30. Menuju Pulih

163 22 6
                                    

SELAMAT MEMBACA ❤
---------------------

"kembalikan lagi senyumku
aku tak betah begini
semenjak hati dan jiwa luka
ku kehilangan senyumku"

(Melly Goeslaw - Kembalikan Lagi Senyumku)

●○•♡•○●

•• sebab dalam perjalanan menuju pulih, membuat kita belajar menerima perasaan pedih ••

"Kamu mau ikut turun?" tanya Karisa pada Nana.

Nana menggeleng. "Nggak, Sayang. Aku disini aja. Nanti, kalau kamu udah selesai, kamu bisa panggil aku, ya? Dari sini keliatan, kok," kata Nana.

"Tapi, Sayang ... kamu-"

Kalimat Karisa terpotong karena Nana meletakkan jari telunjuknya di bibir Karisa.

"Aku kasih kamu kesempatan buat berdua sama dia, Sayang. Aku bebasin kamu buat ngungkapin apa yang kamu mau tanpa terhalang oleh apapun. Termasuk aku. Kalo kamu mau nangis pun aku nggak bakal tanya kenapa. I'm okay, Sweety. Don't worry!" kata Nana seraya mengelus lembut pipi Karisa.

"Aku turun, ya?" kata Karisa, kemudian turun dari mobil Nana.

"Lekas pulih, Karisa. I love you," gumam Nana ketika Karisa sudah mulai menjauh dari mobilnya.

●○•♡•○●

Tentang rindu yang membuncah, juga kenangan indah yang tak lama lagi akan di pendam, membuat langkah Karisa rasanya memberat.

Disini, adalah tempat paling menyakitkan yang pernah ia datangi. Di tempat ini juga, seluruh mimpi indahnya seketika musnah.

"Hai," sapa Karisa pelan.

Lama Karisa berdiri sambil menatap dengan pandangan kosong pada objek di depannya. Ternyata, rasa sakit itu masihlah ada.

"Cewek es batu kamu datang lagi nih," lirih Karisa.

"Aku nggak tahu perasaan aku di sebut apa. Tapi ..."

Karisa sudah terisak. Rasanya, tak ada kata-kata yang pas untuk mengungkapkan betapa rindunya ia pada sosok yang kini raganya sudah berada dalam timbunan tanah.

"Aku masih berharap kalau suatu saat nanti kamu datang lagi," isaknya.

"Aku tahu itu semua nggak mungkin. Aku juga udah berusaha buat nyembuhin luka aku sendiri. Meski udah dua tahun kamu pergi, setiap aku menginjakkan kaki disini, rasa sakitnya masih sama seperti saat pertama kali aku mengantarmu kesini untuk terakhir kali."

Hati Karisa memang sudah perlahan pulih. Namun, setiap datang ke tempat ini, lalu melihat pusara dengan nama "AKSARA DIPTA BUMANTARA" terukir disana, hati Karisa rasanya seperti di remat tanpa ampun. Kejadian dua tahun yang lalu pun rasanya seperti berputar dalam kepala Karisa.

"Dipta ..."

Pada akhirnya, pertahanan Karisa runtuh. Karisa menangis sambil memeluk nisan orang yang sempat menghabiskan sisa hidup bersamanya itu.

●○•♡•○●

Di dalam mobil, Nana bisa dengan jelas melihat Karisa menangis. Tak ada keinginan Nana untuk menghampiri, lalu menenangkannya. Karena, yang Karisa butuhkan saat ini hanyalah mengungkapkan segala perasaannya.

BLOOMING ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang