👸🏼10. Penyambutan Rakyat Evlogia

600 17 0
                                    

Happy Reading!

Kereta kuda yang membawa Putri Azura dan Pangeran Narendra akhirnya tiba di daerah alun-alun kerajaan. Ribuan rakyat berkumpul, menyambut dengan sorak-sorai dan teriakan penuh antusiasme. Pangeran Narendra turun terlebih dahulu, lalu dengan sigap membantu Putri Azura turun dari kereta.

"Mari, Putri," ucapnya dengan suara lembut. Matanya yang tajam menatap Putri Azura, namun wajahnya tetap terlihat dingin dan tanpa ekspresi.

"Terima kasih, Pangeran," jawab Putri Azura dengan tulus. Dia merasakan keanehan dalam diri Pangeran Narendra. Semenjak mereka bertemu kembali, dia tidak banyak bicara dan wajahnya selalu terlihat dingin. Perbedaan sikapnya ini membuat Putri Azura bertanya-tanya, apa yang terjadi pada Pangeran Narendra?

Mereka berjalan bersama diikuti beberapa prajurit dan pelayan dibelakang mereka, tidak lupa juga Lusi dan Letnan Baredix. Mereka menuju alun-alun kota yang sudah di hias megah. Rakyat Evlogia telah berkumpul di sana, menunggu dengan penuh antusiasme untuk melihat putri dan pangeran mereka.

Putri Azura melangkah dengan anggun di sepanjang alun-alun kota, disambut dengan riuh rendah oleh para rakyat Evlogia. Wajahnya yang lembut dan parasnya yang dewasa sangat mempesona membuat hati mereka bergetar dengan penuh kekaguman.

Sementara itu, Pangeran Narendra berdiri di sisinya, tampak wajah tampannya yang dingin seperti patung marmer yang hidup. Dengan tatapan tajam dan sikap tegap, ia memancarkan pesona bak seorang dewa Yunani yang memikat.

'Putri Azura!'

'Astaga apakah dia putri Azura kita'

'Putri terlihat Anggun sekali, pangeran itu juga
tampan bak seorang dewa"

'Dia sangat cantik dan dewasa'

'Mereka sangat serasi!'

'Jadi yang disebelah putri Azura adalah Pangeran mahkota itu?'

'Mereka Pasangan yang sempurna'

Para rakyat Evlogia berdesak-desakan untuk melihat pasangan bangsawan itu. Mereka bersorak dan meneriakkan nama Putri Azura, memuji kecantikannya yang mempesona. Sedangkan Pangeran Narendra, yang terlihat serius, namun juga mberhasil menarik perhatian banyak mata dengan kekarismaannya yang tak terbantahkan.

Putri Azura tersenyum lembut kepada rakyat, berterima kasih atas sambutan hangat yang mereka berikan. Ia dengan ramah berbicara dengan beberapa warga, sementara Pangeran Narendra tetap berdiri di sisinya, menjaga sikap yang tenang dan dingin.

Saat upacara dimulai, suara musik dan sorakan riang mengisi udara. Pangeran Narendra menggenggam erat tangan Putri Azura, meyakinkannya bahwa mereka akan melalui hari ini bersama-sama. Mereka berjalan dengan anggun di depan rakyat yang bersorak-sorai.

Berbagai pertunjukan seni dan tarian dilangsungkan sebagai bentuk penghormatan kepada pasangan kerajaan. Para penari mengikuti irama musik yang merdu, menggambarkan kisah cinta yang indah untuk Putri Azura dan Pangeran Narendra.

Sementara itu, rakyat Evlogia membawa hadiah-hadiah kecil sebagai simbol kasih sayang dan dukungan mereka untuk pasangan kerajaan. Mereka berterima kasih atas kepemimpinan dan kerajaan yang adil yang telah ditunjukkan oleh Putri Azura dan Pangeran Narendra.

Setelah pertunjukan seni selesai, Dan sekarang tepat waktunya untuk memberikan pidatonya. Putri Azura dan Pangeran Narendra berdiri di hadapan rakyat dan memberikan pidato singkat. Mereka berterima kasih kepada rakyat atas cinta dan dukungan mereka, serta berjanji untuk terus bekerja keras demi kemakmuran Evlogia.

"Selamat pagi, rakyat Evlogia! Saya Putri Azura dan pangeran Narendra sangat terharu dengan doa-doa dan dukungan yang kalian berikan kepada kami. Terima kasih banyak karena berkat kalian, kami bisa berkumpul di sini hari ini." Ucap Putri Azura lembut dengan keanggunannya dan menoleh kepada pangeran untuk memberikan sambutannya.

Putri Terkutuk Evlogia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang