Special Part : Bortahnes's New Life

3.1K 239 52
                                    

Haechan terbangun dengan tubuh telanjang, badan terasa agak pegal. Bau kamarnya sekarang sangat jauh dari kata baik karena kelakuannya semalam.

Dia tekejut saat menoleh ke samping ada pria muda telanjang yang sangat tak asing baginya. Pria itu sangat tampan tanpa kacamatanya apalagi saat tertidur. Haechan gagal fokus sampai tak tau jika seseorang telah mengoyakkan kembali lobangnya.

"Akh~" rintih Haechan saat akan bergerak.

Dia pun membuka selimut dan tersadarkan jika tubuhnya dan pria yang merupakan tetangga sebelah rumahnya itu masih menyatu.

Pergerakan Haechan membuat pria muda itu terbangun dari tidurnya. Matanya menatap wajah bidadari yang terjatuh dari surga tepat di depan matanya.

"T-tuan Bortahnes, kau begitu indah..." Ucapnya spontan.

Haechan yang awalnya masih rusuh bergerak pun menatap dengan kaget pria itu. Apalagi kalimatnya cukup membuat wajah Haechan menjadi malu.

"M-marhalt?! Ahhh, bisa kau 'lepaskan'?" Pinta Haechan saat dia merasa benda itu makin menusuknya.

Marhalt tersadar saat mendengar rintihan pria di depannya. Dia mencoba melepas, namun sayang gravitasi setelah bangun tidur harus mengisyaratkan agar bisa membuat lemas sejenak.

"M-maaf, tuan. Saya 'keras'..." Jawab Marhalt tak kuasa menahan malu atas kontrol dirinya.

Haechan mendelik, dia sudah pernah berpengalaman. Dia bergerak terduduk di atas tubuh kekar Marhalt yang sempat membuatnya terbuai malam tadi.

"Aku akan membantumu."

Haechan pun harus berusaha sejenak untuk lepas pagi itu.

•••

Usai drama pagi selesai, Marhalt segera memunguti pakaiannya. Lain hal dengan Haechan yang mengenakkan pakaian baru disebabkan pakaiannya malam tadi memiliki robekan panjang yang menunjukkan seberapa liarnya malam tadi.

Matanya menatap bungkus minuman alkohol di meja makan serta beberapa camilan yang sudah dingin.

Haechan memegang kuat kepalanya mengingat detail. Wajahnya memerah malu, dia dengan pasti ingat betul saat setengah mabuk mengajak Marhalt untuk minum. Dengan tak sadarnya lagi, dibawah kendali alkohol Haechan mencium bibir pria itu yang membuat mereka berakhir telanjang di kasur.

"Tuan Bortahnes, saya minta maaf-"

"Ah, tidak. Aku yang harusnya minta maaf."

Haechan memotong ucapan Marhalt yang baru saja keluar dari kamarnya. Suasana canggung tampak di ruangan itu. Haechan mendelik, bisa-bisanya dia tidak menahan diri.

"Marhalt, maafkan aku melampiaskan nafsuku padamu. Kau sangat mirip dengan ayah Helena..." Haechan mendekat ke Marhalt, dia menunduk sambil memainkan jemarinya tak enak hati kepada pria baik itu.

Marhalt dari atas menahan gemasnya kepada pria mungil di depannya itu. Meskipun Haechan lebih tua lima tahun darinya, pria itu malah lebih manis dan menggoda saat malam hari.

"That's fine, Tuan Bortahnes. Saya paham tapi saya juga turut andil dan malah melakukannya dengan anda." Balas Marhalt mencoba menenangkan pria manis di depannya.

Wajah lemah Haechan malah membuat akal sehatnya kacau seketika.

Haechan benar-benar titisan bidadari bagi Marhalt. Pesonanya sungguh gila.

"Benarkah? Terimakasih kau sudah memahamiku."

Marhalt tersenyum. Pria yang sedang mengejar studi magister itu cukup senang melihat air muka Haechan yang membaik.

[END] The JailTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang