The Jail 2

18.4K 1.7K 247
                                    

🔞 Adegan tidak manusiawi, silahkan pergi jika anda masih dibawah umur dan tidak menyukai adegan sejenis ini 🚨

———

Mata pemuda Bortahnes itu membola sesaat sang kepala sipir itu akan mendekat padanya.

Spontan, dia mendorong pria itu hingga dapat berdiri tegak dan mulai berlari menuju pintu.

Saat tersadar pintu terkunci Haechan mencoba berbagai cara agar pintu itu terbuka namun sebuah jambakan di rambutnya membuat usahanya terhenti. Haechan mencoba meraih tangan pria itu agar melepaskan jambakannya apalagi dia sudah merasakan sakit di ubun-ubun kepalanya.

"A-akkHhh!" Pekik Haechan begitu tubuhnya di lempar ke dinding kembali. Punggung Haechan merasakan sakit akibat benturan dengan bata semen itu. Matanya berkunang-kunang namun sebisa mungkin dia sadar.

Ujung depan sepatu pantofel menekuh dagunya agar dapat melihat ke sang pemilik sepatu mahal mengkilap itu.

Mata Haechan agak sayu tapi dia tetap menatap tajam si pria yang dibalas tatapan datar yang dingin.

"Ayahku bahkan tak berani mendorongku. Tapi sampah, mainan bodoh seperti ini berani-beraninya melakukan hal itu. Ha?"

Tepat. Pria dengan marga Marshall itu menendang ke perut pemuda itu dengan keras.

Bugh

Bugh

Bugh

Hingga tiga kali sebelum tubuh Haechan lemah tak berdaya dengan air ataupun muntahan keluar dari mulutnya.

Tak berhenti, pria itu kembali menjambak rambut Haechan yang hampir tak sepenuhnya sadar itu.

"Dimana hm? Dimana keberanian saat memperkosa para wanita-wanita? Sungguh memalukan melihat kriminal kecil seperti ini mencoba melawanku" ujar pria itu sambil tertawa melihat kondisi Haechan yang sangat-sangat buruk karenanya.

Sebelum sepenuhnya hilang kesadaran, ada satu kata yang membuatnya terbekas di memori Haechan.

"Sampah"

—dan saat itu juga tubuh Haechan terkulai di lantai ruangan Sir Marshall.

•••

Bau pahit obat-obatan yang menyengat membuat pemuda itu terbangun. Dia mencoba bergerak perlahan namun tetap saja tubuhnya agak nyeri. Apalagi kepalanya yang berdenyut-denyut.

Haechan memegang kepalanya yang masih saja berdenyut. Tangan satunya lagi menahan nyeri di perutnya yang tampaknya diperban.

"Hei?" Panggil seseorang dengan jas putih bak dokter yang mendekat padanya.

"K-kau siapa?" Tanya Haechan terbata-bata sangking tak fokusnya melihat sosok itu yang agak buram di matanya.

Sosok itu menjulurkan tangan, "Aku Frizar D. Young, tim kesehatan lapas. Kau bisa panggil aku Doyoung atau Dokter Doy mungkin, jika kau berkenan. Namamu?"

"A-aku Haechan, Lebiya Haechan Bortahnes."

"Kau tahanan baru?" —yang dijawab dengan anggukan.

"Dokter Doy" panggil Haechan.

"Iya, kenapa? Kepalamu masih sakit?"

"Iya, t-tapi bukan itu."

Doyoung meruncingkan pandangannya, "Lalu?"

Haechan menghela nafas, "Kenapa aku bisa ada di sini?"

Doyoung tampak meneguk ludah sebelum tersenyum tipis, "Ahh tidak usah dipikirkan. Kepalamu masih sakitkan? Ayo kembali istirahat"

[END] The JailTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang