The Jail 17

2K 177 53
                                    

Abraham tertawa melihat Mark yang gelagapan di depannya. Dengan wajah mengejek dia menatap Mark seperti bocah ingusan.

"Kau mencari jalang untuk menggatikan anakku, hah?"

Mata Mark menatap tajam seolah melawan.

"Why dude? Am I supposed to be wrong here?"

"Aku tak masalah jika kau menginjakku. Tetapi mulutmu tak pantas menyebutnya seperti itu, Griff." Ujar lantang Mark bahkan dia memanggil Abraham hanya nama tanpa imbuhan.

Abraham hanya diam sambil tersenyum remeh tapi puncak kekesalannya tersampai saat Mark melanjutkan kalimatnya.

"Bagiku dia sama berharganya seperti Angela. Kuharap kau paham, Griff."

Abraham akan meleda jika saja dia tidak mendengar nama yang disebutkan oleh Mark.

"Kau samakan dia dengan anakku, Marshall!"

Mark menggelengkan kepalanya, "Mereka sama-sama manusia dan aku juga mencintai Bortahnes."

Abraham hanya tertegun mendengar kalimat itu.

•••

Dengan demikian, Mark kembali ke pusat untuk mengurusi beberapa hal untuk lapasnya. Hubungannya dengan Haechan makin renggang ditambah posisi Haechan yang mengetahui tentang mantan istrinya. Tak terurus sudah hubungan mereka. Mendekati Haechan pun rasanya tak pantas bagi Mark saat ini.

Haechan terdiam kecewa menatap Frizar. Pria medis itu menceritakan semuanya dari awal karena Haechan meminta untuk mengetahui alasan Mark di pusat. Namun jawabannya terlalu lengkap hingga Haechan tau jika Frizar adalah salah satu sumbu mengapa Haechan harus melayani kebutuhan nafsu Mark.

Frizar menatap sendu kepada Haechan. Tak kuasa baginya menyarankan hal buruk tanpa tau akhirnya berantakan sekali.

Mark awalnya menggagahi karena hukuman namun berlanjut hingga dia terlalu nyaman hingga membuat Haechan harus hamil anaknya.

"M-maafkan aku, Haechan. Aku berperan juga atas kehamilanmu, aku tidak-"

"Cukup, dok. Aku paham, tidak masalah. Aku mencoba menerima hiks... Meskipun aku takut anak ini tidak akan memiliki hidup yang baik..." Lirih Haechan.

Haechan tak habis pikir juga kenapa dia malah menurut saat Mark memperkasainya dan Haechan menyesal sangat lihai untuk memuaskan pejantannya kala itu.

Sekarang Haechan sangat bimbang. Dia hanya pelampiasan dari mendiang istri Mark, namun Haechan tengah mengandung benih yang Mark tanamkan.

Mark apalagi, dia sangat pusing dengan semua yang ada. Mark malah terbuai mengingat Angela saat Haechan merintih kesakitan saat dia menggagahi Haechan. Bagi Mark, aura Angela ada pada Haechan dan firasat awal saat netra Mark menatapnya benar.

Mark adalah pribadi yang skeptis dengan garis hidup berbeda dengan keluarganya yang mempercayai hal demikian. Tapi, argumen Mark dipatahlan saat Mark bertemu Haechan. Dia meyakini garis reinkarnasi jiwa istrinya menjadi pemuda itu seolah itu takdir dan maryk yakin untuk lanjut.

Menyedihkan, Mark memiliki beban untuk mencintai Haechan sebagai Angela atau mencintai Haechan yang hidup sebagai dirinya.

Jika pilihan pertama akan ada ketakutan yang timbul untuk Mark rasakan kembali. Tapi, Mark terlalu takut untuk melepaskan Haechan terlebih mereka sudah memiliki calon buah hati saat ini.

Namun sekarang masih punya beban untuk mencintai Haechan sebagai Angela atau membiarkan Haechan hidup sebagai dirinya sendiri.

Tanpa Mark sadari, Abraham sudah memiliki informasi tentang Haechan. Diam cuma bisa diam dan membaca informasi serta mengetahui Haechan adalah 'milik Marshall' sedang mengandung anak Mark.

[END] The JailTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang