Bab 21

23 2 0
                                    

"Aku tidak ingin Ayah salah jalan, dia harus sadar ceritanya saat ini adalah Ibuku Yn. Kisah Ayah dan ibu Naya telah Usai, seharusnya Ayah tidak menyakiti Ibu Mentari." ucap Pelangi pada Ayahnya. Namun, Lucas hanya terdiam mendengarkan perkataan dari putrinya.

Pelangi menghampiri ke arah Mentari lalu mengulurkan tangannya pada Ibu sambungnya. Bukan karena durhaka kepada seorang wanita yang telah melahirkan. Namun, rasa kecewa dari seorang anak untuk wanita yang seharusnya terus merangkul dan bersama kedua anaknya. Kini anak-anak itu memilih mengulurkan tangannya pada wanita yang tidak melahirkan mereka tapi ada untuk mereka.

"Bu, kita pergi dari sini. Disini Ibu tidak di hargai bahkan oleh Ayah." ucap Pelangi yang tangannya di sambut oleh tangan Mentari.
"Pelangi, apa yang kau lakukan?" tanya Mentari.
"Kita pergi dari sini, Bu." ucap Pelangi menggenggam tangan Ibu sambungnya.
"Doni ikut dengan kakak." sahut Doni menghampiri lalu memeluk Mentari. "Paman akan bersama kalian." ucap Kristian menghampiri lalu menggendong Doni.

Mentari, Pelangi, Doni dan Kristian beranjak melangkah hendak meninggalkan rumah Lucas.
Lucas menahan lengan Pelangi. Menangis di hadapan Pelangi dan Doni.
"Pelangi, Doni. Jangan pergi? Sayang jangan pergi aku mohon." ucap Lucas menggenggam tangan Mentari sambil berdiri di hadapan Pelangi. Namun, genggaman itu di lepaskan paksa oleh Pelangi.

Nyonya Mia sangat geram melihat Lucas yang terus memohon kepada Mentari dan anak-anaknya.
"Biarkan mereka pergi, Lucas." teriak Nyonya Mia.

Namun, Lucas tidak mendengarkan perkataan yang keluar dari mulut ibunya. Lucas kembali bersimpuh dan menahan lengan Mentari.
"Sayang, jangan Pergi?" ucap Lucas mengangkat pandangannya ke arah Mentari. Lucas masih menggenggam erat tangan Mentari.
"Aku mencintaimu, jangan pergi?" ucapnya memohon.

Mentari meneteskan air matanya dan menundukkan pandangannya ke arah Lucas yang berada di bawahnya (bersimpuh).

"Aku seorang wanita, Lucas. Tidak semua wanita akan kuat di poligami. Aku tidak ingin menjadi dosa bagimu, karena aku takut kau tidak bisa berlaku adil. Kita tidak pernah tahu, apa yang akan terjadi di depan?" ucap Mentari menjelaskan kepada suaminya.

Lucas semakin erat menggenggam tangan Mentari dengan pandangan ke atas menatap istrinya.
"Aku harus apa? Ini hanya permintaan terakhirnya?" ucap Lucas yang dalam keadaan dilema.
"Hanya hatimu yang tahu jawabannya. Assalamu'alaikum." ucap Mentari yang melepaskan genggaman suaminya lalu beranjak pergi bersama kedua anak sambungnya dan adik iparnya.

Nyonya Mia menahan tangan Lucas dengan matanya yang melotot berteriak di hadapan putranya. "Jangan di kejar, Lucas."
"Lepaskan aku, Mah." Lucas menatap ibunya dengan  berderai air mata.
"Aku harus mengejar mereka, Mah." bentak Lucas pada Ibunya.
"Kita harus ke rumah sakit, Naya sedang menunggumu." pinta Nyonya Mia.

***
Kristian mengemudikan mobilnya dengan tenang karena dia tahu hati ipar dan keponakannya sedang tidak baik-baik saja.
"Paman, kita akan kemana?" tanya Pelangi yang berada di dalam mobil.
"Ke villa Paman. Apa kau ada tujuan lain Mentari?" tanya Kristian sambil menyetir.
"Aku tidak mungkin pulang ke rumah Ayah." ucap Mentari yang duduk di belakang.
"Kalau begitu sementara kita di villa Paman, Bu?? " sahut Pelangi.
"Kau tenang saja, Kakak tidak tahu mengenai villa itu." kata Kristian mencairkan suasana.
"Baiklah Kris, Terima kasih." ucap mentari.

Kristian membawa ipar dan keponakannya ke villa milik pribadinya yang Lucas pun tidak mengetahuinya.

𝐃𝐎𝐀 𝐏𝐄𝐋𝐀𝐍𝐆𝐈 (𝚃𝙴𝚁𝙱𝙸𝚃 𝙽𝙾𝚅𝙴𝙻) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang