👸🏼17. Pavilliun Atas Istana ++

2.1K 26 0
                                    

18+
Happy Reading!






Putri Azura kini berada di dalam kamarnya, tertidur di atas ranjang dengan selimut sutra lembut yang menutupi tubuh hingga dadanya dan ini sudah larut malam Lusi baru saja selesai membantunya berkemas, mempersiapkan semua keperluan Putri Azura untuk pergi ke desa bagian barat, yang diperkirakan akan disana selama beberapa minggu atau bahkan sebulan lebih.

Setelah mengetahui putri Azura sudah bersiap tidur, Pelayan Lusi meninggalkan kamar putri Azura saat dirasa sudah saatnya putri Azura untuk beristirahat dan semua keperluannya sudah dipersiapkan,

Beberapa menit setelah kepergian Lusi, putri Azura membolak-balikkan tubuhnya karena merasa kantuknya sudah menghilang. Pikirannya tiba-tiba melayang pada rapat istana pagi tadi, bahwa besok dirinya sudah akan pergi dari istana mengikuti pangeran Narendra.

Putri Azura menatap sekeliling ruangan kamarnya yang akan sangat ia rindukan nanti, seketika itu dia teringat akan sesuatu. Dia bangun dari tidurnya melepas selimutnya dan dengan pelan ia keluar dari kamarnya entah kenapa malam ini sangat sepi tidak ada prajurit yang berjaga mungkin karena sudah larut malam.

Tanpa berpikir panjang, putri azura berjalan menuju balkon yang ada di ujung lorong kamarnya terlihat ada sebuah tangga disana, yang di pastikan tidak akan ada orang yang menyadarinya jika tidak terlalu detail melihatnya. Dengan perlahan putri Azura menaiki tangga tersebut tanpa tersadar bahwa ada seseorang yang melihatnya.

Putri menaiki tangga dengan penerangan sinar rembulan malam sampai di atas memperlihatkan sebuah Paviliun kecil dengan pemandangan malam istana dari atas yang terlihat sangat indah.

Putri Azura berjalan memasuki Pavilliun tersebut, aura yang dingin nan damai terasa saat ia memasuki ruangan tersebut, mengedarkan pandangannya melihat sekeliling isi paviliun yang terlihat masih sama seperti sebelas tahun yang lalu. Bersih dan terrawat, dulu tempat ini adalah tempat bermain putri Azura saat dia masih kecil yang dibuatkan oleh raja dan di pastikan sangat aman tidak perlu takut akan jatuh. Bahkan saking amannya bangunan paviliun ini tidak terlihat seperti sebuah bangunan paviliun dari bawah atau dari manapun karena terdesign dengan sangat apik nampak hanya seperti bangunan tanpa ada ruang didalamnya. Ruangan ini berisikan sebuah ranjang dan beberapa buku dan sebuah boneka kecil yang terletak di atas meja.

Putri Azura melangkah keluar ke balkon paviliun, terbuai oleh ketenangan malam yang diterangi cahaya rembulan. Udara dingin menyapa wajahnya, membawa aroma bunga-bunga yang tumbuh di taman istana. Dia duduk di kursi panjang, menikmati suasana yang damai dan tenteram.

Cukup lama putri Azura disana, desiran angin menerpa wajahnya dan membuat rambut silvernya sedikit berterbangan. Hal itu terjadi hingga perlahan putri Azura merasakan kantuk yang begitu berat sangat pas dengan suasana dingin di pavilium.

Namun belum sempat tertidur Putri Azura tiba-tiba merasakan sepasang tangan kekar meraih pinggangnya, membuat punggungnya menyentuh sesuatu yang keras dan terasa nyaman.

"Mengapa duduk disini dengan pakaian tidur yang tipis seperti ini putri!" sapuan nafas hangat nan sebuah bisikan lembut terdengar pada belakang telinganya ketika seseorang itu merengkuh tubuhnya.

'Nguhhh' Perlahan putri Azura membalikkan badanya yang sudah sangat mengantuk unuk melihat siapa yang tengah memeluknya.

Seketika nerta birunya yang sayu terpaku melihat netra merah indah orang yang tengah merengkuh pinggangnya. Orang ini seorang pria mengenakan sebuah jubah dan juga cadar hitam dengan rambut merah yang samar terlihat karena terkena cahaya rembulan.

"K-kamu Siapa" tanya putri Azura dengan tatapan sayunya.

Melepas cadarnya pria itu menunjukkan sebuah senyuman yang lembut pada putri azura. "Panggil aku Rax, Raxy " ucapnya dengan suara berat nan serak lembut.

Putri Terkutuk Evlogia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang