👸🏼16. Wanita berbisa

514 14 0
                                    

Happy Reading!

Vas bunga, bingkai foto, beberapa buku dan berbagai pernak-pernik berserakan di lantai. Seorang wanita tengah melampiaskan kemarahan yang membakar jiwanya. Rencana yang disusunnya dan dinantinyannya selama berhari-hari ini tidak berjalan dengan semestinya.

Karena sebelumnya dia tidak pernah gagal maka kali ini untuk ia melampiaskan seluruh kemarahannya.

Setelah menghancurkan barang di kamarnya, kini wanita itu menatap sebuah cermin di depannya dengan tatapan yang liciknya.

"Seharusnya kau tidak datang dan menghancurkan rencanaku, Azura!" teriaknya di depan cermin. Wajahnya memerah, matanya berkilat dengan kebencian.

"Putri yang bodoh, seharunya kau diam di kediaman baratmu yang nyaman itu"
Mengambil sesuatu yang masih utuh dan mencengkramnya kuat.

"Belajar menjadi putri mahkota yang baik untuk Kerajaan Evlogia! Jangan ikut campur dan menghalangi rencanaku, sialan!"

Prank!"

Sebuah vas bunga melayang dan menghantam cermin, meninggalkan retakan besar. Amira mencengkram erat vas bunga berikutnya, siap untuk menghancurkannya lagi.

"Aku tidak akan tinggal diam! Azura, kau akan membayar semua ini!"

Pecahan kaca cermin berkilauan di bawah sinar bulan yang menerobos masuk melalui jendela kamar wanita itu. Wajahnya menggelap tajam matanya berkilat dengan tajam dan dingin. Rasa sakit di jarinya akibat pecahan vas tak berarti apa-apa dibandingkan dengan hatinya yang terbakar.

"Sialan! Aku akan mendapatkan pangeran Narendra, akan kulakukan apapun caranya termasuk menyingkirkan putri lemah sepertimu"
Wanita itu tersenyum licik menatap cermin yang sudah pecah tersebut.

Dia adalah Amira de Ogres, putri Perdana Menteri Kerajaan Evlogia, mengamuk di kamarnya. Amira adalah wanita yang cerdas dan ambisius. Dia selalu mendapatkan apa yang dia inginkan, dan dia tidak segan-segan untuk menyingkirkan siapa pun yang menghalangi jalannya.

Dan saat ini dia tertarik dengan Pangeran Narendra, dan beberapa hari belakangan sudah menyusun rencana agar dirinya bisa memikat pangeran Narendra. Sejak pertama dia melihat Pangeran narendra adalah saat pangeran Narendra tidak sadarkan diri setelah puja penyembuhan putri Azura. Dari sanalah Amira jatuh cinta akan pangeran Narendra yang sangat tampan. Walaupun ia tahu kenyataannya Pangeran Narendra adalah Suami dari putri Azura atau putri mahkota kerajaan evlogia.

Yang Amira de Ogres pikirkan adalah Putri Azura sangat bodoh dan tidak mengetahui apa-apa dan tidak mungkin menerima pangeran narendra sebagai suaminya. Apalagi mengetahui bahwa putri azura hilang ingatan tentang pernikaannya. Itu saja menunjukkan putri Azura sangat tidak pantas untuk pangeran Narendra.

Ketika dia mengetahui bahwa Pangeran Narendra akan pergi ke desa barat untuk menangani kasus ekonomi, dia melihatnya sebagai kesempatan emas. Dia menawarkan diri untuk menjadi pembimbing Pangeran Narendra kepada ayahnya yang berkedudukan sebagai perdana mentri kerajaan evlogia. Dan kini adalah saatnya ia akan menemani Pangeran pada tanggung jawab pertamanya, hal yang dia tunggu-tunggu belakangan ini, ia yakin bahwa dia bisa memikat pangeran dengan kecerdasan dan pesonanya. Amira tidak mempermasalahkan itu walaupun menjadi selir sekalipun. Atau mungkin dia akan menyingkirkan Azura untuk dapat bersama dengan pangeran Narendra.

Namun, rencananya tidak berjalan seperti yang dia inginkan. Putri Azura, bersikeras untuk ikut dalam perjalanan ke desa perbukihan Barat. Kehadiran Azura membuat Amira frustrasi karena sisi ambisnya tidak dapat menerima ketika dia merasa kalah dari putri Azura.

"Aku tidak akan menyerah! Aku akan mendapatkan Pangeran Narendra, apa pun yang terjadi!"

Amira menggenggam erat vas bunga di tangannya. Matanya berkilat dengan tekad yang berbahaya. Dia tahu bahwa dia harus bertindak cepat sebelum Azura dan Pangeran Narendra semakin dekat.

Dia menyusun rencana baru, rencana yang lebih licik dan berbahaya. Dia yakin bahwa kali dia akan mendapatkan apa yang ia mau.

"Lihat saja akulah yang akan menjadi pemenangnya"

TEK

"Wow" takjup melihat seisi kamar yang berhamburan. Seruan seorang pria datang menghampiri amira.

'Apakah aku terlambat?, tapi sepertinya tidak" pria itu mengambil duduk pada ranjang yang ada di ruangan itu.

"Berani sekali kau datang ke kamarku" dengan tatapan tajamnya menghunus sang pria.

"Owhh sayang aku hanya ingin menghiburmu, apa kau tidak merindukanku?

"Sampai kapan kau akan marah padaku?


*****

-

Di kediaman barat kerajaan, Putri Azura menutup buku yang sedari tadi dibacanya dengan gerakan pelan. Tatapannya menerawang ke luar jendela, terpaku pada taman yang dihiasi bunga-bunga indah.

"Ada apa denganku?" gumamnya dengan suara pelan. "Kenapa aku merasa gelisah?"

Putri Azura mencoba untuk fokus kembali pada studinya, namun pikirannya terus melayang ke Amira de Ogres, wanita yang siang tadi melontarkan tatapan dan senyum mengejek kepadanya.

Putri Azura memang bukan orang yang mudah curiga. Ia selalu berusaha melihat sisi baik dari setiap orang. Namun, tatapan dan senyum Amira siang tadi terasa begitu berbeda. Ada aura permusuhan yang terpancar darinya.

"Mungkinkah dia memiliki niat buruk?" Putri Azura bertanya-tanya dalam hati.

Ingatannya kembali pada kejadian siang tadi.
Putri Azura menggelengkan kepalanya, berusaha untuk menepis pikiran-pikiran negatif tersebut. "Ah, mungkin aku hanya overthinking," gumamnya. "Putri perdana mentri itu mungkin hanya bercanda dan sedang kesal terhadap sesuatu."

Namun, firasat buruk itu tetap saja menghantuinya. Dia tidak bisa mengabaikan perasaan gelisah yang terus menerus menyelimuti dirinya.

"Setidaknya Aku harus berhati-hati," bisiknya pada dirinya sendiri. "Aku tidak boleh lengah."

Putri Azura tidak tahu apa yang Amira de Ogres rencanakan, tetapi dia yakin bahwa dia harus bersiap-siap. Dia tidak akan membiarkan Amira menghancurkan hubungannya dengan Pangeran Narendra.

Dengan tekad yang bulat, Putri Azura memutuskan untuk mencari tahu lebih banyak tentang Amira de Ogres. Dia ingin mengetahui asal-usulnya, motifnya, dan apa pun yang dapat membantunya untuk mengantisipasi langkah selanjutnya dari wanita tersebut.






















Amira : "Aku akan menghancurkanmu, Azura. Dan Pangeran Narendra akan menjadi milikku!"

Azura: "Aku tidak akan membiarkanmu menghancurkan kebahagiaanku!"

Pertempuran antara dua wanita yang sama-sama mencintai Pangeran Narendra pun dimulai. Amira menggunakan kecerdasan dan tipu muslihatnya untuk menyingkirkan Azura, sementara Azura menggunakan ketulusan hatinya dan keberanian untuk melawan Amira.
--

🥶🥶

Putri Terkutuk Evlogia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang