👸🏼27. Gio

600 13 3
                                    

Happy Reading!

Di ruang peristirahatannya yang nyaman, Putri Azura termangu. Wajahnya yang biasanya berseri kini sedikit pucat, masih terasa trauma akibat kejadian mengerikan kemarin. Bagaimana mungkin Pelayan Sung, sosok yang selama ini selalu setia dan penuh kasih sayang, tega meracuninya? Putri azura sudah mendengar bisik-bisik dari warga desa.

"Lusi"panggil putri Azura lembut suaranya bergetar, "apakah benar bahwa pelayan Sung adalah dalang dibalik makanan beracun kemarin?" Putri Azura bertanya pada lusi yang kini tengah menemani putri Azura di ruang Peristirahatannya. Ia berharap ada secercah kebenaran di balik tuduhan itu.

Lusi, dengan mata yang menyiratkan kesedihan, menjawab, "Benar Putri, kemarin hanya pelayan Sung yang bertugas untuk menyiapkan makan malam untuk anda"

"Tapi kenapa?" Putri Azura menggelengkan kepalanya, tah percaya nan kebingungan. "Aku merasa ada yang janggal disini, bukankah selama ini pelayan Sung sangat baik?"

"Hamba juga tidak tahu putri" jawab pelayan Lusi dengan suara yang penuh keraguan.

Rasa penasaran dan curiga menyelimuti Putri Azura. Dia tidak ingin terburu-buru dalam mengambil kesimpulan. Pasti ada sesuatu yang salah di sini. Ia harus segera menemui Pelayan Sung, karena hati kecilnya sangat yakin bahwa pelayan Sung tidak mungkin melakukan hal tidak terpuji seperti itu kepadanya.

---

Sementara itu, Pangeran Narendra, dengan jubah kebesarannya yang gagah, bergegas menuju ruang tahanan di desa perbukitan itu, di mana pelayan yang dituduh meracuni Putri Azura ditahan. Beberapa prajurit perjejeran disepanjang langkahnya. Awalnya pangeran ingin memastikan dan ingin mengetahui secara langsung siapa yang menyuruh pelayan itu dan apa motif di balik rencana pembunuhan tersebut.

Namun sepertinya pelaku yang sebenarnya lebih cerdik dari yang ia duga, bagai bermain catur langkah pangeran telah terbaca, pelaku sudah mengetahui bahwa pangeran narendra akan segera mencari dirinya.

Di ruang tahanan yang gelap dan lembab, Pangeran Narendra terpaku. Di hadapannya, tubuh Pelayan Sung terbaring kaku, darah merah pekat menggenang dari perut hingga leher. Wajahnya yang pucat seolah menyimpan seribu rahasia yang tak terucap.

Dan kali ini pangeran lengah karena penyusup yang telah membunuh pelayan tersebut adalah orang yang mungkin berada disekitarnya sekarang.

Pangeran hanya bisa terdiam, pikirannya berkecamuk. Tiba-tiba, suara lembut memecah keheningan dan menarik perhatiannya. Ia berbalik dan melihat Putri Azura, wajahnya pucat pasi, matanya terbelalak menatap jasad di hadapan mereka.

Disana pangeran bisa melihat wajah pucat putri Azura yang tengah membeku menatap kearah jasad pelayan tersebut. Putri Azura tidak menyangka akan melihat hal seperti ini.

Putri Azura, yang selama ini hidup dalam kemewahan istana, dengan penuh kelembutan dan kasih sayang, kini berhadapan dengan kenyataan yang sangat mengerikan.

Putri tidak menyangka ada seorang pembunuh yang berkeliaran di dekatnya. Padahal penjagaan sangat ketat. Siapa yang berani berniat jahat disini?.

Pangeran Narendra dengan sigap menangkap tubuh Putri Azura yang melemas. Ia pun tak menduga hal ini akan terjadi. Kini mereka tahu, harus berhati-hati mengetahui pelaku masih berkeliaran.

Putri Azura memeluk tubuh Pangeran, "Aku benci seorang pembunuh" ucap lirih putri Azura membuat tubuh Pangeran Narendra menegang.

Tidak-tidak"

Tidak hanya pangeran yang menegang tetapi juga Letnan Baredik yang sedari tadi hanya berdiam disana.

Putri Terkutuk Evlogia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang