Epilog

2.7K 223 68
                                    

🎼 seperti takdir kita yang tulis - Nadin Amizah


Haechan menatap dari jauh, bayinya yang mungil itu sudah tumbuh beranjak menjadi bocah sangat aktif.

Haechan menatap dari jauh, bayinya yang mungil itu sudah tumbuh beranjak menjadi bocah sangat aktif

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Papa, kita jadi pergi kan?!" Tanyanya sambil melepaskan topi kuning menyerahkan ke sang papa.

Bocah itu bergelayut di lengan Haechan sambil menatap antusias kepada orang yang sudah melahirkannya itu. Tangannya memegang sebuah balon merah yang dibelikan oleh sang ayah.

Haechan menyentuh ujung hidung anaknya, tersenyum melihat respon Helena yang tertawa bersamanya.

"Iya, sayang. Ini memang harinya."

"Yeayyy! Helen siap-siap dulu, pa!"

Anak gadisnya itu berlalu masuk ke kamar meninggalkan Haechan yang sedang tersenyum kecil sambil melihat ke nasi kepal buatannya.

Mereka berdua berjalan menuju ke hamparan rumput yang luas dengan kotak bekal dan dua buket bunga yang dibawa oleh Helena setelah kedua anak-papa itu petik di kebun mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mereka berdua berjalan menuju ke hamparan rumput yang luas dengan kotak bekal dan dua buket bunga yang dibawa oleh Helena setelah kedua anak-papa itu petik di kebun mereka.

"Hai, daddy! Kita ketemu lagiiiii!" Ujar Helena berlari panjang mendekat.

Haechan masih menatap Helena yang sedang asik berbicara dari jauh.

"Dad, sudah hampir satu tahun ya Helena kesini lagi! Huahhh sebenarnya Helena mau kesini tapi papa bakal marah kalau misal Helena ketauan tidak ikut kelas matematika tambahan. Lagian matematika kok rumit, Helena sukanya makan, hehe!"

Haechan mencubit pipi anak gadisnya, lalu menatap kesal kepada Helena.

"Malah mengadu seperti itu, sudah jelas-jelas papa bilang kamu kalau kelas matematika jangan malah makan bekal-"

"Ssstttt! Papa jangan marah-marah, ya! Ini sesi Helena mengobrol bersama Daddy dan Grandpa!"

Haechan hanya menggulirkan bola matanya, membiarkan gadis itu mengoceh panjang lebar tentang apa yang selalu dia hadapi.

Sang papa pun hanya membiarkan gadis kecilnya itu berbicara sesekali menawarkan nasi kepal yang dia bawa dan membersihkan rerumputan yang ada.

"Huh, jadi begitu daddy, grandpa! Hehe, selama ini papa dan Helena bahagia kok, kadang Helena pengen ketemu tapi Helena tidak bisa selalu memaksa papa... Maaf ya, Helena cuma bisa kesini sesekali... Helena tidak bisa membiarkan papa menangis jika meminta kesini terus..."

[END] The JailTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang