Larian cepat pria itu menuju ke ruang yang dipenuhi obat-obatan, seraya memanggul tubuh lebam tak berdaya di bahunya.
Dia menendang pintu ruangan itu kemudian berlalu meletakkan tubuh sekarat yang dipanggulnya ke ranjang kosong.
"Hei-hei kenapa kau tiba-tiba—"
"Frizar, bantu dia"
Ucapan sang dokter kesehatan, Doyoung terputus saat pria tersebut menatap tajam memintanya.
Sadar akan perintah, Doyoung mengangguk dan mendekati sosok yang terletak di ranjang. Namun dia terkejut melihat kondisi pemuda yang dipanggul sang atasan tadi benar-benar dalam kondisi buruk.
Wajahnya penuh lebam, Hidung berdarah, luka di bibir serta alisnya, rambut yang acak-acakan, bekas cekikan yang masih nampak di leher, pakaian yang robek, kuku jari kelingking kaki yang lepas dan berdarah serta banyak luka yang membuat Doyoung tambah yakin pemuda itu juga mengalami luka dalam.
"Cepat, bodoh. Kenapa kau malah diam?!" Bentak pria itu penuh amarah. Doyoung segera menatapnya kali ini tatapan Doyoung terselip segumpal amarah.
"Kau keluar dari sini dulu, bajingan. Aku akan bertindak lebih sigap tanpamu di sekitarnya" —sungguh luar biasa seorang Doyoung yang biasanya tenang menghadapi adik tingkatnya itu mengeluarkan kalimat penuh sindiran.
Doyoung benar-benar ingin menghancurkan wajah Mark jika saja dia tak segera keluar dari ruangan itu.
Menghela nafas, inilah saatnya Doyoung beraksi dengan keahliannya.
Flashback
"A-akkHhh! B-berhenti—" pekik Haechan begitu Mark membuat tubuhnya terbaring dan menginjak perut pemuda itu.
Sepatu pantofel Mark sukses membuat Haechan menjerit ampun karena pria itu tepat menekan bagian jantung dan sesekali menginjaknya.
Tangis Haechan meluncur namun dia tetap tak ingin mati dibuat Mark. Dia melawan dengan mencubit kaki Mark karena celana bahan yang Mark kenakan itu singkat, menggunakan kuku tajamnya yang tak pernah dia potong dua bulan belakangan.
Haechan berlari mencari benda perlindungan dari Mark yang setia mengejarnya.
Dia pun berhasil bersembunyi di dekat tangki air bekas dan menarik nafas sejenak. Namun, kaki penyanggah tangki itu tertendang oleh Mark yang membuat jari kelingking Haechan terhimpit cukup kuat karena bobot tangki yang besar. Haechan mencoba bertahan dengan menggigit tangannya menahan rasa perih yang kakinya rasakan.
Hingga tendangan tiba-tiba membuat Haechan dan tangki besar itu terguling.
Kepala bagian Haechan sukses bertepukan dengan lantai semen berlumut.
Mata Haechan sudah berkunang-kunang. Kakinya yang tadi kesakitan mati rasa. Tangannya mencoba menggapai sosok yang berdiri di depannya namun nihil.
Rambut Haechan ditarik kuat sehingga tubuh Haechan setengah bangun dan sebuah tonjokan dengan jari tengah tampak lebih ke depan sukses membuat memar dan luka di wajah pucat Haechan.

KAMU SEDANG MEMBACA
[END] The Jail
Fanfiction"Selamat datang, mainan baruku" Warning! YAOI! BXB! Jail Universe Markhyuck AU Germany-Europe Mpreg18|Lemon|Explicit content Dirty talk|Sadistic-Maso|Toxic relationship Fate-love On revisi! Start : Jan 13, 2020 End : March 3, 2024