11. Kata Hati.

22 10 4
                                    

" Aku tak pernah sedikitpun merasa  pertemuan ini hanya sekedar kebetulan, karena aku percaya tidak ada pertemuan yang tak direncanakan Tuhan. "

-Shaka Alfarendra-

*
*
*
*

Happy Reading💕

Zea terkekeh mendengar pernyataan dari Shaka, entah kenapa dirinya merasa dipermainkan.

" Gue tambah bingung Ka, " ujar Zea.

" Bingung soal apa?" tanya Shaka.

" Lo tuh aneh Ka, kita tuh nggak pernah kenal apalagi deket, jadi gue ngerasa jadi orang terbodoh saat dengan tiba-tiba lo bilang jangan pernah ninggalin." ungkap Zea.

" Dan satu lagi, gue sama sekali nggak punya hak apa-apa soal permasalahan lo," lanjut Zea.

" Tolong Ka, jangan bikin semua ini tambah rumit, kita kenal karena kebetulan, jadi gue mohon lo nggak usah terlalu deket sama gue."

Zea menunduk sembari memainkan jemarinya. Entah kenapa, saat ini dirinya tak mau menatap Shaka.

" Zea," panggil Shaka.

" Zea, liat gue." lanjut Shaka.

Mau tak mau akhirnya Zea menatap Shaka. Tatapan yang mampu membuatnya merasa bersalah.

" Ze, nggak ada pertemuan yang kebetulan, semua udah direncanakan Tuhan." ujar Shaka.

" Dan, gue adalah orang yang merasa bahagia saat ditakdirkan bertemu sama lo." ungkap Shaka.

" Kenapa? Kenapa lo bahagia?" lirih Zea.

" Gue juga nggak tau Ze, hati gue yang ngerasain, kalo lo tanya alasannya, gue cuma ngikutin kata hati gue." jujur Shaka.

Zea terkekeh " Shaka, kalo hati lo udah berpindah posisi, apa lo bakalan perpindah hati?"

Shaka menggelengkan kepalanya.

" Nggak akan Ze,"

" Kenapa?"

" Karena gue nggak akan pernah ninggalin orang yang ngerelain keselamatannya demi gue."

Zea semakin tak mengerti dengan apa yang dikatakan Shaka. Tapi, tiba-tiba ada yang terlintas dipikirannya.

" Jangan bilang soal pot yang waktu itu?" selidik Zea.

Shaka hanya mengangguk.

" Yaelah Ka, wajar dong kalo gue nyelametin pelanggan." jelas Zea.

" Lo nggak ngerti Ze, gimana rasanya hampir mati cuma gara-gara perasaan." ungkap Shaka.

" Lo pasti penasaran soal Bella kan? Dia itu cewek yang nyaris buat gue mati." lanjut Shaka.

" Ka?" panggil Zea.

" Tolong ngertiin gue Ze, gue nggak mau kehilangan orang yang udah nyelametin gue," lirih Shaka.

Sebegitu tersiksanya Shaka, sampai tak rela ditinggalkan seseorang yang sudah menyelamatkannya.

Zea mengusap pelan bahu Shaka yang bergetar. Dirinya bisa melihat ekspresi Shaka yang begitu memilukan.

" Ka, gue emang nggak ngerti tentang permasalahan lo, tapi gue juga nggak bisa kalo ngeliat orang lain rapuh didepan gue."

Shaka kembali menatap Zea dengan tatapan yang sulit diartikan.

" Ze, lo nggak keberatan kan kalo gue jadi temen lo?"

" Ya enggak lah, temen doang kan?"

" Hehe, ngarepnya sih lebih."

" Dasarrr buaya."

🌺🌺🌺

Shaka melangkahkan kakinya menuju ruang keluarga. Entah kenapa perasaannya tiba-tiba tak enak. Apalagi saat mendengar suara bariton yang tak asing lagi baginya. Ya, dia Bella.

Ngapain dia kesini?

" Shaka," panggil Bella sambil tersenyum manis.

Shaka hanya diam kemudian berdiri tepat didepan Bella.

" Nyari siapa lo?" tanya Shaka ketus.

Bella mendengus " Ya, nyariin lo lah." jawab Bella terdengar manja.

Shaka memalingkan wajahnya kemudian menunjuk kearah pintu keluar.

" Mending lo pergi," usir Shaka.

" Shaka, kok lo tega sih."

" Gue nggak ada waktu dengerin omongan lo." celetuk Shaka sembari berlalu meninggalkan Bella.

Bella tak tinggal diam, dirinya segera menarik cepat lengan kekar Shaka.

" Shaka, gue bener-bener minta maaf, kejadian dulu itu cuma salah paham."

" Terus?"

" Gue pengen lo ngerti, dan kita bisa balikan lagi."

Shaka berdecih kemudian menghempaskan tangan Bella kasar.

" Nggak ada yang perlu dingertiin Bel, semuanya udah jelas."

" Ka, semuanya nggak seperti apa yang lo kira."

" Bel, lo nggak usah memperumit keadaan."

" Shaka, lo harus percaya sama gue."

Shaka menghembuskan nafas beratnya. Rasanya begitu muak mendengarkan semua yang dikatakan Bella.

" Bel, cepetan pergi sebelum gue emosi." ujar Shaka penuh penekanan.

Bella menunduk kemudian mengangguk. Akhirnya dia banar-benar pergi dari hadapan Shaka.

Shaka menghempaskan tubuhnya diatas sofa. Dirinya memijit pelipisnya sembari mengingat bagaimana hubungannya dengan Bella yang begitu membuatnya menyesal.

--TBC--

Kepo tentang masa lalunya Shaka?
Kepo tentang Zea yang sebenarnya?
Yuk, tetep ikutin ceritanya, jangan sampek ketinggalan yaa...

Jangan lupa votmen nya yaa...

Terimakasih orang baik😘😘

Next part berikutnyaa👉👉👉





Terima Kasih Untuk Zea ( TAMAT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang