👸🏼 20. Suasana yang membaik

404 8 0
                                    

Happy Reading!



Putri azura terlihat mengernyitkan alisnya ketika Seperti menyadari Aroma sesuatu, lalu mendongakkan kepalanya dan terkejut bertepatan ia bertatapan dengan sepasang mata abu-abu yang menatapnya tenang nan dalam.

Pangeran merasa dunia seakan berhenti berputar saat matanya bertemu dengan mata Putri Azura. Mereka terikat dalam keheningan yang menyentuh hati. Sebelum wajah tenang putri berubah menjadi sedikit cemas.

"Pangeran kau kembali! Pangeran baik-baik saja? Apa ada yang terluka?" Nada khawatir terdengar dari suara lembut itu, putri Azura berdiri menghampiri pangeran yang baru datang sehabis menangani para bandit di desa sana.

Pangeran Narendra menangkup tangan Putri Azura dengan genggaman yang lembut, namun rasa dingin menjalar di kulitnya. Tatapannya yang abu-abu sedalam samudra menatap Putri Azura dengan penuh makna, namun tak terbaca.

"Aku baik-baik saja, putri Azura," jawabnya dengan suara yang tenang dan lembut. "Para bandit berhasil kami kalahkan. Desa itu aman sekarang."

Putri Azura menarik napas lega. "Syukurlah," ucapnya dengan senyum yang sangat manis "Aku khawatir denganmu, Pangeran."

Pangeran Narendra menatap senyum putri Azura kemudian mengarahkan sebelah tangannya menyentuh dagu putri Azura, dengan perasaan yang aneh sebelum membalas senyum Putri Azura, namun senyumnya itu terasa dingin dan kaku. Dia melepaskan genggaman tangannya dan melangkah menuju sebuah meja kecil yang berisi nampan.

Putri Azura terdiam ditempatnya dengan rasa canggung. Suasana di dalam tenda terasa dingin dan sunyi, berbeda dengan kehangatan yang biasanya mereka rasakan bersama.

Pangeran Narendra duduk di atas sebuah tikar di tengah tenda. Dia mengeluarkan beberapa potong roti dan sepiring sup beserta buah dari nampan.

"Kenapa tidak mau makan?" Tanya pangeran masih fokus pada kegiatannya.

-" menyadari keterdiaman Putri Azura, pangeran sedikit melembutkan wajahnya.

"Mari makan," ajaknya dengan suara lembut tetapi dengan wajahnya yang masih terkesan datar namun tetap tampan.

Putri Azura duduk di hadapan Pangeran Narendra dengan anggun, namun dia tidak menyentuh makanannya. Dia masih merasa canggung dan tidak nyaman dengan sikap tiba-tiba dingin Pangeran Narendra.

"A-aku tidak lapar"

"Perjalanan kita masih jauh"

Mengangkat sebelah tangannya dan mengusap surai perak halus putri Azura. "Makanlah putri, aku tidak ingin kau sakit karena menunda makan"

Pangeran Narendra menyadari kegelisahan Putri Azura. Dia mengambil sepotong roti dan mencelupkannya ke dalam sup. Kemudian, dia menyodorkan roti itu ke mulut Putri Azura.

Putri Azura ragu-ragu untuk menerima suapan itu. Dia menatap Pangeran Narendra dengan tatapan sedikit bingung namun juga dalam hati kecilnya ia merasa senang.

Pangeran Narendra tidak mengatakan apa-apa. Dia hanya menatap Putri Azura dengan tatapan yang penuh makna.

Putri Azura akhirnya membuka mulutnya dan menerima suapan itu. Rasanya hambar, seperti tidak ada bumbu sama sekali.

Pangeran Narendra terus menyuapi Putri Azura, satu demi satu. Dia tidak berbicara sepatah katapun, namun tatapannya tidak pernah lepas dari Putri Azura.

Putri Azura mulai merasa nyaman dengan sikap Pangeran Narendra. Dia mulai menikmati makanannya, dan mereka sesekali saling menyuapi hingga rasa canggungnya perlahan-lahan hilang.

Putri azura merasa sangat nyaman berada didekat pangeran Narendra apalagi setelah ia menghirup aroma pangeran.

Nhumm'

Putri Terkutuk Evlogia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang