9. Debar yang Berbeda

253 28 14
                                    

SELAMAT MEMBACA ❤️
---------------------

Udara pagi yang bertabrakan dengan sisa hawa hujan semalam, membuat udara dingin semakin menusuk. Jam masih menunjukkan pukul empat pagi. Cakra dan Adnan menjadi orang pertama yang bangun.

Sebenarnya, semalaman penuh, Cakra terus gelisah. Cakra baru benar-benar bisa terlelap setelah jam menunjukkan pukul dua pagi. Semenjak kepergian Dipta, Cakra sulit tidur jika berada di tempat asing. Rasanya tidak nyaman, dan Cakra selalu merasa tidak aman.

"Lo abis nangis, ya? Kangen rumah, lo?" Ledek Adnan dengan suara seraknya.

"Gue nggak bisa tidur! Mulut lo sembarangan banget emang!" Cakra menyahut.

"Mau kemana?" Tanya Adnan.

"Wudhu. Mau ikut nggak, lo?"

"Tar gue nyusul." balas Adnan sekenanya. Cakra pun keluar dari tendanya.

●○•♡•○●

Jam sudah menunjukkan pukul tujuh pagi. Hampir semua peserta sudah bangun, dan sudah siap dengan acara hiburan. Banyak sekali hal-hal yang mengundang tawa. Sesekali, Cakra tertawa dengan keras melihat kelakuan Adnan. Ternyata, Adnan memang anak yang super aktif. Entahlah bisa disebut friendly atau sok akrab. Yang jelas, Adnan nyatanya mudah sekali mendekati Cakra. Tak heran jika ia dan Cakra bisa dengan cepat akrab.

"Gila, sih. Gue ngerasa kita klop banget. Kita temenan aja nggak, sih?" tanya Adnan.

Januar mendecak. "Semua orang aja lo ajak temenan!" sahutnya.

"Bagus, dong? Iya nggak, Bum?" Adnan meminta persetujuan Cakra.

Cakra terkekeh. "Panggil gue Cakra aja."

"Cakra? Nama lo Bumi, kan?" Tanya Kamal.

Cakra tersenyum kecil. "Bumi Sada Cakrawala."

"Gokiiiil! Keren banget nama lo! Bisa ya orang tua lo kepikiran ngasih nama segagah itu?" Kata Januar sambil bertepuk tangan.

"Abang sama Mas gue sih yang ngasih nama. Orang tua gue cuma kebagian nama Sada nya aja." tutur Cakra sambil tersenyum tipis. Juna yang mengerti pun mengelus punggung Cakra sekilas.

"Apalah orang tua gue ngasih nama gue Januar. Padahal, gue lahirnya bulan Desember. Gue nggak ngerti." Kata Januar yang membuat semuanya tertawa.

"Kenapa? Bisa aja kan karena Januari adalah bulan spesial buat orang tua lo? Bulan kelahiran salah satu dari mereka, atau bahkan mungkin bulan pernikahan mereka?" Papar Juna.

Januar menutup mulutnya yang menganga kaget, "KOK LO TAHU?! Iya, gue baru nyadar orang tua gue nikahnya bulan Januari. Akhirnya, gue menemukan titik terang arti nama gue yang sesungguhnya! Thanks, Jun!" Kata Januar sambil memeluk Juna.

"Iya, iya! Ta-tapi, lepasin gue! Nyet, tolongin gue kenapa, sih?!" kata Juna sambil menatap ke arah Cakra yang tertawa lepas.

Bukannya melerai, Kamal dan Adnan malah ikut memeluk Juna, hingga mereka berempat nyungsruk ke tanah.

Dengan kehadiran Adnan, Januar, dan Kamal, entah kenapa membuat hati Cakra lebih hangat. Jika dengan Juna, Cakra sudah menganggapnya seperti benar-benar saudara, beda dengan Adnan, Januar, dan Kamal. Cakra merasa bahwa mereka bertiga hebat karena mampu meruntuhkan egonya.

●○•♡•○●

Waktu sudah menunjukkan pukul delapan malam. Rombongan bus sudah bersiap meninggalkan area camping. Semua siswa kembali ke bus, dan kembali ke tempat duduk mereka saat keberangkatan. Cakra yang sudah lebih dulu duduk pun tidak terusik dengan kehadiran perempuan disebelahnya yang tengah sibuk seperti sedang mencari sesuatu dalam tasnya.

BLOOMING ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang