Absen dulu..
Happy reading ❣️🖤
"Pergilah! Jangan mengaku-ngaku sebagai menantu keluarga ini! Lihat dirimu dulu baru berani mengatakan kau istri putra keluarga ini"
Alana menatap tak percaya, "Tapi aku memang istri Albert, putra keluarga ini. Jika kau tidak percaya tanyakan langsung pada mereka"
"Kau mulai lagi" Satpam yang baru bekerja lima hari lalu itu mengacak rambutnya, "aku sarankan sebaiknya kau pergi sebelum mereka melihatmu. Dan aku mengatakan ini demi kebaikanmu, tuan Albert seperti yang kau katakan itu sedang berada di Amerika meneruskan perusahaan ayahnya, tidak seperti ceritamu yang mengatakan putra mereka meninggalkan rumah ini demi menikah denganmu. Aku akui kau memang lebih cantik dari pelayan wanita dirumah ini, tapi kau harus sadar diri sebelum mereka melakukan sesuatu atas tuduhan pencemaran nama baik. Ikuti saranku, pergilah dari sini selagi aku masih berbaik hati"
Usai mengatakannya satpam itu menutup pagar dan meninggalkan Alana begitu saja.
"Tidak!! Dengarkan aku! Aku adalah istri Albert! Aku istrinya! Putraku membutuhkannya! Kami membutuhkannya! Kami membutuhkannya..." Percuma ia berteriak sekeras apapun, pagar yang menjulang tinggi ini tidak akan pernah terbuka untuknya
Alana menangis, mengapa dunia begitu jahat padanya. Ketika dia yakin semua akan baik-baik saja justru tuhan memutarbalikkan semuanya hingga ia berada di titik terendah
"Mama"
Bayangan putranya sedang menunggu dirumah melintas dalam benaknya. Ia merogoh tas mengambil sebuah foto yang menampilkan wajah putranya sedang tertawa lepas
"Maafin mama, mama tidak bisa mempertahankan rumah itu, kamu pasti benci sama mama kan? Maafin mama"
Alana mengusap foto itu. Mungkin memang takdirnya meninggalkan rumah itu. Lebih baik ia berkemas sebelum pemilik rumah itu datang dan mempermalukan mereka seperti kemarin. Ketika berdiri tiba-tiba sesuatu terjatuh dari tas. Ia mengambilnya, kertas kecil yang diberikan seorang dokter wanita dua tahun lalu di rumah sakit. Alana tidak tau ia masih menyimpan kertas ini, ia pikir sudah menghilangkannya ketika pindah dari rumah lamanya
Ia menimbang-nimbang apakah harus mencoba kesana atau tidak. Hampir dua tahun berlalu, apakah dokter itu masih mengenalinya? Setelah dua tahun tidak bertemu tiba-tiba dia datang meminjam uang dalam jumlah besar, Alana yakin saudara sekalipun tidak akan mau meminjamkannya. Namun yang bisa ia lakukan hanyalah mencoba, dia tidak akan mengemis seperti tadi. Hanya bertanya, lalu jika mereka menolaknya dia akan langsung pulang. Anggap saja ini percobaan terakhir sebelum hari berganti
Dibawah cahaya bulan ia berjalan sendirian menuju rumah dokter wanita itu. Tanpa tau apa yang akan terjadi disana
Alana terkejut ketika yang membuka pintu adalah seorang pria yang ternyata merupakan suami dari dokter tersebut. Tidak seperti pria lainnya, suami dokter ini memiliki wajah yang ramah, ia membiarkannya masuk sambil menunggu istrinya pulang. Alana merasa memiliki harapan
"Kau adalah seorang ibu yang pernah di tolong istriku dulu?" Alana mengangguk canggung, "istriku sejak lama mencarimu, setiap hari dia memikirkan keadaan putramu. Bagaimana dia sekarang? Apa dia sudah menjadi jagoan kecil?"
Sikap suami dokter ini membuatnya lebih rileks. Dengan ragu ia menceritakan keadaannya belakangan ini. Suami dokter tersebut yang bernama Farhan merasa prihatin dengan kondisinya
"Bapak sendiri di rumah ini?"
"Ya begitulah, istri saya di rumah sakit dan anak-anak sedang berada dirumah kakek nya"
KAMU SEDANG MEMBACA
Suamiku GAY!!
Chick-LitBagaimana perasaanmu ketika hamil anak seorang gay? "Kau tidak akan bisa merebut Max dariku" -Steven "Ambil, ambil aja sono. Kaga peduli gua" Demi bulan yang bersinar terang di malam hari. Anaya muak dengan takdir nya! ntah kelakuan buruk apa yang...