19. Juna: Tama

1 1 0
                                    

Day 19: Buatlah tokoh cerita hari ke-3 kalian bertemu dengan tokoh cerita hari ke-15!

Day 19: Buatlah tokoh cerita hari ke-3 kalian bertemu dengan tokoh cerita hari ke-15!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Juna tahu benar sifat Tama. Teman sebangkunya itu memang cenderung kalem, tapi tidak sependiam belakangan ini. Beberapa kali Juna memergokinya tengah melamun, entah memikirkan apa. Akan terkejut dengan bahu mencelat saat seseorang memanggil. Awalnya, Juna kira itu biasa saja. Mungkin Tama sedang ada masalah. Bisa dibilang, Tama memang tipikal yang cukup tertutup. Tidak mudah membagikan cerita kepada orang lain, termasuk Juna sekalipun.

"Psst! Tam!" Juna menyikut lengan Tama yang bertumpu di meja.

Tama tampak kaget. Matanya refleks menoleh pada Juna. "Ya?"

Juna mengarahkan dagu ke depan kelas. Di sana, guru matematika mereka sudah menunggu jawaban Tama terkait soal nomor dua di papan tulis. Dilihatnya Tama hanya meringis sebelum meminta maaf, berujung kena semprot cukup pedas agar Tama bisa fokus saat kelas. Cuci muka atau sekalian saja tidak usah mengikuti pembelajaran, katanya.

"Mau kutemani?" Juna menawarkan diri saat Tama permisi keluar.

Tama menggeleng, tersenyum. "Enggak usah. Terima kasih, Jun."

Dan, Tama pergi begitu saja setelah izin pada guru.

"Juna."

Guru memanggil namanya. Juna mendongak. "Ya, Bu?"

"Temani Tama. Wajahnya kelihatan pucat. Ajak ke UKS kalau memang diperlukan."

Nadanya sarat akan perintah. Juna tidak punya pilihan meski Tama menampik tawarannya barusan. Dengan cepat ia berdiri lalu keluar kelas. Menuju kamar mandi khusus cowok. Tinggal lurus saja lalu belok kanan saat menjumpai belokan. Dan, ya, Tama ada di dalam. Tengah membasuh muka.

"Juna?"

"Disuruh Bu Maya." Juna mengangkat bahu. "Kamu baik-baik aja?" tanyanya.

"Ya, enggak apa-apa." Tama tersenyum. "Maaf bikin khawatir. Ayo kita kembali ke kelas."

"Sebenarnya," sela Juna. "Bu Maya kasih saran biar kamu ke UKS. Wajahmu agak pucat."

Tama menyentuh pipi. "Iya, kah?"

"Sedikit." Juna mengamini. "UKS?"

"Sebenarnya enggak perlu." Tama menggeleng. "Kecuali, kalau kamu mau bolos denganku di UKS."

Juna tertegun. Tama anti sekali dengan yang namanya melewatkan kelas. Namun, tak urung dia tersenyum juga. "Sure."










Imperfect PrincesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang