BAB 3

138 11 3
                                    

Pak Abdullah memberikan doa yang terbaik untuk putrinya.

Pak Abdullah memberikan doa yang terbaik untuk putrinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat malam tiba pukul 02.00 Mentari terbangun. Sejenak Mentari menatap langit-langit rumah lalu ia beranjak menuju ke kamar mandi untuk mengambil air wudu.

"Nawaitul whudu-a lirof'il hadatsil ashghori fardhol lillaahi ta'aalaa." ucap Mentari membaca doa niat berwudu.

Setelah selesai berwudu Mentari kembali ke kamarnya lalu ia menghamparkan sajadah dan memulai salat tahajud nya. Selesai salat tahajud Mentari tidak lupa memanjatkan doa untuk orang tuanya.

***
Setelah salat subuh seperti biasa Mentari membuatkan sarapan untuk ayahnya. Menghidangkan makanan di atas piring.

Pak Abdullah keluar dari kamarnya menuju ruang makan.
"Selamat pagi, Nak." sapa Pak Abdullah sambil memajukan kursinya.
"Selamat pagi, Ayah." jawab Mentari melebarkan senyumannya.

Mentari menuangkan nasi di atas piring Pak Abdullah. "Sudah, Nak. Jangan terlalu banyak." ucapnya yang memegang cangkir teh. Mentari menemani ayahnya sarapan pagi.

"Apa ini hari pertama kau mengajar, Nak?" tanya Pak Abdullah yang masih memegang sendok dan garpu.
"Iya, Ayah." ucap mentari melanjutkan suapannya. "Ayah, do'akan aku?" ucapnya tersenyum.
"Ayah akan selalu mendoakan mu." ucap Pak Abdullah menyeka bibirnya dengan tisu.
Pak Abdullah memundurkan kursinya "Nak. Ayah berangkat ke kantor dulu." ucapnya yang masih berdiri di depan meja makan. Mentari pun beranjak dari duduknya lalu menghampiri Pak Abdullah untuk mencium tangan ayahnya.

***
Di kediaman Lucas. Pelangi dan Doni turun ke ruang makan untuk sarapan karena ayah mereka sudah menunggu. Lucas yang sedang menyiapkan sarapan untuk kedua anaknya.
"Pagi, Ayah." sapa Pelangi menghampiri Ayahnya lalu mencium pipi Ayahnya.
"Selamat pagi, Ayah." ucap Doni menyapa Ayahnya sambil naik ke atas kursi lalu mencium pipi Ayahnya.

Saat tengah sarapan, Lucas tersenyum pada kedua anaknya. "Pelangi, hari ini Ayah ke kantor. Ayah minta kau menjaga adikmu." ucap Lucas menatap ke arah Pelangi.

"Apakah Ayah tidak ingin menikah lagi?" celetuknya sambil menatap wajah sendu Ayahnya.
"Ayah, aku tidak masalah jika harus punya ibu tiri." sambung Doni.
Lucas meletakkan sendok dan garpunya di atas piring. Kemudian mengangkat pandangannya ke arah kedua anaknya.

"Kenapa kalian membuat Ayah sedih?" ucapnya dengan berlinang air mata. "Ayah masih sanggup menjaga kalian sendirian. Apa kalian tidak yakin kepada Ayah?" ujarnya membuat kedua anaknya menangis di pagi hari.

Pelangi dan Doni beranjak dari duduknya dan menghampiri Lucas lalu memeluknya.

"Ayah, aku mencintaimu." ucap Pelangi yang menangis di pelukan Ayahnya.
"Doni juga mencintai Ayah." Doni memeluk erat Ayahnya.

***

Mentari bersiap-siap untuk pergi mengajar di hari pertamanya. Saat hendak keluar rumah Mentari tidak lupa untuk berdoa. Ia menaiki bus untuk sampai ke rumah Lucas, saat tiba di rumah Lucas. Mentari menekan bel rumah. Lucas beranjak melangkah ke depan untuk membukakan pintu.

