The Jail 5

13K 996 192
                                        

Warn! ⚠️Frontal Words⚠️
Homophobic just go away!
This just fictional story

Mata Haechan menatap kosong ke dinding kamarnya.

Rasa aneh dari benda yang ia telan masih terbayang di otak dan hal yang terjadi masih terbayang jelas dalam runtutan waktu di otaknya.

"Akhh" Rintih Haechan. Lobang ketatnya merasakan ujung benda tumpul yang mencoba masuk untuk menggodanya. Kancing bajunya terbuka, menampakkan puting berwarna pink yang tegang karena rangsangan.

Kedua tangannya masih terikat di borgol dan berada di depan menahan tubuhnya menyentuh lantai.

Ujung penis pria gila itu benar-benar membuat Haechan pusing kepalang, dia ingin berteriak tepat di telinga pria brengsek yang memainkan penisnya yang menggantung.

"Ukhhh tuan ahh~ jika a-anda ingin 'memasuki'ku tolong segera uhh~ aku tidak kuat-akhhh akhhhhh pelan-huhu pelannnnn, kumohon hiks-uhhhh" rintih Haechan yang sudah tak tahan menahan gairahnya yang dibalas dengan hentakan langsung ke lubang sempitnya yang sempat dimasuki oleh jari-jari pria itu.

Pria yang sudah bertelanjang itu memasukkan paksa penis gemuknya hingga batas ukuran lobang pemuda di depannya.

Haechan tak kuasa ampun. Dia mengeluarkan lidahnya sangking merasa bahwa dia bisa saja mati apabila penis itu makin menggila.

Pria yang tak lain adalah ketua sipir penjara yakni Mark, makin menancapkan miliknya hingga lubang pemuda itu lecet dan sedikit berdarah.

"Ah ah ah~" Desah Haechan yang sudah tidak waras malah membuat Mark makin membabi buta.

Hingga tubuh Haechan tumbang, dia tak kuasa menungging menahan tubuhnya, yang segera ditangkap oleh Mark dengan siaga.

Mark melepaskan penisnya dari lobang itu, membawa Haechan ke atas ranjang dengan tak sehelai kain pun menutupi tubuh pemuda di depannya.

Sambil memungutin pakaiannya, Mark tersenyum kecil melihat tetesan sperma Haechan yang keluar tadi karena tidak sanggup.

Setelah mengenakan seragamnya lengkap, Mark mendekati pemuda yang terbalut oleh selimut ranjang klinik membawa sesuatu.

"Buka kakimu." Perintah Mark. Haechan yang agak pusing kurang bisa mendengar apa yang diperintahkan.

"H-huh..?"

Mark beralih mendekati perut pemuda itu, menjilatinya hingga bertemu bulu-bulu halus di sekitar kelamin Haechan.

"Aku bilang buka kakimu, Haechan."

Perlahan Haechan membuka kakinya, sesekali merintih saat merasakan perih begitu tepat mengangkang lebar di hadapannya si ketua sipir.

Mark membuka tutup salap pereda nyeri yang dia dapati di lemari klinik. Dengan telaten dia mengusap pelan area sekitar lubang Haechan dan pantatnya yang sempat lecet juga.

"Hiks.. uh.. s-sakit, tuan~" Suara pemuda itu memabukkannya, mencoba memecah fokus Mark yang mengusapkan salap.

Usai dengan pemberian salap, Mark mengambil pakaian tahanan Haechan. Memakaikan pakaian itu tanpa sedikit pun mengeluarkan kata.

Mark mengancing seragam itu hingga matanya bertemu dengan tatapan sendu yang dipancarkan oleh bola mata Haechan.

Sedikit meneguk ludah, mencoba menahan sedikit nafsu, sedari tadi diam angkat bicara.

[END] The JailTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang