Bab 4

75 9 3
                                    

Setelah salat Zuhur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah salat Zuhur. Saat di kamar Pelangi, Mentari melihat sebuah bingkai poto di atas meja belajar. Lucas, Pelangi dan Doni yang berada di dalam poto itu. Mentari tersenyum saat melihat poto Ayah dan kedua anaknya.

Mentari beranjak melangkah keluar kamar setelah salah zuhur, lalu menuruni anak tangga menuju ruang belajar.

Mentari menghampiri kedua anak itu.

"Pelangi, Terima kasih." ucapnya tersenyum. Pelangi yang sedang duduk di bawah sambil menulis di meja, mengangkat pandangannya ke arah mentari.
"Terima kasih untuk apa Miss?" tanya Pelangi yang menatap ke mentari dengan tangan menggenggam sebuah spidol.
"Terima kasih untuk kamarnya, sudah mengijinkan Miss salat di sana." ucapmu sambil duduk di bawah dengan tangannya yang merapikan buku.
"Sama-sama Miss. Kalau Miss mau salat di kamar aku lagi, silahkan." kata Pelangi yang melirik ke arah Doni.

Doni meletakkan spidolnya di atas buku.
"Miss, Apa aku boleh bertanya?" ucap Doni memandangi mentari.
"Katakan, Doni ." Mentari yang siap mendengarkannya.
"Apa yang tadi Miss lakukan di kamar kakak?" tanya Doni.
"Yang Miss lakukan tadi adalah salat. Beribadah bagi seorang muslim yang hukumnya wajib." jawab Mentari sambil menjelaskan tentang Islam.
"Apa anak kecil seperti aku juga melakukannya, Miss?" tanya Doni kembali.

Mentari tersenyum pada Doni. "Iya, anak kecil juga melakukannya bagi yang beragama muslim." kata Mentari menjelaskan.

Pelangi yang menyimak percakapan antara Doni dan guru privatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pelangi yang menyimak percakapan antara Doni dan guru privatnya.
"Miss, bisakah mengajari kami mengenai agama islam?" tanya Pelangi dengan tatapan serius.

Mentari tersenyum dan meletakkan kedua tangannya diatas meja.
"Masya Allah, Apa kalian yakin?" tanya Mentari.
"Yakin, Miss." singkat Pelangi.
"Tapi alangkah lebih baiknya, kalian ijin dengan Ayah terlebih dahulu." Mentari memberikan penjelasan kepada Pelangi dan Doni.
"Baiklah Miss, Doni akan mengatakannya pada Ayah." ucap Doni melebarkan senyumannya.
"Agar ayah kalian tidak salah paham kepada Miss." tangannya yang membuka sebuah buku.

Mentari melanjutkan mengajar Pelangi dan Doni. Saat tengah belajar, datang seorang pria berteriak memanggil nama Pelangi dan Doni.
"Pelangi, Doni..." panggilnya melangkah masuk ke dalam rumah dengan membawa bingkisan. "Anak-anak Paman datang." ucapnya yang seketika terhenti saat melihat Mentari. Kristian, adalah adiknya Lucas.

Mata Kristian menatap kagum pada kecantikan Mentari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mata Kristian menatap kagum pada kecantikan Mentari. Dengan percaya dirinya Kristian melemparkan senyumannya pada Mentari.
"Maaf anda siapa?" tanyanya dengan mata yang sedikit genit.
Mentari menundukkan pandangannya saat Kristian menatapnya genit.

Pelangi memperhatikan pamannya yang menggoda Mentari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pelangi memperhatikan pamannya yang menggoda Mentari.
"Paman, jangan melihat Miss seperti itu. Lihat Miss sampai takut menunduk." ucap Pelangi sambil terkekeh melihat tingkah pamannya.

Kristian menggaruk kepalanya sambil tertawa.
"Pelangi katakan, dia siapa?" tanya Kristian, "Apa tidak mau memperkenalkannya dengan paman?" ucap Kristian memberi isyarat pada Pelangi dengan mengedipkan matanya.

Pelangi terkekeh-kekeh melihat tingkah pamannya yang penasaran dengan Mentari.
"Paman, kenalkan ini Miss mentari. Guru privat aku dan Doni, selama kami libur sekolah." jawab Pelangi.

Kristian berdiri di hadapan Mentari, mengajaknya berkenalan dengan berjabat tangan. Namun, Mentari tidak merespon uluran tangan Kristian untuk bersalaman.
"Hai, aku Kristian. Pamannya Pelangi dan Doni." ucapnya tersenyum.
"Aku Mentari, Tuan." jawabnya menundukkan pandangannya dari Kristian.

Kristian yang saat itu bingung, lebih tepatnya ia bertanya-tanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kristian yang saat itu bingung, lebih tepatnya ia bertanya-tanya. Kenapa jabatan tangannya tidak di respon. Kemudian Kristian menarik kembali tangannya sambil melirik ke arah Pelangi.

"Paman, Miss ini wanita muslim. Setahuku wanita muslim tidak boleh bersentuhan dengan pria yang belum menjadi suaminya. " ucap Pelangi menjelaskan kepada Pamannya.

Kristian yang seketika merasa malu karena ketidaktahuannya.
"Mentari, aku minta maaf? Aku sungguh tidak tahu." kata Kristian menatap pada Mentari.

Setelah saling berkenalan. Mentari pamit karena jam mengajarnya telah selesai.

"Pelangi, Doni. jam belajar untuk hari ini
Selesai. Kita akan sambung lagi besok." ucap Mentari sambil membereskan buku di atas meja. Setelah beres Mentari memasukkan buku-buku itu ke tasnya.

"Pelangi, Doni. miss Pamit pulang dulu ya? Besok kita sambung lagi." pamit Mentari.

"Baiklah, Miss. Terima kasih banyak untuk hari ini." jawab Pelangi melangkah mengantarkan Mentari hingga ke depan pintu.

Mentari dan Pelangi berjalan menuju pintu. Tiba di depan pintu, Mentari melanjutkan langkahnya keluar rumah.

"𝘉𝘺𝘦, Miss." ucap Pelangi melambaikan tangannya.

Pelangi kembali ke ruang tengah yang berdampingan dengan ruang belajar. Kristian sudah menunggu sambil duduk di sofa.

"Pelangi katakan pada Paman, apa Mentari sudah menikah?" tanyanya pada pelangi sambil duduk di sofa dengan tangan menyilang di dada.
"Aku tidak tahu mengenai itu, bukankah itu bersifat pribadi?" tanya Pelangi yang kembali duduk di ruang belajar sambil memperbaiki pelajaran yang di berikan Mentari.

𝐃𝐎𝐀 𝐏𝐄𝐋𝐀𝐍𝐆𝐈 (𝚃𝙴𝚁𝙱𝙸𝚃 𝙽𝙾𝚅𝙴𝙻) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang