The Jail 14

2.3K 233 67
                                    

Apologize for typos 🙏🏼😔  have a good read!!!

•••

Haechan hanya bisa menangis sambil dibawa oleh salah satu ajudan Mark, Yehezkiel. Setelah adegan penggrebekan tadi, para pegawai illegal di sana diseret untuk dihakimi, wanita-wanita yang mau diaborsi dibawa ke bagian rehabilitasi, sedangkan Haechan dibawa khusus oleh para ajudan Mark untuk menghadap sang atasan.

Yehezkiel hanya membiarkan Haechan tanpa ada borgol karena dia tau tidak mungkin pemuda itu akan melawan jumlah Tim Yehezkiel yang banyak dan kuat sedangkan yang dia tau jika permaisuri Marshall ini sedang hamil. Sebenarnya Yehezkiel sedikit merasa aneh dengan Haechan, bagaimana mungkin laki-laki yang disetubuhi bisa hamil tapi dia terlalu malas berpikir yang ada menambah kerjaaannya saja.

Mereka sampai di kediaman Mark di kota, tangan Haechan ditarik perlahan mengikuti Yehezkiel.

Haechan sedikit tersedu menahan tangisnya, mau ditaruh dimana mukanya berani menatap Mark yang pasti akan mengamuk karenanya.

"Tuan Marshall, saya masuk." Ujar Yehezkiel setalah mengetuk pintu dan mendapat balasan.

Dia masuk membawa Haechan.

Tatapan Mark sudah bisa menjelasakan apa yang sedang akan terjadi.

Cedric memberi kode Yehezkiel agar mereka keluar dan menutup pintu.

Mark berjalan mendekati Haechan yang masih terduduk di lantai tidak kuat menatap Mark. Mark memgang wajah itu dan sebuah tamparan kuat membuat pipi Haechan memerah.

Cedric dan Yehezkiel yang baru saja mau membuka pintu kaget mendengar suara itu. Mereka tidak menyangka apa yang dilakukan cukup kasar untuk kondisi Haechan sekarang.

"T-tuan cedric.." panggil Yehezkiel setengah ketakutan setelah apa yang terjadi.

Cedric tidak sepenuhnya menutup pintu, dia harus memastikan Haechan tidak akan sekarat nantinya atau Frizar akan memberikan aduan kepada lembaga kesejahteraan manusia.

Haechan terdiam tapi dia langsung bersujud di kaki Mark, Haechan paham betul apa yang dia lakukan. Kabur dan akan aborsi, mungkin ini pemicu Mark mengamuk.

"M-maaf hiks.. Tuan Marshall a-aku tidak bermaksud hiks, aku tidak— aku tidak mau anak ini harus hidup di tempat yang salah... aku minta maaf hiks... aku minta maaf untuk hamil anakmu..."

Kalimat itu sukses menyadarkan Mark dari keterpurukannya, dia paham jika saat ini Haechan menyalahkan dirinya sendiri dengan apa yang terjadi. Dia cukup keterlaluan bahkan menampar Haechan di saat dia tau kondisi Haechan sedang terpuruknya.

Mark merasa kacau, dia tidak pantas menghadapi Haechan saat ini. Menyentuh Haechan saja baginya haram, setelah perbuatan kasarnya tadi.

"Yehezkiel." Panggil Mark.

Yehezkiel yang menunggu di depan pun masuk, dia melihat keadaan yang kacau di sini.

"Tempatkan dia di kamar rumah sakit." Perintah mutlak yang tidak bisa Yehezkiel hindari tentunya.

Pria itu mengangguk lalu membawa tubuh lemah Haechan yang masih meraung meminta maaf kepada Marshall ke luar.

Cedric pun masuk dia menatap Mark dengan perasaan jengkel.

"Tuan, anda sudah keterlaluan. Maaf sekali, tapi anda harus ingat Bortahnes tengah hamil anak anda."

Mark menatap remeh kepada Cedric, "Siapa yang memberikanmu kesempatan berbicara?"

Cedric meneguk ludah, dia harus melawan sedikit meskipun masih sedikit takut. Tapi ini perihal kehamilan Bortahnes, dia masih punya hati untuk menasehati tingkah Mark.

[END] The JailTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang