" Aku memang jauh dari kata sempurna, tapi aku yakin disetiap langkahku pasti ada kejutan yang tak terduga."
-Kanzea Anatasya-
*
*
*
*Happy Reading🎊🎊
Zea melangkahkan kakinya menuju pelataran kontrakannya. Dirinya sempat merasa heran saat melihat sepatu milik ibunya didepan pintu.
" Tumben ibu pulang," gumamnya sambil membuka pintu yang memang tak terkunci.
Belum sempat Zea memberi salam atau sekedar menyapa, tapi dirinya sudah dilempar pertanyaan yang tak asing lagi baginya.
" Mana duitnya? Gue butuh sekarang,"
Zea hanya menghela nafas beratnya kemudian menatap sang ibu dengan raut wajah datar.
" Udah Zea pakek buat bayar SPP bu." jawab Zea tegas.
Brakkk....
Zea terperanjat saat ibunya tiba-tiba menggebrak meja.
" Gue nggak pernah larang lo buat sekolah, tapi bukan berarti lo pakek duit gue semena-mena!"
Zea menunduk membiarkan ibunya meluapkan amarah seperti biasanya. Sudah cukup terbiasa dirinya mendengar ucapan-ucapan jelek dari sang ibu, seolah menjadi makanan sehari-hari menurutnya.
" Maafin Zea bu," ucap Zea lirih.
Plakkk....
Bukan belas kasihan yang dia dapat melainkan tamparan sebagai balasan.
" Rugi gue besarin anak pungut kayak lo,"
Zea masih tetap menunduk agar amarah ibunya tak semakin meluap. Kepalanya sudah terlalu pusing untuk berlama-lama merasakan tamparan ibunya.
Ya, Zea mengakui kalau ini hanya perkara uang dan memang benar kalau dirinya cuma sebatas anak pungut yang dibesarkan oleh seorang wanita tak punya hati.
Apakah Zea menyesal? Jawabannya tidak, karena dia merasa bersyukur masih bisa bertahan hidup dengan segala pengalaman yang mengajarkannya tentang arti sebuah perjuangan.
Zea masuk kedalam kamar saat ibunya kembali pergi entah kemana. Dirinya tersenyum miris sambil menepuk-nepuk pundaknya yang terasa nyeri.
" Zea, lo pasti kuat." gumamnya.
Zea membaringkan tubuhnya yang terasa berat. Entah kenapa dirinya merasa hari ini begitu panjang. Sempat terpikir dibenaknya untuk menyerah, tapi itu hanya membuatnya seperti sampah.
Tok...Tok...Tok...
Zea segera bangkit saat mendengar ketukan pintu depan. Tak biasanya ada tamu yang datang, tetangga pun mungkin juga enggan.
Dirinya sempat mengintip dibalik jendela untuk memastikan siapa yang datang. Lalu senyumnya seketika mengembang.
" Kak Faren," ucapnya lirih.
Entah bagaimana menjabarkannya. Tapi Zea merasa senang saat Faren, tetangga jauhnya selalu mengunjungi atau hanya sekedar menyapa. Sosok Faren seolah membuat dirinya diberi kesempatan untuk merasakan kehangatan dari yang namanya keluarga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terima Kasih Untuk Zea ( TAMAT )
Fiksi UmumKanzea Anatasya, seorang cewek cantik pekerja keras meskipun dengan umurnya yang masih remaja. Hari-harinya dipenuhi dengan kesibukan. Tapi, entah kenapa takdir mempertemukannya dengan Shaka Alfarendra, cowok yang selalu ingin membuatnya menangis de...