13. What Should I do?

163 17 5
                                    

SELAMAT MEMBACA ❤️

(direkomendasikan sambil dengerin lagu
Raissa Ramadhani - Seribu Pelukan)

------------------------

Aku masih betah berlama-lama disini

Secangkir kopi menjadi temanku sore ini

Hah...

Seharusnya, bukan kopi ini yang menemaniku

Melainkan kamu

Aku tengah menunggu seseorang

Rasanya, membosankan

Tapi, mungkin aku memang sudah gila

Menunggumu yang sudah lama pergi dari dunia ini, rasanya aku masih sanggup-sanggup saja

Dip

"Udah nunggu lama? Sorry. Tadi lagi ada urusan dulu."

Karisa yang melihat Arya datang tiba-tiba, langsung menutup bukunya sebelum ia selesai menulis.

"Mungkin udah 30 menit." balas Karisa.

"Kamu nulis apa?"

"Apanya?"

"Buku barusan."

"Cuma buku biasa." balas Karisa.

Arya mencondongkan badannya untuk meraih tas Karisa.

"Kamu nyembunyiin apa, sih?" tanya Arya sedikit keras.

Karisa sedikit terperanjat. Namun, pembawaan Karisa yang selalu terlihat tenang, membuatnya tidak refleks untuk bereaksi berlebihan.

"Kamu mau apa?" tanya Karisa dengan nada datar. Ternyata, perasaan Karisa benar. Lelaki ini menyebalkan.

Arya mengusak rambutnya kasar. "Aku calon suami kamu! Jangan nyembunyiin apa pun dari aku!"

"Apa kamu harus tahu seluruh tentang hidup aku?"

"Iya! Aku harus tahu! Danㅡ"

Arya melirik ke ponsel milik Karisa yang layarnya menyala karena ada pesan masuk.

"Dan aku nggak suka kamu pasang foto bersama laki-laki lain di hp kamu!"

Karisa yang sedari tadi menahan perasaan dongkolnya pun langsung beranjak dari kursinya.

"Kalau pembahasan kita nggak penting, aku pergi!"

Karisa benar-benar langsung keluar dari kafe itu. Arya yang celingukan pun langsung berlari mengejar Karisa.

"Karisa, sorry! Aku keterlaluan." Arya menahan lengan Karisa. Namun, langsung di tepis oleh Karisa.

"Aku tahu kalau aku calon istri kamu. Tapi, aku minta tolong sama kamu nggak usah terlalu ikut campur sama kehidupan pribadi aku! Apalagi, menyangkut masa lalu aku!" tegas Karisa.

"Tapi, dia udah meninggal!"

"Terus kenapa?" Kesabaran Karisa rasanya seperti perlahan terkikis.

"Yang bakal jaga kamu itu aku! Bukan dia!"

"Kalau kamu mau jagain aku, biarkan aku pergi sekarang! Tugas kamu menjaga, kan? Bukan menahan!"

Karisa berbalik. Namun, lengannya kembali ditahan Arya.

"Aku antar kamu pulang, ya?" tawar Arya melunak.

Karisa hanya diam.

"Maaf, Sayang. Aku antar, ya..."

BLOOMING ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang