*
*
*
*
Happy Reading💕Shaka turun dari kamarnya menuju ruang keluarga setelah mendapat panggilan dari Papanya. Wajah yang selalu ceria didepan keluarganya seolah lenyap entah kemana.
Mama Kirana pun merasa jika anaknya ini terlihat tidak seperti biasanya.
" Shaka?" panggil Arhan, Papanya.
Shaka hanya melirik sekilas kemudian pandangannya jatuh pada seseorang yang duduk bersampingan dengan Papanya.
" Kenapa baru nongol sekarang? Sesuka itu lo karena gue nyaris mati," ujar Shaka sengit dengan terus menatap seorang lelaki yang ada dihadapannya.
" Shaka, dengerin dulu penjelasan kakakmu." sahut Papanya menengahi.
Raka, lelaki yang ada dihadapannya saat ini adalah kakaknya sendiri. Sosok kakak yang telah lama pergi, karena rasa bersalah yang membuatnya nyaris mati.
Shaka mendengus sebal kemudian beranjak dari duduknya. Entah kenapa, dirinya merasa begitu menyedihkan setelah mengetahui kalau ternyata kakaknya selalu berada didekatnya.
Ya, didekat gadis yang begitu dicintainya. Tapi, berbeda dengan keadaannya sekarang.
" Susulin Ka, adekmu emang dari dulu kayak gitu, ngambeknya nggak ketulungan." ujar Mama Kirana.
Raka hanya mengangguk kemudian berlalu meninggalkan kedua orangtuanya menuju kamar Shaka, adiknya.
Dirinya segera masuk kekamar Shaka ketika mengetahui kalau pintu kamar adiknya itu tak terkunci. Raka menghempuskan nafas panjangnya saat melihat Shaka berada dibalkon kamarnya.
" Ka!" panggil Raka.
Shaka tetap bergeming ditempatnya. Panggilan dari Raka seolah menjadi angin yang berlalu baginya.
" Ka, lo denger gue kan?" tanya Raka ketika dirinya sudah berada tepat disamping tubuh Shaka.
Tetap tak ada sahutan dari Shaka. Bukan ini yang Raka harapkan. Dirinya kembali untuk menjelaskan kesalahpahaman yang selama ini merenggangkan hubungan mereka.
" Ka, lo yakin ngambil keputusan kayak gini?" tanya Raka lagi.
Kali ini Shaka sedikit melirik kearah Raka. Dirinya seolah tau apa yang tengah ditanyakan kakaknya. Shaka menatap Raka lekat meminta penjelasan yang lebih tepat.
" Maksud lo?" tanya Shaka.
" Zea," ujar Raka.
Shaka berdecak kemudian berlalu dari hadapan Raka. Terlihat sekali kalau dirinya enggan untuk membicarakan tentang Zea.
" Jangan jadi cowok pengecut Ka, gue paling benci modelan cowok kayak gitu!" seru Raka ketika Shaka sudah masuk kedalam kamarnya lagi.
Raka tak menyerah, dia kembali menghampiri Shaka yang saat ini sedang merebahkan tubuhnya diatas sofa.
" Ka, lo nggak usah sok nggak peduli kayak gitu." celetuk Raka.
Shaka masih tetap diam tak memperdulikan apa yang diucapkan kakaknya. Saat ini dirinya malah asik memainkan game yang ada diponselnya. Sesekali tawanya ikut menyatu dengan suara yang ada diponselnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terima Kasih Untuk Zea ( TAMAT )
Ficción GeneralKanzea Anatasya, seorang cewek cantik pekerja keras meskipun dengan umurnya yang masih remaja. Hari-harinya dipenuhi dengan kesibukan. Tapi, entah kenapa takdir mempertemukannya dengan Shaka Alfarendra, cowok yang selalu ingin membuatnya menangis de...