WHAT DID YOU SAY?

22 5 0
                                    

HAPPY READING!!!

Hari senin yang cerah ini benar-benar sesuai dengan mood Kania. Dari bangun tidur senyumnya tidak pernah luntur bahkan sempat ditegur Papa saat sarapan. Kania bodo amat yang penting dia tidak ingin merusak good mood nya dengan omongan orang lain.

Ketika sampai di kelas dia bahkan langsung meletakkan satu plastik sedang yang penuh dengan snack dan minuman dari kantin. Itu membuat heran keempat sahabatnya.

"Lo sehat Ni?" Nina menempelkan telapak tangannya di kening Kania.

"Sehat, sehat banget malahan." Kania masih tersenyum sambil membuka satu bungkus snack dengan perisa kentang itu.

"Nggak biasanya Lo dateng senyum-senyum gini, biasanya ngedumel nggak jelas." Winda ikut berkomentar setelah mengambil satu susu rasa stroberi dari plastik.

"Karena hari ini nggak upacara jadi Lo seneng?" Juan ikut mengambil satu roti didepannya.

"Salah satunya, tapi bukan itu."

"Bukan karena kemarin ada yang dateng kerumah Lo kan?" Sekar bertanya tidak yakin tapi dia yakin itu jawabannya.

"Aduh besti Gue yang ini emang paling ngerti deh. Lope sekebon buat Sekar tersayang." Kania sudah melayangkan satu flying kiss yang langsung ditolak oleh Sekar.

"Siapa?"

"Nggak usah Gue jawab juga Lo tahu orangnya Win." Sekar berdecak malas. Penyakit lemotnya sedang tidak hinggap beberapa minggu terakhir ini.

"Rahma?" Nina menjawab tidak yakin.

Kania mengangguk antusias beda dengan Sekar yang justru memutar matanya malas. Sudah dibilang ketiga cewek itu tidak suka dengan Rahma, entah apa penyebabnya. 😏

***

Nina berdecak malas dan memilih sibuk dengan ponselnya. Winda menghela napasnya pelan dan memilih duduk kembali ditempatnya diikuti Sekar.

"Bentar! Kok kalian kaya nggak suka gitu sih?" Kania merubah ekspresi wajahnya dari yang tadinya tersenyum menjadi cemberut.

"Nggak penting." Winda mengibaskan tangannya.

"Kalian kaya nggak ada support sama sekali ke Gue. Rugi dong Gue bangun pagi, beli jajan sebanyak ini. Yang bener aja?" Kania berdecak lumayan keras.

"Terus kita musti gimana? Guling depan? Apa dance K-Pop?" Nina menanggapi setelah selesai dengan susu kotak didepannya.

"Ya apa kek? Kasih selamat atau apalah gitu." Kania menyenderkan badannya di kursi. Dia ngambek pokoknya.

"Selamat Kania!" Juan tersenyum sumringah sambil tangannya mengambil satu macaron matcha, Juan yakin Kania nyolong di toko Mamanya. Tapi bodo amatlah Juan suka kok.

Kania tersenyum paksa dan ikut mengambil satu macaron coklat. Untung kemarin Kakaknya mau diajak kerjasama per-nyolongan roti di toko Mamanya.

"Jangan deket-deket sama Rahma deh Ni!" Winda membalikan badannya dan menatap serius Kania.

"Kenapa? Lo suka juga sama dia?" Percayalah, Kania itu keras kepala. Bahkan diantara yang lainnya Kania itu yang paling susah kalau dibilangin.

"Amit-amit." Winda mengetukkan tangannya dua kali di meja.

"Terus kenapa? Gue suka sama Rahma juga nggak ganggu kalian kan? Kalian nggak gue suruh bayarin date kita kan?"

ABOUT KANIA AND HER STORY (AKAHS) |On Hold|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang