Bab 23

32 3 0
                                    

Pelangi bersembunyi di tempat kosong, lalu mengirimkan pesan kepada pamannya Kristian perihal pria yang mengejarnya. Pelangi juga sempat menghubungi Mentari.

In call.

"Pelangi, kau dimana sekarang?" tanya Mentari yang khawatir.
"Ibu, tolong pelangi. Ada pria yang mengejar Pelangi?" ucapnya di telepon dengan suara bisik-bisik.
"Pelangi.... Pelangi." teriak Mentari memanggil putrinya dari telepon. Namun, terputus.

Out call.

Saat sedang menelepon, pria itu menemukan Pelangi dan berdiri di hadapannya. Telepon pun terputus antara Pelangi dan Mentari.
Pelangi berlari melewati tempat yang sepi, dia terus berlari mencari sebuah cahaya.

"Ya allah, tolong aku?" ucap Pelangi berdoa sambil berlari dari pria yang mengejarnya.

Saat sedang berlari dia melihat jalan raya yang berada di ujung.
Agus sedang berjalan menuju ke mobilnya, saat sedang berjalan tidak sengaja ia menabrak Pelangi yang sedang berlari. napasnya tersengal-sengal terasa berat, sambil menangis Pelangi memohon pertolongan kepada Agus.

"Astagfirullah, ada apa? Kenapa kau berlari di malam hari?" tanya Agus pada Pelangi yang berkeringat dengan napas tersengal-sengal.
"Paman, tolong aku? Aku sedang di kejar pria aneh." sambil menangis di hadapan Agus dengan tubuh gemetar.
"Masuklah ke mobil. Tenang, Paman bukan pria jahat." ucap Agus membukakan pintu mobilnya.

Pelangi masuk ke dalam mobil, Agus menyalakan mobilnya lalu menginjak pedal gas mobil dan mengemudikannya dengan cepat pergi dari tempat itu. Pria aneh itu melihat Pelangi yang masuk ke dalam mobil itu. Di pertengahan jalan, Agus bertanya kepada Pelangi.

"Bagaimana bisa kau berada di luar tengah malam begini?" tanya Agus sambil menyetir lalu Pelangi menceritakan semuanya di dalam mobil. Agus mendengarkan cerita Pelangi.

Agus mengantarkan Pelangi pulang ke rumahnya. Namun, saat tiba di rumah. Pelangi tidak menemukan Mentari dan adiknya. Lucas menghubungi Mentari dan Kristian. Namun, ponselnya selalu di alihkan, hingga Lucas memutuskan untuk pergi ke alamat villa yang Mentari tadi kirimkan dalam keadaan panik.

"Assalamu'alaikum." salam Pelangi bersamaan dengan Agus yang melangkah masuk ke dalam rumah.
"Paman, pasti ibu sedang mencariku?"
"Kita tunggu, Paman akan menemanimu. Kebetulan rumah Paman di sebelah."
"Aku akan telepon Ibu, apa aku boleh meminjam ponsel Paman? Ponselku terjatuh saat berlari tadi." ungkapnya menjelaskan pada Agus.
"Ini pakailah." ucap Agus mengeluarkan Ponsel dari sakunya celananya.

Pelangi menghubungi Mentari lalu memberitahu kalau dia sudah berada di rumah.
Mentari pun bergegas kembali ke rumah sambil menggendong Doni yang sedang tertidur. Setelah selesai menghubungi Mentari. Pelangi mengembalikan kembali ponsel milik Agus. Lalu Agus meminta ijin untuk menggunakan toilet. Pelangi menunjukkan arah ke toilet. Saat Agus sedang di toilet, Mentari tiba di rumah.

"Assalamu'alaikum, Pelangi." salam Mentari yang berlari menghampiri Pelangi. Mentari merebahkan tubuh Doni di sofa. Lalu ia kembali menghampiri Pelangi dan memeluknya erat sambil menangis.

