The Jail 7

5.1K 384 53
                                    

Warn! ⚠️Frontal Words, nipple sucking⚠️
Homophobic just go away!
This just fictional story
Apologize for the typo 🙏

Haechan keluar dari sel tahanannya lalu mengikuti barisan narapidana lain menuju ke kamar mandi. Ditangannya ada keranjang yang berisi handuk dan alat mandi, tapi matanya menatap ke arah salah satu narapidana lain yang berada dua antrian di depannya.

'Ah anak itu yang pernah dihajar kemarin ya? Dia terlihat seperti orang yang lemah' batinnya sambil memperhatikan pemuda berambut pink lusuh yang menunjuk tak berani melihat sekitar.

Saat akan menuju ke kamar mandi, tiba-tiba sebuah suara mengacau fokus Haechan yang sedang menguap.

BRAKK

Seorang pria kekar berkulit legam menghadang setengah pintu ruangan bilik kamar mandi, sedangkan satunya lagi menarik tubuh pemuda berambut pink itu menyingkir membiarkan mereka leluasa mempermainkannya. Narapidana yang lain seolah tidak peduli, kedua keroco itu adalah yang terkuat ketiga setelah komplotan preman yang sempat Mark singgung telah diberi 'pelajaran' dan komplotan mafia penjara yang memiliki permainan tidak terlacak sipir biasa.

"Wohoho, ada pria cantik di sini. Kau harus meneamani kami, Manis." Ujar pria botak itu sambil menjilat pipi si rambut pink. Sedangkan satunya pria kulit legam itu menempelkan tubuhnya ke bagian belakang sedikit menggerak-gerakkan tubuh bagian bawah.

"Kau harus membersihkan kami dengan lidahmu, sugar."

Tindakan tak senonoh itu tidak dapat terpantau oleh sipir karena posisi mereka yang sedikit tertutup diantara lorong kecil berisi tumpukan kardus dengan pintu kamar mandi.

Haechan melihatnya jijik dan merinding bersamaan, betapa tidak ada harga dirinya pemuda berambut pink itu. Namun, atensi kedua pria itu teralihkan ke Haechan karena masih belum masuk ke kamar mandi. Mereka menatap mesum kepadanya seperti melihat target lain.

"HOHO, ada si cantik lain di sini. Kau belum masuk, apakah mau ikut 'bermain' bersama—" sebelum pria legam itu menyelesaikan kata-katanya Haechan bersegera dengan keberanian dadakan menarik tangan pemuda yang terjepit itu.

"Wah, berani sekali. Apakah lobang pantatmu masih perawan? Boleh aku buat sobek dengan 'milikku:? Sepertinya kalian berdua harus merasakan kekuatan kami, haha! Zyx, kau ambil si pink, aku akan bersama si pantat seksi yang berani ini." Kata pria legam itu, lalu mendekat akan menyerang keduanya.

Paham akan kapasitasnya, Haechan menarik tangan pemuda itu meninggalkan area kamar mandi. Dia berlari terpapah mencoba sekuat tenaga pergi dari dua manusia tidak punya adab, "PERCEPAT LARIMU, BOCAH!" Pekik Haechan karena dia merasa pemuda ini amat sangat lemah dan lelet.

"Hei, pria cantik, berhenti sayang haha!"

Mendengar teriakan dari kedua pemuda itu dia yakin jika tidak ada sipir yang menghadang kedua pria brutal tadi.

'SIPIR SIALAN, BUKANNYA MENGHENTIKAN PRIA BAJINGAN INI!' Batin Haechan kesal.

Mereka berlari sekuat tenaga menuju ke klinik meskipun sesekali pemuda pink tersandung, hingga Haechan yang tak memperhatikan jalan di depannya menabrak seseorang.

"Bortahnes, kau kenapa?" Seseorang bersegera menahan tangannya sehingga Haechan tidak tersungkur. Dia melihat Haechan yang menarik tangan seseorang.

Dengan terengah-engah, dia menatap ke pria di depannya merasa sedikit aman.

"T-tuan Marshal—ahhh tolong a-aku, to-tolong kami!" Pinta Haechan terbata-bata.

Mark menatapnya bingung, lalu mendengar ada yang mendekat. Kedua orang yang mengenai itu tiba-tiba berhenti dan ketar-ketir melihat sosok di depan Haechan.

[END] The JailTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang