The Jail 13

2.4K 255 19
                                    

Mark memijit pangkal hidungnya mencoba meredakan kepalanya yang pusing kepalang serasa ingin meledak. Marshall, si iblis yang tenang menikam manusia itu sudah tergantikan dengan Mark, si cecunguk yang kelabakan dengan urusan hatinya.

Satu sisi dia harus mengurus lapas dan menghadapi para petinggi di beberapa pertemuan penting untuk menaikkan namanya tapi hatinya ketar ketir dikarenakan pemuda yang sedang mengandung anaknya tiba-tiba kabur entah kemana dengan kondisi yang lemah.

Mark mengerahkan semua anggota sipirnya yang sedang berada di kota untuk melacak Haechan dengan syarat Haechan harus kembali dengan sehat dan tidak lecet sama sekali. Cedric hanya menggelengkan kepala melihat atasannya yang seperti orang gila, ah mungkin lebih tepatnya seperti manusia gila karena biasanya Mark tidak seperti manusia.

Cedric menghampiri Mark yang baru saja keluar dari ruang rapat yang sempat ditinggalkan mendadak.

"Tuan Marshall," panggil Cedric setengah berlari.

Mark menoleh dengan tatapan tajamnya, tak anyal Mark masih kurang bisa terima karena Cedric menghakiminya mendadak tadi.

"Saya minta maaf untuk sebelumnya dan saya mau menawarkan bantuan, tuan." Lanjut Cedric, Mark memberikan kode untuk menuju ke bawah karena dinding di sini bisa berbicara.

Cedric mengangguk, mengikuti langkah Mark turun dan memasuki mobilnya. Setelah masuk Mark mengecek mobilnya dan memastikan tidak ada sabotase. Namun, Mark bisa merasakan mobilnya telah disadap sehingga Mark menggulirkan bola matanya dia mengambil alat itu dan menghancurkannya. Kemudian, meminta Cedric untuk menjelaskan dengan sebuah kode.

Mark memperhatikan kode yang Cedric buat, dia membaca itu dan mengangguk.

"That's pretty good, thankyou." Komen Mark dengan suaranya.

Mereka berdua pun hanya terdiam setelahnya. Cedric yang mulai mencoba menyusun hal yang perlu dia lakukan sedangkan Mark masih memikirkan tentang Haechan dan anak yang dikandung pemuda itu.

Cedric menoleh kepada Mark, pria yang merupakan atasannya itu hampir kehilangan akal sehatnya lagi setelah sebelumnya sang atasan sempat kehilangan separuh jiwanya beberapa tahun lalu.

Mark yang lagi stress menghadapi mafia human trafficking di perbatasan sedangkan istrinya baru saja masuk kehamilan trimester ketiga. Atasannya itu dahulu adalah bagian dari anggota militer pusat dan merupakan salah satu prajurit andalan. Tapi pekerjaan beresiko tinggi itu dia hentikan karena Mark yang baru saja akan pulang dari dinas mendengar jika istrinya mengalami kejadian yang tidak mengenakkan sehingga Mark kembali ke bagian keamanan untuk menemukan koloni berandal meresahkan itu.

Tetapi, yang tertangkap masih pion-pion dan kriminal bawahan bukan dalang dari semua tragedi menyakitkan itu. Sehingga membuat pihak yang merasa target merasa Mark merupakan ancaman dan mereka menargetkan Angela, istri si prajurit handal.

Sehingga kejadian yang menyedihkan terjadi, istri Mark mengalami penyerangan sehingga harus kehilangan nyawa bersama bayi yang dikandungnya.

Hal ini membuat geger dan hati Mark hancur sejadi-jadinya. Dia bahkan stress bukan main terlebih saat ayah Angela, Abraham Griff datang menemuinya Mark cuma bisa tertunduk dan dia merasakan kesadisan seorang Griff yang bahkan hampir membunuh seorang Marshall. Bagi Abraham, salah satu alasan Angela bisa mati adalah keterkaitannya dengan Mark. Sehingga Abraham sangat amat membenci Mark Axcalunder Marshall.

Setidaknya hal tersebut garis besar tentang Mark dan istrinya yang Haechan ketahui. Dia masih tidak habis pikir dengan apa yang terjadi hingga saat ini. Haechan hanya bisa menahan tangis karena betapa menyedihkan hidupnya.

Maka dari itu Haechan makin yakin untuk meniadakan anaknya dari semesta yang jahat ini. "Maafkan aku, bayi. Maaf, aku bukan orang baik hiks..." Lirih Haechan. Dia terduduk menunggu antrian dari ruangan aborsi yang ada di hadapannya. Tak hanya satu, ada banyak wanita yang duduk dengan muka pasrah dan putus asa. Mereka tak menyadari jika ada Haechan yang merupakan laki-laki diantaranya karena saking depresi dan tidak berdaya. Terlebih tampilan Haechan saat ini sangat berada di ambiguitas. Dia tidak terlihat seperti laki-laki tulen karena tubuhnya yang sedikit kurus dan postur yang bungkuk. Jauh dari kata gagah yang ada terlihat lemah dan menyedihkan.

[END] The JailTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang