14. Tak Habis Pikir.

18 9 1
                                    

" Untuk pertama kalinya aku menangis karena kejutan yang begitu menyakitkan."

-Kanzea Anatasya-

*
*
*
*

...Happy Reading...

Zea menuntun sepedanya memasuki pelataran kontrakan yang terlihat sepi seperti biasanya. Dirinya segera masuk kemudian melemparkan tasnya diatas meja makan. Lebih tepatnya meja yang selalu kosong. Memang benar, kalau meja makan itu hanya sebuah benda pajangan saja.

Dia mengernyit bingung saat tak sengaja melihat secarik kertas yang tertempel dikaca jendela.

" Kertas apaan nih?" gumamnya sembari membuka lipatan kertas itu.

Zea membekap mulutnya tak percaya dengan apa yang dia baca. Ada rasa terharu sekaligus pilu dengan tulisan yang ada diatas kertas itu.


Zea,
Jangan lupa makan ya,
Jangan lupa istirahat juga,
Apalagi kalau belajar.

Kerja keras itu perlu Ze,
Tapi tak ada kerja keras yang tak butuh istirahat.

Jangan terlalu membohongi diri sendiri, karna kamu juga butuh ketenangan hati.

Makan yang bener, jangan lupa dikunyah...haha.

Ikuti arah panah yang ada dibalik kertas ini ya,

By. Faren.

Zea terkekeh kemudian melipat kembali kertas itu hingga menampilkan gambar panah yang menuju  ke kulkas.

Dirinya melangkah mendekati kulkas lalu membukanya. Yang benar saja, didalamnya ada berbagai makanan yang tinggal dipanaskan saja.

" Kak Faren baik banget." gumamnya sembari mengambil beberapa makanan untuk dipanaskan.

Dirinya menatap nanar semangkok sup yang ada dihadapannya. Entah kenapa menurutnya ada yang kurang.

" Ibu udah makan belum ya?" tanyanya pada diri sendiri.

" Tunggu bentar lagi dah, nggak enak banget kalo makan sendiri." lanjutnya.

Zea sudah merasa jenuh menunggu ibunya tak kunjung pulang. Apalagi memang tak bisa dibohongi kalau dirinya sudah benar-benar lapar.

" Makan dulu aja deh," gumam Zea sambil menyuap supnya.

Brakkk....

Zea terperanjat saat mendengar dobrakan pintu depan. Dia sudah hapal betul siapa pelakunya. Zea menatap ibunya penuh tanya yang saat ini sudah berada didepannya.

" Ibu udah pulang, yuk makan." ajak Zea dengan senyuman manis.

Prangggg.....

Zea mengerjapkan matanya, tubuhnya juga terasa kaku saat dengan tiba-tiba semangkok sup yang sedang disantapnya melayang hingga terpecah belah diatas lantai.

" Ibu kenapa?" tanya Zea polos.

Wanita yang dipanggil ibu olehnya itu hanya diam. Terlihat sekali dari sorot matanya yang penuh dengan amarah.

Terima Kasih Untuk Zea ( TAMAT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang