Bab 16

43 4 0
                                    

"Kau tidak akan pernah bisa bahagia dengan suami dan anak-anakku." ancamnya dengan jari tangannya menunjuk ke arah wajah Mentari.
"Jaga bicaramu pada istriku?" bentak Lucas.
"Dengar, Aku akan tetap tinggal di sini bersama suami dan anakku!" ucap Naya dengan melotot.
"Aku tahu kau ibu dari Pelangi dan Doni. Aku tidak akan menghalangi hubungan itu, Jika kau ingin tinggal di sini bersama anak-anak, silahkan saja." ucap Mentari menatap netra Naya.
"Sayang, apa yang kau katakan?" tanya Lucas menoleh ke Mentari.
"Sayang, sebuah rumah tangga di bangun atas dasar kepercayaan. Aku percaya padamu Lucas, kau akan menjaga imanmu."  jawab mentari.

Lucas berdiri membelakangi Mentari menghadap ke arah Naya dengan tatapannya yang terlihat marah.

"Kau dengar? Istriku mengijinkanmu tinggal di sini dan aku minta padamu untuk menjaga perilakumu kepada istriku!" tegas Lucas yang ketus pada Naya.

Lucas yang kesal menggendong Doni dan menarik tangan Mentari masuk ke dalam kamarnya.

"Tenanglah, Naya. kau harus bisa membuat rumah tangga mereka hancur." ucap Nyonya Mia.
"Mama tenang saja, aku tidak akan biarkan wanita murahan itu merebut suamiku terlalu lama, dia harus pergi dengan langkahnya sendiri dari rumah ini."
"Langkah utamamu adalah anak-anak, buat anak-anakmu membencinya." saran Nyonya   Mia pada Naya.

Di dalam kamar Lucas menanyakan perihal keputusan Mentari memberikan ijin Naya tinggal di rumahnya.

"Sayang, apa kau yakin dengan keputusanmu?" tanya Lucas menggenggam tangan Mentari.
"Sayang, apa kau keberatan?" tanya balik Mentari.
"Iya aku keberatan, aku tidak ingin ada wanita lain tinggal di sini, selain istri dan anakku." tegas Lucas.
"Maafkan aku, Sayang." ucap Mentari menundukkan kepalanya.

***
Di rumah sakit, Pelangi terus merengek meminta pulang kepada Pamannya. Kristian menenangkan Pelangi. Namun, dia terus memohon agar bisa pulang bertemu dengan keluarganya. Dokter sebenarnya belum mengijinkan Pelangi untuk pulang, tapi Pelangi bersikeras untuk pulang. Akhirnya dokter mengijinkan Pelangi pulang.

"Paman, Aku ingin menghabiskan waktu bersama keluarga baruku?" ucap Pelangi memelas. "Cepat Paman, aku ingin pulang?"  paksa Pelangi.

"Dasar, anak nakal!" ucap Kristian sambil terkekeh mengacak-acak surai Pelangi.

Kristian menghubungi Lucas dan memberitahu kalau Pelangi akan saat itu juga. Lucas meminta Kristian menunggunya karena dia dan Mentari akan menjemput putrinya.

***
"Ada apa, Sayang?" tanya Mentari saat melihat Lucas menutup telepon sambil tersenyum.
"Pelangi meminta pulang, apa kau ingin ikut bersamaku menjemputnya?" tanya Lucas.
"Baiklah, aku ikut." jawab Lucas.

Lucas menggandeng tangan Mentari menuruni anak tangga sambil tersenyum menoleh ke arah Mentari. Di ruang tengah Nyonya Mia memanggil Lucas yang hendak pergi.

"Lucas." panggil Nyonya Mia dengan tatapan sinis.
"Ada apa, Mah?" tanyanya menoleh pada sang Ibu.
"Kalian mau kemana?" Tanya balik Nyonya Mia dengan rasa penasaran.
"Menjemput Pelangi di rumah sakit." ucapnya kembali beranjak melangkah. Namun, terhenti oleh teriakan Naya.
"Tunggu." ucap Naya menghampiri.
"Ada apa?" tanya Lucas menoleh ke belakang pada Naya dengan tangannya yang masih menggenggam Mentari.
"Kau lupa? Aku adalah ibunya Pelangi!" kata Naya menatap Lucas.
"Aku tidak lupa, tidak akan pernah melupakan bagaimana kau meninggalkan kedua anakmu hanya demi masa lalumu?" celetuk Lucas.
"Sayang." ucap Mentari menahan lengan Lucas.
"Tenang sayang, kau tidak perlu khawatir?" kata Lucas menoleh menghadap Mentari, sambil menepuk tangan Mentari.

Dengan wajah kesalnya melihat tingkah Mentari yang memegangi tangan Lucas. Nyonya Mia terus mengoceh di hadapan mereka.

"Harusnya kau menjemput Pelangi bersama Naya? Bagaimana pun, Naya adalah ibunya." ketus Nyonya Mia menatap sebal padamu.
"Maksud Mama, Ibu yang membiarkan kedua anaknya kesepian? Atau Ibu yang membuat kedua anaknya tumbuh tanpa kasih sayang?" tutur Lucas ketus.

Mentari tidak mau melihat suaminya menjadi pria yang durhaka kepada Ibunya dengan terus menerus bertengkar.
"Sayang sudahlah, kalau begitu kita bisa pergi bersamanya?" ucap Mentari melerai antara ibu dan anak bertengkar.

Lucas menatap wajah Mentari, dia paham apa yang di inginkan oleh istrinya. Lalu ia kembali menoleh ke arah Naya.

"Kau dengar yang istriku katakan? Aku dan istriku akan menunggumu di mobil dalam waktu 10menit." ucap Lucas beranjak pergi.

Lucas dan Mentari menunggu Naya di parkiran Mobil sedangkan Naya sedang merencanakan sesuatu dengan Nyonya Mia.

"Naya, cepat pergi. Jangan memberikan mereka ruang untuk berdua?" oceh Nyonya Mia.
"Iya Mah, aku pergi dulu." Naya melangkah pergi menuju ke arah mobil.

Naya menggerutu di batinnya karena seharusnya yang duduk di depan bersama Lucas adalah dirinya bukan Mentari. Naya memperhatikan sinis pada Mentari sesekali dia menyunggingkan bibirnya karena kesal. Lucas yang memperhatikan Naya dari kaca mobil pun melakukan hal yang membuat Naya bertambah kesal. Lucas sesekali menggenggam erat tangan Mentari sambil menoleh dan tersenyum ke arah mentari. Begitu pun sebaliknya dengan Mentari melakukan hal yang sama. Lucas mengemudikan mobilnya dengan cepat, dan saat tiba di rumah sakit. Lucas membuka pintu mobil untuk Mentari. Naya berpikir kalau Lucas akan melakukan hal yang sama padanya. Namun, Naya salah. Lucas hanya membukakan pintu mobil untuk Mentari lalu menggandeng tangan Mentari. Lucas memperlakukan Mentari seperti ratu di dalam hidupnya.

Dari kejauhan Naya menatap tingkah Lucas dan Mentari yang membuatnya sangat kesal.

Setibanya di kamar rawat Pelangi. Lucas dan Mentari masuk lebih dulu dari pada Naya.

"Assalamu'alaikum," salam Lucas dan Mentari bersamaan.
"Walaikumsalam." jawab Kristian dan Pelangi juga bersamaan.
"Kemari, Nak. Peluk ayah?" ucap Lucas melebarkan kedua tangannya. Pelangi berjalan ke arah Lucas lalu memeluk ayahnya. Lucas membelai surai Pelangi.

"Bagaimana, Nak? Apa kau sudah sehat?" ucapnya memeluk erat putrinya.
Pelangi melepaskan pelukan ayahnya.
"Ayah, terima kasih!" kata Pelangi sambil tersenyum.
"Terima kasih untuk apa, Nak?" tanya Lucas  bingung.
"Terima kasih karena Ayah dan Miss sudah mau menikah." ungkap perasaan Pelangi.
"Miss? Bukankah, aku sekarang adalah ibumu?" tanya Mentari.
"Apa Pelangi boleh memanggil Ibu?" tanya balik menoleh ke Mentari.
"Tentu, aku sekarang adalah Ibumu." ucap Mentari meraih tangan Pelangi.

Tidak lama kemudian Naya masuk dan membuat Pelangi terkejut.

"Bagus sekali dramanya? Aku sampai terharu." ketusnya sambil bertepuk tangan.
"Ibu juga di sini?" tanya Mentari.
Naya menghampiri Pelangi, menatap netra putrinya dan mengenggam tangannya.

"Mulai saat ini, Ibu yang akan merawatmu dan Doni. Jadi kalian tidak membutuhkan Ibu baru lagi." tegasnya bicara pada Pelangi.

Kristian yang mendengarkan kalimat dari Naya sontak terkekeh-kekeh.
"Kenapa baru sekarang?" celetuk Kristian.
"Paman benar, kenapa baru sekarang?" sambung Pelangi.

Perkataan Kristian dan Pelangi membuat Naya kesal.

"Pelangi, jangan seperti itu." ucap Mentari menyentuh pundak putri sambungnya.
"Mentari, biarkan saja! Pelangi sudah dewasa. Dia bisa menilai mana yang baik dan buruk." ketus Lucas menatap kesal pada Naya.

𝐃𝐎𝐀 𝐏𝐄𝐋𝐀𝐍𝐆𝐈 (𝚃𝙴𝚁𝙱𝙸𝚃 𝙽𝙾𝚅𝙴𝙻) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang