[END] The Jail

The Jail 19

Haechan merasakan bagaimana indahnya malam itu. Mark memperlakukannya dengan lembut sehingga Haechan tidak terlalu merasa sakit yang tentunya bisa saja memicu pergerakan dari janinnya.

Saat ini Haechan tengah duduk di pangkuan Mark, mereka menghabiskan waktu bersama sambil menggenggam foto USG bayi mereka.

Mark mengecup puncak kepala Haechan sambil membiarkan pemuda itu mengoceh tentang yang dia rasakan dari mual-mual hingga saat bayi mereka menendang-nendang kuat seperti saat ini.

"Lihat-duhh, apakah dia akan menjadi pemain bola? Dia suka sekali menendang jika aku memikirkanmu, lihat ini—aduh bayiii sakit, nak."

Wajah Mark bersemu merah merasakan tendangan dari anaknya di dalam sana. Dia sedikit menghiraukan Haechan yang mendumel karena merasa kesal.

"Cantik..." Gumam Mark kecil sambil menatap Haechan yang terus mengoceh tak henti-hentinya.

"Kita harus bersiap, tuan."

Seorang pria menatap poto yang ada di depannya. Lalu membidik dengan revolver miliknya.

"Kumpulkan anak buah kita dari berbagai penjuru. Mari kita akhiri dendam ini, Marshall."

Hampir seminggu lebih Haechan berada di kota tinggal di rumah Mark dengan keadaan hati yang mulai membaik. Minggu ini adalah minggu prediksi para dokter jika Haechan akan melahirkan sesuai dengan hitungan dari minggu pertama kehamilan.

Mark belum pulang ke lapas sama sekali, dia mempercayakan cukup besar kepada Cedric dan saling bertukar kabar kondisi masing-masing. Pria itu lebih memilih untuk bersama di sisi Haechan untuk menjaganya.

Tangan Mark sedang sibuk merapikan kasur tidur bayi yang dia siapkan di kamar Haechan. Dia mendekor ulang kamar itu untuk menambahkan nuansa nyaman. Haechan hanya tersenyum melihat prianya itu sedang fokus membereskan pekerjaannya.

Senyuman yang berkembang di wajah Haechan harus musnah karena tiba-tiba perutnya mengalami kontraksi. Haechan menahan sakit yang dia rasakan.

"Akh—!" Lirih Haechan sambil memegang perutnya.