👶7. Anaya, tidak punya pilihan

3.5K 216 6
                                    

2329 kata

Happy reading all😋

🖤

Setelah pertemuan dengan Albert yang tak lain adalah ayah dari Max, Anaya selalu menghubungi mami nya setiap saat. Takut kalau pria itu melakukan niatnya. Karena hampir seminggu ini Naya menghindari bertemu yang namanya Alkinson

Mengenai Max, Naya tidak peduli. Mungkin hanya perasaannya saja tapi belakangan ini Max kedapatan memperhatikannya saat kebetulan lewat di ruang karyawan atau berpapasan dijalan

Dan perutnya masih saja mual, sehari bisa sampai lima kali bulak balik toilet. Tubuhnya juga terasa hangat.

Beruntungnya Naya, hari ini perusahaan melakukan kerjasama dengan industri perfilm-an. Perusahaan dijadikan lokasi syuting untuk drama yang akan tayang tahun depan

"Gila, ga nyangka dalam 26 tahun hidup gue bisa ketemu Genta"

"Genta siapa?"

Sebelah alis Chelsea terangkat. Dia tau Naya itu ketinggalan jaman. Tapi sekelas Genta, aktor paling terkenal di tahun ini pun dia tidak tau

"Lo pernah baca berita ga si?"

"Berita gempa bumi, tsunami, pemilu pernah"

"Serah"

Naya merasa tidak ada yang salah dengan perkataannya. Memang di rumah dia selalu menonton berita yang menampilkan bencana alam, politik negara, ekonomi masyarakat bersama Mami. Selain itu Naya juga sering menonton drakor, drachin, dan melihat kabar terbaru dari bias nya. Tapi Naya tidak ambil pusing. Dia meminum teh hangat yang barusan dibuat

Naya bersama karyawan lain sedang duduk di kantin. Memperhatikan kru lalu lalang mempersiapkan syuting

Syuting bisa dilakukan di gedung  perusahaan ini berkat hubungan baik ceo mereka dengan sutradara film. Hal ini juga bagus untuk mengangkat nama perusahaan yang Naya tempati

"Denger denger film nya tentang cinta pertama gitu. Nanti Genta yang jadi tokoh utama cowok ketemu lagi dengan cinta pertama nya di perusahaan ini" jelas Siti

"Trus mereka hidup bahagia selamanya. Gitu?"

"Kalo lo yang buat film iya. Gue yakin kaga ada yang nonton" Siti mencibir

Seharian mereka belum bisa kembali ke meja masing-masing. Karena lokasi syuting yang dipakai adalah ruang Karyawan seperti Naya. Meski ruangan dipakai, mereka boleh tidak datang. Tapi dengan syarat tidak boleh protes jika gaji di potong

Jangan tanya peraturan dari siapa itu. Manusia satu-satunya yang sok berkuasa disini padahal bukan pemimpin. Anehnya mereka semua takut dan berakhir duduk menung di kantin tanpa melakukan apa-apa

Naya menidurkan kepala di atas meja. Kepala nya berdenyut lagi, rasanya ingin pulang tapi nanggung

Sebuah tangan hinggap didahinya "masih panas?" Naya mengangguk

"Makanya dari tadi disuruh pulang itu nurut" ocehan Chelsea diabaikan. Matanya memejam dan hampir tertidur

"Gimana rencana lo soal pak Albert?"

Kedua mata Naya kembali terbuka dengan malas, "gatau" ia membalikkan kepala ke arah lain. Sialnya bersamaan dengan Max yang lewat bersama dua orang menuju lift

Seperti sebelumnya, mata mereka bertemu. Naya membalikkan kepalanya kearah chelsea lagi. Melihat wajah Max membuatnya muak. Hampir tiga minggu tapi tidak ada pergerakan dari Max. Pria itu betul betul lupa dengan kejadian itu. Atau sengaja melupakan?

Suamiku GAY!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang