بسم الله
Saat ini Azzam dan Farzan sibuk mencari Aura di area pasar yang di datangi Aura tadi."Assalamu'alaikum, permisi, buk. apa ibu ada liat perempuan bercadar navy dan memakai abaya dengan warna yang sama?" Tanya Azzam dengan seorang penjual.
"Wa'alaikumsalam, tidak, nak. saya tidak melihatnya" Jawab ibu penjual.
Azzam yang mendengar itu menghela nafas berat, kekhawatiran nya semakin menjadi-jadi di karenakan tak menemukan istrinya disini.
"Baik, terimakasih banyak buk. kalau begitu saya permisi dulu, assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumsalam"
Azzam berlalu pergi dan menghampiri Farzan yang juga sibuk menanyai pedagang dan pengunjung di pasar.
"Gimana, zam? sudah ada info?" Tanya Farzan yang di balas gelengan oleh Azzam.
Farzan yang melihat itu menjadi khawatir dengan Azzam, dirinya cukup tau bagaimana perasaan sepupunya saat ini.
"Jangan khawatir, kita cari terus sampai menemukan petunjuk" Ucap Farzan alih-alih menyemangati Azzam.
Azzam mengangguk dan tersenyum tipis.
******
Di ruangan yang gelap dan hanya di terangi oleh 1 lilin yang menyala, terlihat bahwa seorang wanita terduduk lemas di bangku dengan kedua tangan nya yang di ikat dan mulut yang di tutupi oleh kain.
sayup-sayup mata wanita itu terbuka lemah, rasa pusing yang menjalar di kepala sungguh membuat dirinya tak mampu bergerak.
"G-gelap..."
"Aku d-dimana? kenapa gelap b-banget? dan kenapa tangan dan mulut ku di ikat?!" Batin wanita itu.
"Hmmphhh!!" Wanita itu mencoba berteriak mengeluarkan suara, namun nihil, suara nya benar-benar tidak keluar.
Tek!
Lampu ruangan itu menyala terang, mata wanita itu mengerjap-ngerjap menyesuaikan sinar lampu. namun dirinya mendapati seorang pria bertubuh besar berada tepat di hadapannya.
"Wah si sok alim udah bangun ternyata" Ucap pria itu sembari berjongkok di depan nya.
Tubuh wanita itu bergetar hebat, dirinya takut, sangat takut! pria di hadapannya ini semakin mendekatkan wajah nya ke wajah wanita itu.
"Aura, lo Aura si sok alim padahal perebut lakik orang itu, kan?"
"Apa katanya? perebut lakik orang? apa maksud pria ini?" Batin Aura bingung.
Pria itu mencengkram kuat rahang Aura yang tertutupi cadar.
"Lo ga pantas pakai cadar!" Ucap pria itu yang hendak menarik cadar milik Aura. namun, belum sempat tertarik, terdapat seorang wanita berjalan dan berhenti di belakangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lentera Takdir Kita [ON GOING]
Teen FictionWAJIB FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA :3 "Saya akan menepati janji saya 5 tahun lalu Ning" "A-apa janji itu?" Gumam Aura. sedih banget banyak yg cuma baca tapi ga vote + ga ngefollow 😞 ayoo di vote + follow dulu baru di baca! biar saya makin...