"Apa kau baik-baik saja, Nak?" tanya Mentari yang memeriksa tubuh Pelangi.
"aku tadi takut, Bu. Ada pria yang mengejar ku." ungkap Pelangi yang menangis di hadapan ibu sambungnya.
"Apa yang sakit, Pelangi? Maafkan Ibu ceroboh menjaga kalian." ucapnya penuh sesal.
"Tidak, Bu. Semua salahku yang pergi tanpa Ijin. untung saja ada Paman yang menolongku." Pelangi menceritakan semuanya kepada Mentari.

"Alhamdulillah, dimana pria itu Pelangi?" tanya Mentari menanyakan pria yang menyelamatkannya.
"Itu, Bu. Itu Paman yang menyelamatkan aku." ucap Pelangi menunjuk dengan jarinya ke arah Agus. Lalu Mentari membalikkan badannya dan melihat kebelakang. Dia sangat terkejut saat tahu pria itu adalah Agus. Pria yang hampir menikahinya.

"Agus." lirih Mentari dengan netra menatap ke arah Agus.
"Mentari?" ucap Agus yang berjalan dari arah dapur mendekati Pelangi dan mentari yang berada di ruang tengah.

Pelangi memperkenalkan ibunya kepada Agus. Mentari mengatakan kepada putrinya kalau dia mengenal pria yang berada di hadapannya. Mentari mengakui kalau Agus adalah temannya.

"Assalamu'alaikum, Mentari," salam Agus.
"Waalaikumsalam." jawab Mentari.

Mentari berterima kasih kepada Agus karena telah membantu putrinya itu. Pelangi beranjak ke dapur mengambilkan minum untuk Agus. Beberapa menit mereka berbincang-bincang di ruang tengah bersama. Lucas tiba di villa, dia memarkirkan mobilnya di depan pagar villa. Lucas berlari masuk melewati halaman villa hingga langkahnya terhenti di depan pintu, wajahnya berubah dari cemas menjadi cemburu saat dia melihat istri dan anaknya sedang berbincang Dengan saling tersenyum antara Mentari dan Agus di ruang tengah. Lalu Lucas mengingat kembali kata-kata Agus saat di acara pernikahan yang batal karenanya.

"Jangan sakiti, Mentari? Jaga dia baik-baik, jika aku tahu kau menyakitinya. Aku akan merebutnya kembali darimu." kalimat dari Agus yang Lucas ingat kembali.

"Bagaimana dia bisa di sini?" gerutu Lucas.

Hatinya di selimuti antara rasa takut dan cemburu. Kristian juga tiba di villa, karena rasa khawatirnya pada Pelangi. Dia melihat kakaknya sedang berdiri di depan pintu dengan melihat ke arah ruang tamu. kemudian Kristian menghampiri kakaknya.

"Kak, kau sedang apa?" ucap Kristian yang berada di belakang Lucas.
"Kris, pria itu kenapa ada di sini?" tanya Lucas dengan pandangan yang masih menatap ke Mentari dan Agus.

Kristian menoleh ke dalam dan melihat Mentari sedang tersenyum ke arah Agus.

"Aku tidak tahu, kak! Lebih baik kita masuk dan tanyakan saja pada mereka. Aku ke sini karena khawatir kepada Pelangi saat menerima pesan mengenainya." ungkap Kristian menjelaskan pada kakaknya.
"Dari mana kau tahu alamat ini, Kak?" tanya Kristian heran. Namun, Lucas tidak menjawab pertanyaan Kristian.

Lucas melangkah mundur, tatapannya masih tertuju pada Mentari dan Agus. Pun dia tidak menjawab pertanyaan adiknya dan pergi begitu saja menuju ke arah mobilnya. Kristian berteriak memanggil kakaknya. Namun, Lucas sudah menginjakkan pedal gas mobilnya dan mengemudikannya dengan cepat tanpa memikirkan keselamatannya. Di dalam mobil Lucas terus mengingat kalimat-kalimat yang di katakan oleh Agus. Tanpa sadar akhirnya Lucas kecelakaan.

𝐃𝐎𝐀 𝐏𝐄𝐋𝐀𝐍𝐆𝐈 (𝚃𝙴𝚁𝙱𝙸𝚃 𝙽𝙾𝚅𝙴𝙻) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang