3. Senja Yang Kehilangan Jingganya

395 31 9
                                    

SELAMAT MEMBACA ❤️

(Direkomendasikan sambil mendengarkan lagu Raissa Ramadhani - Seribu Pelukan)

-----------------------

"Cinta itu terlalu rumit kalau harus di definisikan pakai kata-kata, Jev. Cukup dirasakan, lalu buktikan lewat perbuatan, dan perjuangan."

Kata Dipta pada Jevan dulu, ketika ketiga sahabatnya bertanya kenapa ia lebih memilih Karisa dibanding banyaknya wanita yang mengincarnya. Setelah kandasnya hubungannya dengan Amara, Jevan benar-benar memerjuangkan seseorang yang akhir-akhir ini memenuhi ruang jiwanya. Maudy.

Maudy sendiri merupakan teman Nana. Nana sempat di ejek oleh Dipta. Karena, Jevan mengincar Maudy, dan saat itu juga Raka mengincar Anaya. Dipta tidak habis pikir. Banyak sekali teman perempuan Nana yang cantik, namun Nana tidak pernah tertarik. Malah kedua sahabatnya yang lebih tertarik pada teman-teman Nana. "Lu harus ngerasain jatuh cinta sih, Na! Biar hati lu nggak hambar kayak hidup lu!" Kata Dipta saat itu. Namun, ditepis langsung oleh Nana. "Lagi nggak minat. Ntar gua bego kayak lu!" begitu katanya yang membuat Jevan dan Raka tertawa.

"Kira-kira, gue nyerah jangan, ya?" Tanya Jevan lesu. Kini, mereka semua tengah berada di rumah Jevan seperti biasa. Tidak ada yang berubah. Yang berbeda hanyalah ada satu kursi kosong, yang tidak pernah lagi di duduki oleh pemiliknya.

Raka menatap Jevan yang seperti orang putus asa. "Nyerah aja! Jangan goblok! Cinta itu, berjuangnya berdua. Kalau sendiri, lo namanya bego!"

"Tapi, gue sayang banget sama Maudy."

"Makan tuh sayang! Cewek masih banyak, sih! Mau gue kenalin sama temen gue, nggak?" Tanya Raka.

"NGGAAAAK! Gue bukan buaya darat kayak lo!" Ketus Jevan.

Nana yang sedari tadi memerhatikan Raka dan Jevan pun hanya bisa tertawa kecil. Namun, tangannya tak lepas dari ponsel.

"Kenapa sih, Na? Gelisah banget gue liat-liat! Punya pacar ya, lu? Nggak bilang-bilang, nyet!" Sembur Raka.

Nana mendecak. "Pacar pacar. Ini, gue lagi chat sama si Alia."

"ALIA TEMENNYA SI KARISA? NGAPAIN LU CHAT SAMA DIA? CALON CEWEK GUE ITU! JANGAN LO EMBAT! CARI YANG LAIN!" Kata Raka berapi-api. Namun, Nana hanya diam.

"Karisa histeris lagi. Dia minta ketemu Dipta. Sedangkan, sekarang hujan." Kata Nana lesu.

Jevan yang tadinya tengah tiduran, lekas bangkit. "Dimana dia sekarang? Lo mau nemuin dia?"

"Di rumah Alia. Gue kesana paling nanti buat nganter. Masih hujan. Gue bawa motor soalnya."

Jevan berjalan ke arah lemari, lalu melempar kunci mobilnya ke arah Nana, dan sukses tertangkap oleh Nana. "Pake aja, Na! Gue sama si Raka nunggu disini."

Entah apa yang tengah Nana rasakan. Rasanya berat, sesak, dan sakit menjadi satu. Segalanya tak lagi sama.

"Nanti gue isi bensin, Jev." Nana pun langsung keluar, lalu pergi ke rumah Alia.

●○•♡•○●

Raga yang sudah tiada, tak mungkin lagi mampu untuk merengkuh segala luka yang disebabkan oleh kepergiannya. Layaknya hujan deras yang jatuh membasahi bumi, isi kepala Karisa di penuhi oleh kenangan seseorang yang sudah terlelap abadi.

BLOOMING ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang