23. Mimpi Panjang

253 33 0
                                    

SELAMAT MEMBACA ❤️

---------------------

Tolong ...
Tolonglah pulang
Kurindu wajahmu
Senyummu yang sudah hilang

(Insomniacks - Pulang)

●○•♡•○●

"Mas Kavi? Mas ngapain disini?" tanya seorang perempuan dari kejauhan.

"Amanda?" gumam Nana. Nana menyelidik perempuan itu. "Manda!" setelah merasa jika tebakannya benar, Nana langsung berlari ke arah perempuan, yang ia panggil Manda itu.

"Manda! Akhirnya kita ketemu lagi! Kamu udah lama banget nggak nemuin Mas. Sekarang, malah Mas yang nemuin kamu disini!" kata Nana seraya memeluk Manda erat.

Amanda Arunika, adalah adik pertama dari Nana. Ketika umurnya baru menginjak sekolah menengah pertama, Amanda harus pergi untuk selamanya, karena sakit demam berdarah. Saat itu, Nana belum mengenal Jevan, Raka, dan Dipta.

Kepergian Amanda, membuat Nana benar-benar kehilangan arah. Karena, manusia se pendiam Nana, harus kehilangan satu-satunya teman dalam hidup. Saat itu, Gema, adik kedua Nana baru berusia tiga tahun.

"Mas Kavi, kenapa ada disini?" tanya Manda sekali lagi.

Nana melepaskan pelukannya pada Manda, lantas menggeleng. "Mas juga nggak tahu kenapa ada disini," tuturnya.

"Na? Kenapa lo disini?"

Suara yang sangat familiar, terdengar di telinga Nana. Suara yang selama ini hilang dari pendengarannya. Suara yang paling ia rindukan setengah mati.

Nana menoleh ke arah sumber suara, lalu mendapati sosok itu tengah berdiri dengan gagahnya.

"Dipta," gumam Nana.

Sosok yang ia panggil Dipta itu mengangguk. "Iya, gue Dipta."

"Dip?" perlahan, Nana berjalan ke arah Dipta.

"Dip?" Nana mulai mengelus wajah Dipta. Takut, jika ini adalah sebatas mimpinya yang selama ini hadir, namun tidak pernah menjadi nyata.

Dipta tertawa kecil melihat Nana yang mengelus wajahnya, dengan air mata yang menggenang di pelupuk matanya.

"Udah belum ngeliatin muka ganteng guenya?" tanya Dipta.

Tanpa banyak bereaksi, Nana langsung memeluk Dipta dengan sangat erat. Nana memeluk Dipta, seolah jika ia lepaskan, Dipta akan kembali hilang.

"Lo kemana aja, bangsat? Kenapa nggak pernah nemuin gue lagi?" kata Nana sambil terisak.

Dipta membalas pelukan Nana. "Ya ngapain gue datang terus, Na? Nanti lo nggak bisa ngelanjutin hidup lo. Lagian hidup gue tuh udah berhenti."

Dipta melepaskan pelukan Nana, lantas menatap mata Nana. "Cukup nangisin guenya! Gue sekarang udah di tempat yang seharusnya, Na!"

"Mas Kavi, kalau mau ikut disini boleh, kok. Manda juga sering main sama Bang Dipta. Seru juga orangnya. Bang Dipta juga sering cerita tentang Mas." kata Manda tiba-tiba sambil meraih tangah Nana.

"Emang Mas boleh disini?" tanya Nana.

Manda mengangguk antusias. "Boleh banget, dong! Kita udah lama nggak main bareng! Sekarang, kita bisa main lagi. Mas tenang aja, Mas nggak perlu ngajarin Manda naik sepeda sekarang. Manda udah jago!" kata Manda lagi.

BLOOMING ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang