Bab 17

24 3 0
                                    

Karena tidak mau memperpanjang keributan Lucas memutuskan untuk segera pergi dari rumah sakit.

"Kris, bawa Pelangi ke mobil?" perintah Lucas.
"Biarkan Pelangi ikut bersamamu dan Mentari. Naya akan satu mobil denganku!" ucap Kristian yang langsung di tolak oleh Naya.
"Aku akan satu mobil dengan putriku." ujar Naya.
"Biarkan Pelangi dan Naya satu mobil bersama kita, sayang?" pinta Mentari yang lelah mendengarkan pertengkaran.

Akhirnya, Naya ikut dengan mobil Lucas. Awalnya Lucas menolak, tapi Mentari yang meminta agar tidak selalu bertengkar di hadapan anak-anak. Dengan terpaksa Lucas pun mengikuti keinginan istrinya.

Naya menarik tangan Pelangi dan meminta Pelangi untuk duduk di depan bersama ayahnya. Namun, Pelangi menolak. Dia hanya akan duduk di belakang. Karena yang berhak menemani ayahnya adalah Mentari ibu sambungnya.

"Sabar, Naya. Kau harus sabar menghadapi Pelangi." batinnya kesal.

Mobil pun keluar dari parkiran rumah sakit. Lucas mengemudikan mobilnya dengan cepat. Dia harus segera tiba di rumah karena Pelangi harus beristirahat.

Setibanya di rumah, Mentari mengantarkan Pelangi ke dalam Kamarnya.
"Pelangi, istirahatlah. Nak?"
"Bu, maafkan atas perkataan ibu Naya yang membuatmu sakit hati." ucap Pelangi menatap Mentari.
"Saat ini kita tidak memiliki waktu untuk sakit hati!" ucap Mentari menyentuh kedua pundak Pelangi. "Ini saatnya kita untuk bahagia." Mentari tersenyum pada Pelangi.

Pelangi melebarkan senyumannya dan memeluk erat Mentari. Lucas berdiri di depan pintu kamar Pelangi, terharu melihat keharmonisan istri dan anaknya.

"Ya allah, jagalah selalu keluargaku." ucap Lucas menaikan kedua telapak tangannya lalu berdoa kepada allah.

"Cepat istirahat, jangan pikirkan apapun." kata Mentari pada Pelangi beranjak mendorong tubuh Lucas keluar kamar sambil menutup pintu Pelangi.

Lucas menggenggam tangan istrinya, berjalan menuju ke kamar dengan tersenyum.

***
Matahari belum menampakkan wajahnya, Mentari dan Lucas sudah terbangun untuk melaksanakan salat subuh bersama.

"Ya allah, jagalah keluarga kami

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Ya allah, jagalah keluarga kami. Jaga hati dan iman ini sebagai seorang imam. Jauhkan ke burukkan dalam keluargaku." ucap Lucas berdoa.
"Amin." sambung Mentari.

Setelah berdoa, Mentari mencium tangan Lucas (salaman) lalu Lucas mencium kening Mentari.

***
Mentari menyiapkan pakaian suaminya setelah itu dia beranjak menuju ke dapur untuk menyiapkan sarapan.

Lucas yang sudah bersiap untuk memulai harinya kembali dengan pekerjaan kantor yang menumpuk. Lucas berjalan menuruni anak tangga menuju ruang makan.

"Pagi, sayang." sapa Lucas.
"pagi, juga sayang." jawab Mentari menoleh pada Lucas dengan tangan memegang tumpukan piring.

Lucas mencium kening Mentari, saat itu Nyonya Mia datang melihat kelakuan putranya yang membuatnya kesal.

"Apa rumah ini sekarang menjadi bebas? Bagaimana jika anak-anak melihatnya?" sindir Nyonya Mia dengan matanya melirik sinis.
"Ini rumah dan keluargaku! Lagi pula Mentari adalah istriku." tegas Lucas menjawab kalimat yang dilontarkan sang Ibu.

Naya keluar kamar melangkah menuju ke ruang makan. Dia mendengarkan keributan di pagi hari antara ibu dan anak. Lalu Naya berdiri di depan meja makan, dia melihat banyak makanan di atas meja. Dengan gatalnya dia menyindir Mentari.

"Sepertinya pagi ini kita akan sarapan enak, Mah?" ucap Naya melirik sinis sambil tersenyum.
"Kau benar Naya, ternyata pembantu itu sangat pintar masak hingga majikannya tergoda." sindir Nyonya Mia yang membuat Mentari sedih.

"Astagfirullah, ya allah kuatkanlah hatiku." batin Mentari.

Lucas memperhatikan Mentari yang meneteskan air matanya. Lucas melakukan sesuatu yang membuat Naya sakit hati.

"Duduklah, sayang." ucap Lucas sambil menggeser mundur kursi untuk Mentari. Kemudian Lucas duduk di kursinya lalu seketika tertawa di hadapan ibu dan mantan istrinya.
"Mamah adalah Ibuku. Mentari dia juga istriku. Pelangi dan Doni adalah anakku! Lalu gunanya wanita ini di sini apa?" sindir Lucas terkekeh-kekeh menoleh pada Naya.

Naya hanya terdiam mendengar ucapan Lucas. Raut wajah Naya yang sedih membuat Nyonya Mia marah pada Lucas.

"Lucas, jaga bicaramu?" bentak Nyonya Mia.
"Wanita yang kau katakan tidak ada gunanya ini adalah ibu dari kedua anakmu. Dia yang rela mengorbankan nyawanya untuk melahirkan mereka." sambung Nyonya Mia murka pada putranya.
"Wanita yang di sampingmu itu. Dialah yang tidak berguna di rumah ini." cibirnya menunjuk ke arahmu.

𝐃𝐎𝐀 𝐏𝐄𝐋𝐀𝐍𝐆𝐈 (𝚃𝙴𝚁𝙱𝙸𝚃 𝙽𝙾𝚅𝙴𝙻) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang