👸🏼 24. Penyembuh ++

1.8K 22 3
                                    

Happy Reading!

Malam ini terjadi kegaduhan kecil diluar ruangan peristirahatan Putri Azura, beberapa warga desa berhamburan keluar begitu mendengar seseorang telah meracuni Putri Azura.

Apalagi ketika mendengar dari tabib desa bahwa makanan yang dimakan anak laki-laki itu mengandung racun langka dari kerajaan tetangga dan sangat mematikan.

Walaupun kini anak laki-laki yang diketahui bernama Gio itu baik-baik saja karena telah diobati oleh Pangeran Narendra namun para warga desa tidak bisa mengurangi kegelisahannya saat mengetahui putri Azura belum bisa diselamatkan
dari racun tersebut.

-.--.-.-

Ruang Peristirahatan Putri Azura;

"Huk!, uhhuk! Pangeran sa-kit" ucap putri Azura luruh memegangi lehernya dengan pandangan sayu menatap ke arah pangeran yang baru tiba.

Sedangkan Lusi sudah menangis tersedu-sedu tidak tahu apa yang terjadi dengan Nonanya.

Pangeran berlari ke arah putri Azura Rasa khawatir dan panik menyelimuti hatinya. "Bertahanlah putri, Aku disini untukmu" ucapnya dan menggendong tubuh lemas putri azura menuju ranjang. Sepertinya racun itu sudah menyebar pada tubuh putri Azura terlihat dari kulit putri Azura yang mulai membiru.
Pangeran Meletakan tubuh lemah itu pada ranjang dan menggenggam tangannya seakan menyalurkan energi terang dari gelapnya racun.

Mata Pangeran Narendra meredup hatinya berdenyut sakit saat melihat bibir Putri Azura yang pucat dengan sedikit darah segar pada sudut bibirnya. Racun yang mematikan itu telah menyebar pada tubuh sang putri.

"Pangeran-p pangeran hamba pamit akan memanggil tabib untuk putri Azura." Pamit lusi hendak keluar

"Tidak perlu Lusi, jangan buat keributan aku akan mengatasi ini" jawab pangeran Narendra dengan nada yang sangat datar, pangeran tidak bisa menunjukkan ekpresi apapun. Dia bahkan yakin tabib tidak bisa mengobati putri Azura.

"Pangeran! Saya sudah memanggil tabib untuk kemari" Letnan Baredix datang dengan berteriak.

"Tidak Perlu Letnan, waktunya tidak akan cukup tabib tidak akan bisa menangani ini"jawab pangeran datar.

"Apa yang perlu saya lakukan pangeran?" Tanya Letnan Baredix karena sudah mengetahui pangeran adalah penyembuh putri Azura .

"Tinggalkan kami berdua dan jangan membuat keributan pada warga desa" ucap Pangeran yang langsung dilaksanakan.

"Baik Pangeran" Letnan Baredix dan Lusi pergi meninggalkan Pangeran dengan Putri Azura dengan wajah khawatir mereka.

Sepeninggalan Lusi dan Letnan Baredix aura ruangan seketika menjadi dingin pangeran Narendra menatap lekat wajah putri Azura yang juga ikut membiru. Tangannya sedari tadi tidak lepas menggenggam tangan dingin putri Azura dengan pikiran dan hatinya tidak berhenti merapalkan mantra yang entah apa.

Tidak ada yang terjadi pada tubuh putri Azura membuat Pangeran menyatukan alisnya. Deru nafas putri Azura terdengar melemah.

"Putri Azura bertahanlah" pangeran mengecup punggung tangan putri Azura, entah kenapa dada pangeran berdebar sangat sakit, tidak ingin terjadi semakin memburuk Pangeran Narendra kemudian mengangkat tubuh putri Azura pada pangkuannya.

Putri Terkutuk Evlogia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang