👸🏼 21. Desa

274 10 0
                                    

Happy Reading!


"Usir saja mereka dari desa ini, kami tidak butuh bantuan mereka!"

"Usir saja mereka dari desa ini, kami tidak butuh bantuan mereka!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Desa Perbukihan

Langit sore itu berwarna jingga keemasan, memancarkan kehangatan di atas Desa Perbukihan yang sederhana. Di bawah rindangnya pohon beringin tua, Putri Azura ditemani Lusi duduk bersila. Karena Pangeran Narendra dan Amira De Ogres beserta rombongannya sedang melakukan penelusuran wilayah desa dengan meninjau langsung wilayah yang terkena bencana.

Mereka telah sampai di desa Perbukihan dari siang tadi, para warga desa berbondong-bondong menyambut kedatangan mereka dengan sangat antusias, para warga memberikan rombongan Putri dan Pangeran Evlogia penggormatan dan penyambutan yang sederhana.

Beberapa anak-anak desa disana kini berbicara dengan putri Azura mereka terlihat sangat senang ketika berbicara dengan putri azura.
-
"Putri Azura, anda cantik sekali!" Ucap seorang anak yang bernama lily dengan malu-malu.

"Terima kasih. Kamu juga cantik." Balasnya mengusap rambut anak kecil itu.

"Ini pertama kalinya kami bertemu seorang putri." Ujar mereka dengan pandangan kagumnya.

"Benarkah? Aku senang bisa bertemu kalian semua." Anak-anak itu mengangguk dengan serempak senyumnya tidak pernah luntur sedari tadi. Kecuali seorang anak laki-laki berumur sekitar sembilan tahun disana yang sedari tadi hanya diam menatap kearahnya dengan pandangan tidak bisa dibaca sebelum berlalu pergi.

"Apakah putri akan tinggal di desa kami?"

"Tentu saja, aku mempunyai pekerjaan disini, jadi aku akan tinggal disini untuk beberapa waktu"

"Yeyyy!"
"Horee!"

Beberapa anak-anak itu bercerita bahwa putri azura sangat cantik dan mereka baru bertemu dengan seorang putri. Rasa kagum, dan hormat mereka tunjukkan kepada putri Azura.

Putri Azura membiarkan anak-anak itu menatapnya dengan penuh kekaguman. Apalagi ketika melihat rambutnya yang berwarna silver mereka belum pernah melihat rambut yang seindah itu sebelumnya. Setelah puas berbicara dengannya anak-anak itupun pergi bermain.

Selepas kepergian Anak-anak desa Putri Azura kini duduk dikelilingi oleh beberapa ibu-ibu desa. Wajah mereka penuh dengan garis-garis penuaan, namun pancaran matanya menunjukkan semangat yang tak padam.

Putri Azura di temani dengan Lusi kini sedang berbicara dengan beberapa ibu-ibu di desa Perbukihan tersebut, sedikit banyak Putri Azura mendengar cerita dari rakyatnya tentang desa mereka yang sering sekali mengalami musibah banjir.

Putri Azura dengan penuh perhatian mendengarkan cerita-cerita pilu dari para ibu tentang desa mereka yang sering kali dilanda banjir. Air bah yang menerjang setiap musim hujan tak hanya merusak rumah-rumah, kebun, dan sawah mereka, tetapi juga menelan harta benda dan bahkan merenggut nyawa orang-orang tersayang.

Putri Terkutuk Evlogia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang