis saat kepalanya dipukuli oleh Xena, yang berada dalam gendongan punggungnya.
Suara peluit dari petugas satpoll pp, mulai tak terdengar. Kini Krisna harus mencari tempat sembunyi untuk sementara.
"Di sana aja, Na!" Xena menunjuk beberapa mobil yang terparkir.
"Oke!" Krisna segera menuju ke tempat yang dimaksud Xena dan bersembunyi di belakang mobil tersebut.
Gadis itu segera turun dari punggung Krisna dan melepaskan sandal jepitnya untuk dijadikan alas duduk.
"Makanya kalau kangen gue tau tempat! Ikutan dikejar, 'kan lo!" ejek Krisna dengan tampang tengilnya.
Mendengarnya membuat Xena membelalakkan matanya. Bisa-bisanya di keadaan genting seperti ini, Krisna dengan percaya dirinya mengatakan hal seperti itu.
"PD banget! Gue mau nagih duit!" elak Xena.
Krisna tersenyum dengan sorot mata jahil. Namun tangannya bergerak merogoh saku untuk mengeluarkan beberapa lembar uang.
"Ini ayah cuma bisa kasih segini buat Bunda. Jangan boros-boros ya! Inget, kita lagi ngumpulin duit buat beli pulau."
Kalimat Krisna yang absurd membuat Xena praktis tergelak. Cowok itu memang tak pernah menunjukkan rasa kesal akibat dirinya selalu datang untuk menagih hutang.
"Oh iya, Bunda mau sesuatu juga nggak?" tanya Krisna.
"Apasih, Na?! Geli banget gue!" Xena bergidik ngeri.
Cowok itu tergelak dan merogoh sakunya untuk mengeluarkan sesuatu.
Sebatang cokelat. Namun terlihat seperti sudah dibuka. Apakah Krisna mau pamer?
"Buat lo." Krisna menyodorkan batang cokelat tersebut untuk Xena. Tangannya bergerak untuk menggaruk kepalanya. "Gue rasain dulu, kalau ada racunnya biar gue yang keracunan duluan."
Gadis itu kembali mencibir. Namun tangannya bergerak untuk menerima pemberian Krisna. Entah mengapa pipinya terasa memanas.
"Selamat sore, sugeng sonten, good afternoon, guys! Hari ini gue habis dikejar-kejar satpol pp. Asik coy! Gue berasa masuk ke dunia run away. Sayangnya nggak dapet koin, tapi dapet hidayah. Apa itu? Capek!" Tanpa sadar Krisna bersandar di bahu Xena sembari mengangkat ponselnya di depan wajah.
"Azurapwalingmaniez. Kak itu siapa?" Krisna mengernyitkan matanya untuk membaca komen dari beberapa penonton live absurdnya.
Cowok itu mendongak menatap Xena yang terlihat tak peduli. "Maunya sih calon pacar, tapi takut putus. Calon istri aja deh!"
Kalimat yang keluar dari mulut Krisna. Berhasil membuat Xena menghentikan kegiatannya untuk mengunyah cokelat.
🌱
"Tante ...."
"Duduk dulu." Stella mempersilahkan Fairy untuk duduk di hadapannya.
Gadis itu mengangguk dan segera menarik kursi di hadapannya.
"Sebelumnya kamu pernah bilang, kalau kerja di sini buat biayain berobat adik kamu."
Fairy mengangguk. Entah mengapa, perasaan gadis itu mulai tak baik-baik saja ketika menatap sorot mata Stella.
"Asal kamu tau, saya paling benci dengan kebohongan. Belajar dari masa lalu, saya kehilangan semuanya akibat kebohongan. Jadi saya minta, kamu jawab sejujurnya dari pertanyaan saya. Ngerti?" jelas Stella.