[Fantasy Kingdom Series]
Realyn Tamara, seorang gadis berusia 22 tahun itu tidak menyangka akan masuk kedalam novel yang terakhir dibacanya, jiwanya masuk kedalam tubuh seorang tokoh utama yang sayangnya diakhir cerita dia akan mati di tangan orang...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***
Sudah hampir 10 menit Realyn tak mengubah posisi duduk nya sejak tadi, kakinya terasa kram dan tubuhnya sangat pegal. Sementara orang yang menyebabkan seperti ini malah tertidur nyenyak.
Entahlah Realyn bingung saat ini Hendrick sedang tidur atau tidak, jika di lihat dari matanya, pria itu sedang menutup matanya, napasnya pun teratur seperti orang tidur.
Tapi sekali ia membuat gerakan pria itu akan mengerang dan semakin memeluknya membuat Realyn jadi kesal sendiri.
Tok tok tok!!
Realyn mendongakkan kepalanya menatap ke arah pintu, ia menepuk pelan lengan Hendrick menyuruhnya bangun.
"Ada seseorang yang datang, bangunlah." Hendrick tak peduli ia tetap dia di tempatnya.
Tok tok tok!!!
"Yang Mulia, apakah Anda ada di dalam? Ini saya Felix." Teriak seseorang dari luar.
Mendengar itu Hendrick beranjak dari tempatnya, "Kau diam di situ." Titah nya tegas tanpa menoleh ke arah Realyn. Hendrick berjalan ke arah pintu untuk menemui Ksatria nya.
Realyn diam di tempatnya melihat Hendrick keluar dari kamar. Ia merenggangkan tubuhnya dan menyenderkan tubuhnya di punggung kasur.
"Hendrick sialan," hardik nya kesal.
Tak lama kemudian Hendrick masuk kembali dengan membawa sebuah berkas dan menaruhnya begitu saja di atas meja.
Hendrick mendudukan dirinya di sana dan menghiraukan nya. Merasa kesal Realyn beranjak dari kasur dan berjalan ke arah pintu keluar, tapi sebelum itu suara dari Hendrick menghentikan langkahnya.
"Kau mau kemana?"
Realyn membalikkan badannya menatap sinis Hendrick yang sedang berkutat dengan kertas-kertas di tangannya. "Aku mau kembali ke kamarku."
"Baiklah, kalau begitu kau sekalian bersiap-siap. Kita akan pulang hari ini."
Mendengar itu Realyn bersorak dalam hati, tanpa mengucapkan apapun pada Hendrick. Realyn langsung keluar begitu saja dari sana.
Melihat gadis itu pergi begitu saja tanpa salam padanya membuat Hendrick mendengus kesal.
"Sepertinya aku harus memberikan hukuman pada gadis nakal itu karena bersikap tidak sopan."
***
"Lain kali menginap lah lebih lama di sini."
"Terima kasih atas tawarannya Yang Mulia," jawab Hendrick sopan.
"Ini aku ada sedikit hadiah untuk kalian berdua dariku." Dua orang prajurit Kaisar Harlos datang membawa masing-masing guci berukuran sedang dan Hendrick menyusul Felix membawanya.