"Assalamu'alaikum." ucap Mentari memberi salam. Lucas terdiam, ia bingung harus membalas salam Mentari dengan kata-kata apa. Pelangi yang menyusul Ayahnya ke depan dengan cepat membalas salam Mentari.

"Walaikumsalam." ucap Pelangi sambil melangkah menghampiri.
"Pelangi kau tahu jawabannya?" tanya Lucas heran.
"Di sekolahku ada beberapa murid yang muslim Ayah." kekeh Pelangi menatap Ayahnya. "Aku sedikit tahu dari mereka, Ayah." sambung Pelangi sambil tersenyum.

"Maaf Tuan, kalau saya membuat Anda bingung?" ucap Mentari. "Saya Mentari, yang melamar jadi guru privat." sambung Mentari memperkenalkan dirinya.

Pelangi mengulurkan tangannya kepada Mentari untuk berjabat tangan.
"Hai Miss, aku Pelangi. Aku dan adikku yang akan menjadi muridnya." ucap Pelangi memperkenalkan dirinya.

"Hai, Pelangi salam kenal!" ucap Mentari.

Lucas yang sedang terburu-buru pergi ke kantor. Namun, sebelum berangkat Lucas menanyakan beberapa hal kepada Mentari. "Apa kau sudah paham perihal kontrak kerjanya?" tanya Lucas.
Mentari menganggukkan kepalanya.
"Sudah Tuan, saya sudah paham." jawab Mentari meyakinkan Lucas.

Lucas meminta Mentari masuk ke dalam. Kemudian Lucas bergegas pergi ke kantor.

Mentari masuk ke dalam rumah di temani oleh Pelangi. Saat di ruang tengah, Pelangi memanggil adiknya untuk menyapa guru baru.
"Doni, ini guru baru kita." ucap Pelangi.
"Kak, ini Bu gurunya?" tanya Doni tersenyum ke arah Mentari.
"Iya, kakak akan ambilkan peralatan belajarnya." ucap Pelangi berjalan menaiki anak tangga menuju lantai atas.

Doni mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan.
"Hai Miss, aku Doni." ucapnya memperkenalkan diri.
"Hai juga Doni, apa kau sudah siap belajar hari ini?" tanya Mentari.
"Iya, Miss." singkat Doni.

Pelangi kembali turun dengan membawa peralatan belajar miliknya dan Doni. Hari itu Mentari memulai mengajari Pelangi dan Doni dengan penyampaian yang membuat mereka nyaman. Pelangi dan Doni belajar dengan raut wajah yang ceria tidak tertekan. Saat memasuki jam salat zuhur, Mentari meminta Ijin pada Pelangi untuk melakukan salat.

"Pelangi apa Miss boleh tinggal sebentar?" tanyamu menatap pelangi. "Ini sudah jam salat zuhur." ucap Mentari.
pelangi tersenyum lalu menawarkan Mentari untuk salat di kamarnya.
"Silahkan, Miss." ucapnya yang sedang memegang pulpen. "Miss, salat di kamarku juga bisa." ucap Pelangi sambil meletakkan pulpen di atas buku.
"Apa kau tidak keberatan?" tanya Mentari.
"Tidak kok Miss, mari aku antarkan." ucapnya sambil beranjak.

Mentari selalu membawa perlengkapan salat kemanapun ia pergi. Saat Mentari sedang salat, Doni dan Pelangi berdiri di
Depan pintu kamar, dengan pandangan tertuju ke arahmu yang sedang melaksanakan salat zuhur.

"Dek, Apa kau merasakan sesuatu?" tanya Pelangi pada Doni yang sedang menatap Mentari salat.
"Kak, aku pikir. Miss wanita yang tepat untuk Ayah." ucap Doni menoleh pada kakaknya. "Apa kakak berpikiran sama seperti aku?" tanya Doni.

𝐃𝐎𝐀 𝐏𝐄𝐋𝐀𝐍𝐆𝐈 (𝚃𝙴𝚁𝙱𝙸𝚃 𝙽𝙾𝚅𝙴𝙻) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang