👸🏼 22. Ulah Amira

302 7 0
                                    

Happy Reading!

Sinar mentari pagi menembus jendela ruangan, menyapa Putri Azura dan Pangeran Narendra yang sedang duduk berdampingan di sebuah meja makan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sinar mentari pagi menembus jendela ruangan, menyapa Putri Azura dan Pangeran Narendra yang sedang duduk berdampingan di sebuah meja makan. Aroma ubi panggang dan teh hangat memenuhi ruangan, menciptakan suasana yang nyaman dan hangat.

"Selamat pagi, Putri Azura," sapa Pangeran Narendra dengan senyuman kecil pada wajah tampannya "Sarapan sudah siap." Ucapnya lagi sambil menaruh nampan berisi makanan yang dibawakan oleh Lusi.

"Selamat pagi, Pangeran," balas Putri Azura dengan senyum yang tak kalah manis. "Terima kasih atas sarapannya."

Mereka berdua mulai menikmati sarapan mereka, diiringi dengan obrolan hangat, sesekali pangeran menyuapi Putri Azura. Pangeran Narendra bercerita tentang keadaan desa perbukihan yang telah dilanda banjir beberapa bulan lalu.

"Beberapa warga desa masih trauma dengan kejadian itu," kata Pangeran Narendra dengan nada prihatin. "Banyak rumah dan ladang yang rusak. Dengan sebagian daerah pemukiman warga yang masih tergenang dengan air dan sampah-sampah bangunan. Mereka membutuhkan bantuan untuk membangun kembali kehidupan mereka."

Putri Azura mendengarkan dengan penuh perhatian. Dia memahami kesulitan yang dihadapi warga desa apalagi setelah mendengar cerita dari beberapa tetua. Banjir telah membawa dampak yang besar bagi kehidupan mereka.

"Apa yang bisa kita lakukan untuk membantu mereka, Pangeran?" tanya Putri Azura dengan tatapan penuh tekad.

Pangeran Narendra tersenyum. "Aku senang kau bertanya, Putri. Aku memiliki beberapa ide. Pertama, kita bisa mengumpulkan bantuan dari Kerajaan Evlogia untuk membangun kembali rumah dan infrastruktur yang rusak."

"Kedua, kita bisa membantu para petani untuk menanam kembali tanaman mereka dan meningkatkan hasil panen," lanjut Pangeran Narendra. "Ketiga, kita bisa mengadakan pelatihan dan edukasi kepada warga desa tentang cara-cara menghadapi bencana alam di masa depan."

Putri Azura mengangguk setuju. "Itu ide yang bagus, Pangeran. Aku yakin kita bisa membantu warga desa untuk bangkit kembali dari musibah ini, ternyata Nona Amira benar-benar sangat hebat." Ucap putri Azura merasa kagum dengan ide yang telah dibicarakan.

Pangeran menatap dalam kearah putri Azura yang tersenyum "Tapi Putri, Amira de Ogres lebih menyarankan agar kita menyuruh para warga desa ini untuk pindah ke daerah yang lebih aman, yang mana berarti desa ini sudah tidak aman lagi."

Putri Azura sedikit berpikir "Tapi pangeran warga desa tidak akan mau meninggalkan tanah leluhur mereka" ucapnya dengan serius menatap kearah pangeran Narendra yang juga tengah menatapnya.

--
Lebih baik kami mati disini daripada meninggalkan tanah leluhur kami!

Kami tidak butuh bantuan kalian!
Usir saja mereka dari desa ini!

Pergi saja dari desa kami!

Kami tidak butuh bantuan dari kalian yang tidak punya hati!

Putri Terkutuk Evlogia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang