Bab 10

47 7 0
                                    

Nyonya mia menghubungi Lucas dan memintanya untuk segera pulang. Lucas mengemudikan mobilnya dengan cepat. Sesampainya di rumah, Lucas langsung menuju ke arah Doni yang sedang duduk di ruang tengah sambil menonton televisi. Lucas memeluk putranya itu.

"Doni tidak nakal kan?" tanya Lucas sambil membelai pipi Doni.
"Tidak Ayah, kakak di mana?" tanya Doni balik.
"Kakak masih di rumah sakit, Doni jangan lupa untuk mendoakan kakak." ucap Lucas melebarkan senyumannya.

Nyonya mia berjalan menuruni anak tangga dan berteriak memanggil nama putranya dengan wajahnya yang murka.

"Lucas..." teriaknya menghampiri Lucas, Kristian mencoba untuk menahan ibunya yang sedang marah.
"Mah." lirih Lucas melihat ke arah ibunya.
"Mamah mau apa?" Kristian menahan tubuh ibunya.
"Lepaskan Mamah kris." teriak Nyonya Mia. mendorong tubuh Kris hingga tersungkur.

Nyonya mia berjalan cepat ke arah Lucas dan menamparnya.

"Plak..." satu kali tamparan mendarat di pipi Lucas.
"Kenapa kau masuk agama lain tanpa mengatakannya pada mamah?" marahnya menarik kemeja putranya. "Apa aku bukan ibumu?" sambungnya sambil menangis.

Lucas berderai air mata melihat kemurkaan sang ibu.

"Aku berhak menentukan hidupku." ucap Lucas menatap pada ibunya. "Aku juga berhak memilih, Mah?" sambung Lucas.

"Kau tidak menganggap mama ada?" kata Nyonya Mia menangis di depan kedua putranya.
"Aku minta maaf Mah? tapi ijinkan Aku memilih jalanku sendiri?" ucap Lucas menggenggam tangan ibunya. Namun, di tepis oleh sang ibu.
"Mamah sudah benar-benar tidak ada lagi artinya untuk kedua putraku." keluhnya sambil menangis.

Kris yang masih tersungkur di lantai menangis melihat kemurkaan sang ibu.
"Mamah tetap ibu kami." kata Kris meneteskan air matanya.

Nyonya mia sudah terlanjur sakit hati kepada kedua putranya karena melupakan ibunya.

"Kalian menyakiti hati mama." ucap Nyonya Mia.
"Mah." lirih Lucas menatap mata ibunya.
"Mamah jangan seperti ini." ucap Kristian beranjak bangun dan menghampiri ibunya.

Dengan terisak-isak Nyonya mia mengutarakan kekecewaannya lalu beranjak melangkah pergi.

***
Pukul 05.00 pagi Mentari dan Lucas sudah bangun untuk melaksanakan salat subuh, Lucas salat di masjid dekat rumah sakit. Selesai salat Mentari tidak lupa untuk memanjatkan doa.

"Ya allah, tunjukanlah jalan terbaik untukku." ucap Mentari berdoa di hari pernikahannya.

Pak Abdullah berdiri di depan pintu kamar Mentari dan mendengarkan Mentari memanjatkan doa sambil menangis.
"Apa kau tidak bahagia dengan pernikahan ini, Nak?" batin Pak Abdullah yang merasa sedih melihat putrinya menangis sambil bersujud.

***
Di kediaman Agus. Nyonya hana menghampiri kamar putranya.
"Masya allah, putraku sangat tampan." ucap Nyonya Mia melihat penampilan Agus.
"Bu, Aku gugup." ujar Agus grogi.
"Bismillah, Nak." kata Nyonya Mia tersenyum ke arah Agus.

Agus menghela napasnya dan mengucap "Bismillahirrahmanirrahim."

Tuan Minha keluar dari kamarnya dan meminta istri juga putranya untuk segera bersiap.
"Hana, cepat kita harus berangkat sekarang?" ucap Tuan Minha yang berdiri di hadapan istri dan putranya.
"Agus, apa kau sudah siap?" tanya Tuan Minha pada putranya yang masih duduk dengan gugup.
"Aku siap, Ayah dan Ibu duluan saja ke mobil." ucap Agus menoleh ke arah Ayahnya.
"Baiklah" kata Tuan Minha beranjak keluar rumah menuju ke mobil bersama istrinya.

***
Kondisi Pelangi tidak sedang baik-baik saja, sejak mendengar penolakan dari Mentari, keadaannya menurun.

"Kak, apa kata dokter? Pelangi sakit apa?" tanya Kristian Penasaran mengenai hasil pemeriksaan.
"Pelangi terkena serangan jantung." ucap Lucas menjelaskan.
"Serangan jantung itu sangat berbahaya, Kak?" ucap Kristian yang terkejut.
"Putriku harus di rawat intens." ucap Lucas sambil menggenggam tangan Pelangi.

Saat sedang berbincang dengan Kristian, tiba-tiba kondisi Pelangi kritis. Lucas menekan bel darurat. Para perawat berlarian ke kamar Pelangi. Dokter berlari ke kamar Pelangi dan memeriksa keadaannya, dokter berupaya memompa jantung Pelangi dengan tangan.

"Ya allah, selamatkan putriku." Lucas berdoa sambil menangis untuk putrinya.

Kristian mencoba untuk menghubungi Mentari. "Angkat Mentari, angkat." gumam Kristian sambil terus mengubungi Mentari. Namun, Mentari tidak memeriksa ponselnya yang berada di dalam tasnya.

Lucas yang khawatir menunggu di depan pintu. Kris menghampiri kakaknya dan menepuk pundak Lucas.
"Pergilah dan bawa Mentari kemari?" ucap Kristian menatap kakaknya.

Lucas juga menatap adiknya seakan paham apa yang Kristian sampaikan.
"Tolong jaga Pelangi." ucap Lucas bergegas lari di lorong-lorong rumah sakit hingga menuju tempat parkiran. Lucas mengemudikan mobilnya dengan cepat.

Sebelumnya Mentari sempat mengirimkan pesan undangan kepada Lucas untuk hadir di pernikahannya. Maka itu Lucas mengetahui tempat acara pernikahan Mentari.

Pelangi meneteskan air matanya disaat kritisnya.

***

"Masya allah, Menantuku sangat cantik." ucap Nyonya Hana yang berada di ruangan rias pengantin.

𝐃𝐎𝐀 𝐏𝐄𝐋𝐀𝐍𝐆𝐈 (𝚃𝙴𝚁𝙱𝙸𝚃 𝙽𝙾𝚅𝙴𝙻) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang