15. Tetap Disini.

25 11 19
                                    

" Bukannya egois, hanya saja aku tak  terima jika kamu pergi dan berpindah ke lain hati."

-Shaka Alfarendra-

*
*
*
*

Happy Reading💕

Shaka mengemudikan mobilnya dengan kecepatan diatas rata-rata. Entah kenapa, pikirannya saat ini benar-benar tak terkendali. Antara cemas dan marah menyelimuti dirinya saat ini.

" Harusnya tadi gue anterin lo pulang Ze," sesalnya.

Shaka menusuri jalanan yang menuju ke kontrakannya Zea. Sebelumnya ia sudah beberapa kali mengikuti Zea ketika pulang sekolah, jadi dirinya masih hafal betul dimana tempat tinggal Zea berada.

Mengikuti bukan karena sebagai penguntit. Tapi, ia hanya ingin memastikan Zea pulang dengan keadaan yang baik-baik saja.

Shaka segera turun dari mobil lalu menghampiri Boby dan Manda yang juga terlihat gelisah seperti dirinya.

" Bob, Nda!" panggil Shaka sembari menepuk pundak Boby.

" Gimana? Zea udah ada kabar?" tanya Shaka.

Boby hanya menggelengkan kepalanya begitu juga dengan Manda.

" Gue tadi sempet chatan sama Zea pas pulang sekolah, tapi abis itu nggak lagi." ujar Manda.

Shaka menatap Manda dengan sorotan mata penuh harap.

" Dia nggak ngomong apa kek, atau bilang mau kemana gitu?" tanya Shaka terdengar menginterogasi.

" Tadi dia sempet bilang kalo sore ini ada urusan, tapi gue nggak tau urusan apa." sahut Boby menengahi.

Urusan? Urusan yang dimaksud Zea apa mungkin karena menemuinya sebagai guru privat? Hanya itu yang ada dipikiran Shaka saat ini.

" Oke, gini aja. Lo berdua lapor dulu sama Pak RT, gue mau nyari disekeliling sini." ujar Shaka sembari menatap Boby dan Manda bergantian.

" Oke deh," sahut Boby dan Manda bersamaan.

" Oh ya, gue denger Zea cuma tinggal sama nyokapnya. Terus, nyokapnya udah tau belom keadaan Zea dan kontrakannya?" lanjut Shaka.

Boby dan Manda saling memandang satu sama lain, keduanya terlihat bingung ingin menjelaskan darimana dulu hubungan Zea dan keluarganya.

" Kalo soal nyokapnya gue agak nggak enak Ka, mau jelasinnya gimana," ujar Manda buka suara.

Shaka mengernyit bingung.

" Maksudnya?" tanya Shaka masih tak mengerti.

" Mungkin ini ada sangkut pautnya sama perginya Zea." sahut Boby.

" Ya, intinya gimana Bob?" tanya Shaka lagi.

" Waduh, pokoknya sensitif Ka, gue nggak bisa jelasin. Gue nggak mau kekurangannya Zea kebuka gitu aja." ujar Manda memberi pengertian.

Shaka hanya manggut-manggut, paham dengan maksud Boby dan Manda. Dia tahu betul bagaimana perasaan kedua sahabatnya Zea itu.

Shaka mengusap wajahnya kasar, ia merasa frustasi.

Terima Kasih Untuk Zea ( TAMAT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang