The Jail 18

2.3K 215 38
                                    

Mark sedang menulis sesuatu dengan wajahnya yang memiliki banyak perasaan terpendam ke dalam tulisan itu. Mark berhenti sejenak lalu menerawang tentang hidup yang sempat dia lalui sebelumnya. Saat akan khusyuk mendalami tiba-tiba pintu ruang kerja Mark terbuka menampilkan wajah Yehezkiel yang terengah-engah di depan meja Mark.

"Tuan Marshall, maafkan aku langsung masuk begitu! T-tapi..."

Dengan cepat Mark keluar dari ruangannya melangkah menuju ke klinik. Keringatnya mentes karena kekhawatirannya yang berada di ujung batas emosi seorang Marshall begitu telinganya mendengar jika Haechan tiba-tiba pingsan dan saat ini masuk ke klinik.

Mark membuka pintu klinik mendapatkan Haechan yang terbaring lemah menutup matanya meracau dengan tangannya yang mengelus perutnya yang membesar itu.

Tiba-tiba di belakang Mark berdiri ada Frizar yang terhalang untuk masuk ke klinik.

Mark menyadarinya lalu memberi jalan ke pria medis itu. Dia kaget dengan Mark yang muncul di sana tapi berlalu saat Mark memutuskan untuk pergi. Frizar menghiraukan, dia lanjut mendekati dan mengecek tubuh Haechan yang masih lemas.

Kembali masuk ke ruangannya, Mark menutup matanya. Dia bergumam kecil menyebutkan kata maaf berkali-kali. Air mata Mark turun pada wajah dingin itu sedangkan pikirannya frustasi dengan pilihan yang harus dia hadapi.

Mark harus memilih Haechan sebagai Angela atau sebagai dirinya sendiri.

Hal itu masih Mark bingingkan karena meskipun wanitanya itu sudah pergi tapi cintanya kepada Haechan juga tak sama kalahnya apalagi Mark akan mempunyai anak bersama pemuda itu.

Mark lalu menatap buku jurnalnya sambil membayangkan akan meredam kegilaan pikirannya lewat tulisan.

Tok tok

Suara ketukan pintu terdengar menghentikan apa yang Mark lakukan. Dia memperbaiki keadaannya sejenak sebelum balik membiarkan orang yang mengetuk masuk.

"Masuk."

Pintu terbuka, di sana terlihat Frizar membawa selembar surat. Dia berjalan lalu meletakkan lembar itu di hadapan Mark.

"Aku minta persertujuanmu untuk rujukan Haechan ke kota."

Mark menaikkan satu alisnya, "Maksudmu?"

Frizar mengelap peluhnya, "Keterbatasan alat medis di sini, Marshall. Haechan harus melakukan pengecekan lebih lanjut ke bagian obgyn apalagi kandungannya sudah besar, kita butuh bantuan medis untuk mempersiapkannya lahiran dan tentu perlengkapan bayi. Paham?"

Mark mengambil surat itu, lalu memandang Frizar, kembali menoleh ke surat.

"Siapa yang akan menemaninya?"

Frizar menunjuk dirinya, "Aku."

"Klinik akan kosong jika kau pergi."

Frizar memutar bola mata jengah, "Aku bisa minta juniorku di pusat untuk menggantikan-"

"Frizar, jatah cutimu bulan ini sudah habis."

"What? Aku bahkan hanya memakai dua hari dari seminggu-"

"Aku yang akan menemaninya. Kau cukup tuliskan laporan tentang keadaan Bortahnes, aku akan menyampaikannya di pusat."

Kalimat itu lantas membuat Frizar terkaget bukan main. Dia tak bisa berkata-kata tapi di hatinya sedikit lega karena Mark mau menawarkan diri dengan dalih cutinya.

"Bagaimana dengan lapas?"

"Ada Cedric."

"Mertuamu???"

[END] The JailTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang