🌱 5

264 8 17
                                    

"Kamu selingkuhin aku, Mas! Kurang apa aku ini? Bahkan satu kampung panggil aku dengan sebutan kembang desa!"

"Kamu salah paham, Ayu! Aku nggak pernah selingkuhin kamu!"

"Bohong! Nyatanya aku bisa mencium bau parfum cewek di mobil kamu!"

"Nah loh, mampus kan! Makanya punya bini cantik itu harus dijaga hatinya. Kembang desa loh!" ujar Pian saat menyaksikan perseturuan antara suami dan istri di layar ponsel.

"Kamu lupa kalau aku sopir taksi?!"

"Sama aja, kalau cowok bawa cewek lain itu namanya selingkuh. Kalau cewek jalan sama cowok lain namanya kebetulan!" Pian ikut menimpali dengan bekal materi yang entah didapat dari mana.

"Ngaco banget lo! Kapan cowok menang kalau gini?" celetuk Apin yang duduk di sebelahnya sembari memantulkan bola basket.

"Emang cowok pernah menang?" sahut Pian setelah mematikan layar ponselnya.

Apin mengangkat kedua bahunya sebagai respon. Matanya mencari keberadaan kedua temannya yang belum tiba di lapangan basket, padahal 15 menit lagi latihan dimulai.

"Atan sama Krisna kemana?" tanya Apin.

Pian mengangkat kedua bahunya, "Nggak tau, nggak megang ekornya."

"Lo pikir mereka apa'an?" Apin tergelak. Pandangannya kali ini jatuh pada Pipit yang sedari tadi nampak serius menatap layar ponselnya. "Nonton apa lo, Pit? Kok nggak ada suaranya?"

Mendengar Apin memanggilnya, Pipit buru-buru menurunkan kecerahan layar ponselnya.

"Kepo banget, gue lagi balesin chat," jawab Pipit dan kembali menundukkan kepalanya.

Es kul-kul Uni Bakwan
Es kul-kul Uni Bakwan
Es kul-kul Uni Bakwan
Es kul-kul Uni Bakwan

Pian dan Apin kompak mendongakkan wajahnya dan mendapati Krisna yang telah tiba sembari menari-nari di depan mereka.

Es kul-kul Uni Bakwan
Es kul-kul Uni Bakwan

"Anjay! candu banget lagu––heh! Ngapain lo berdua liatin gue kayak gitu?" Krisna berkacak pinggang saat menyadari dirinya sedari tadi tengah ditatap oleh Pian dan Apin.

"Nggak ... lanjutin aja kegila'an lo!" sahut Apin sembari mengibaskan tangannya ke arah Krisna.

Dikatakan gila, tentu saja Krisna tak terima. Ia hampir memukul kepala Apin jika tak mendengar suara Atlan dari belakang.

"Teman-teman!" panggil Atlan sembari berlari menghampiri teman-temannya.

Melihat Atlan yang telah tiba, membuat Pipit buru-buru menyudahi menonton film dewasa dan beranjak menghampiri mereka.

"Habis dari mana lo, Tan? Kita udah nungguin dari tadi," tanya Pian.

"Maafkan saya teman-teman, tadi sa-sa-saya membantu ibu Nurani untuk membawa buku ke perpustakaan," jelas Atlan dengan napas tersenggal-senggal.

Melihat itu, Apin meraih botol air yang masih tersegel dan memberikannya pada Atlan. "Minum dulu, capek kan? Kenapa nggak manggil kita buat bantuin juga?"

"Bukunya hanya sedikit," jawab Atlan sembari menerima botol yang diberikan Apin. "Terimakasih, Apin."

"Oke, karena Atlan udah sampai, sekarang kita latihan kecil-kecilan dulu buat masukin bolanya ke dalam ring," ucap Krisna lalu meraih bola basket yang berada di samping kakinya. "Seperti biasanya, biar Atan dulu yang mulai," lanjutnya sembari melempar bola basketnya ke arah Atlan.

Steal HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang