" Untuk apa mengharapkan sesuatu yang tak mungkin bisa dipertahankan"
***
......
Shaka berjalan tergesa melewati koridor yang menuju kekelasnya. Sesekali dirinya menoleh kebelakang untuk memastikan tidak ada yang mengikutinya. Bukan tanpa alasan dirinya berangkat sekolah lebih pagi dari biasanya. Zea, ya itu alasannya." SHAKA! " panggil seorang cowok dari arah berlawanan.
Shaka hanya bergeming ditempatnya, hingga dengan tiba-tiba tubuhnya hampir terjengkang karena pelukan dari cowok yang tadi memanggilnya.
Dirinya mengerjapkan matanya beberapa kali saat mendengar isakan dari orang yang memeluknya.
" Gue nggak nyangka bro, kalo lo beneran bisa balik lagi," ujar cowok itu sambil mengusap air matanya.Shaka menarik diri dari pelukan cowok yang ternyata sahabat tengilnya itu. Bastian, kerap dipanggil Babas olehnya.
" Yang laen mana?" tanya Shaka.
Bastian hanya menyengir lalu menunjuk kebelakang tubuh Shaka.
" Tuh, mereka."
Belum sempat Shaka menoleh, tubuhnya kembali diterjang dengan tiba-tiba oleh ketiga sahabatnya, Mario, Engga dan Deny.
Mereka berlima memang sudah berteman sejak lama begitupun juga dengan keluarganya.
" Lo kok nggak ngabarin sih bro kalo udah pulang? Kalo tau, udah dari kemaren gue nggak bolos."ujar Mario.
" Iya, asal lo tau yaa, kita-kita langsung males banget sekolah pas denger lo kecelakaan dan akhirnya koma nggak tau waktu, hadehhh parah bener dahh..." sahut Engga mengeluarkan unek-uneknya.
" gue aja sampek ngerelain sekolah online daripada sekolah tatap muka Ka, berasa nggak selera gua." tambah Deny.
Shaka terkekeh mendengar pernyataan dari sahabat-sahabatnya. Menurutnya tindakan dari mereka sangat keterlaluan. Ya meskipun dirinya merasa beruntung memiliki mereka yang selalu mengkhawatirkannya.
" Ya udah, yok kekantin, belom sarapan gue," ajak Bastian sembari menepuk-nepuk perutnya.
" Eh, kalian duluan aja, gue masuk kekelas dulu," ujar Shaka sambil berlari meninggalkan sahabat-sahabatnya.
" Tumben tuh bocah," ucap Mario keheranan.
" Halah...tuh bocah pasti mau nyamperin Zea bro," ujar Deny.
" What? Yang bener?" kompak Mario, Bastian dan Engga.
" Zea yang otaknya berlapis itu kan, cerdas kayak kancil?" tanya Bastian.
" Yupps...lo bener Bas," ucap Deny.
" Lo tau darimana Den?" tanya Engga.
" Hahaha....dari ayang gue bro," kekeh Deny terlihat bangga.
" Yaelahhh....!!!"
***
Shaka menghela nafas lega saat mendapati cewek yang beberapa hari ini selalu menghindarinya sedang membaca buku pelajaran dengan tenang dibangkunya.
Dirinya menarik kursi pelan yang ada disamping cewek itu.
" Pagi Ze," sapa Shaka.
Zea hanya melirik sekilas lalu kembali fokus pada bukunya.
" Lo masih marah gara-gara Bella ya?" tanya Shaka hati-hati.
" Nggak tuh," jawab Zea ketus.
Shaka terkekeh lalu menyambar buku yang dibaca Zea.
" Fokus bener, gue juga pengen belajar dong,"
Zea mendengus sebal " Balikin," ujar Zea semakin kesal.
" Nggak mau,"
" Shaka, iseng banget sih lo."
" Biarin, lagian gue pengen ikutan belajar tapi nggak dibolehin,"
" Kan lo bisa belajar sendiri."
" Gue nggak bisa kalo nggak ada pendamping,"
" Nggak usah ngeles deh."
Shaka terkekeh " Beneran Ze, suwerr"
" Bodo ahh...balikin bukunya Kaa..." rengek Zea.
" Gue bakalan balikin kalo lo mau nerima lamaran gue."
" Hah? Lamaran apaan?" tanya Zea bingung.
Kenapa jadi bahas lamaran sih? Lamaran apaan coba?
" Hehe...lamaran jadi guru privat gue Ze,"
" Guru privat? Ogah ah, bisa gila gue kalo ngajarin lo."
" Jangan gitu dong Ze, lo kan pinter banget, masa iya ilmu banyak dianggurin, bagi-bagi dong ke-gue." ujar Shaka memelas.
" Gue banyak kerjaan Ka,"
" Gue nggak peduli, ya Ze, mau yaa?"
Zea mengacak rambutnya frustasi. Rencana menghindar dari Shaka ternyata tak semudah apa yang dia kira.
-
-TBC--
Jangan lupa votmen nya ya say😘😘
Cap-cus part berikutnya👉👉👉
![](https://img.wattpad.com/cover/363433278-288-k896355.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Terima Kasih Untuk Zea ( TAMAT )
General FictionKanzea Anatasya, seorang cewek cantik pekerja keras meskipun dengan umurnya yang masih remaja. Hari-harinya dipenuhi dengan kesibukan. Tapi, entah kenapa takdir mempertemukannya dengan Shaka Alfarendra, cowok yang selalu ingin membuatnya menangis de...